9.Siapa yang membunuhnya?

818 105 0
                                    

"Itu seluruh kebenarannya," kata Kim pada Beth. Ia telah menceritakan semua tentang masa lalu Zinfadel yang kelam.

Beth mulai menangis. Jika ia adalah Zinfadel, ia mungkin sudah menjadi gila bertahun2 yang lalu.

"Apa yang salah, sayang? Mengapa kau menangis?" tanya ibu mereka  sambil memasuki ruang  tamu.

Margie duduk di sofa.

Beth menghapus air matanya. Ia berkata, "Aku hanya menceritakan mengenai sebuah novel menarik yang baru kubaca pada Kim."

"Oh, Beth. Hatimu selalu saja lembut," kata ibu mereka sambil memeluknya.

Margie membuat isyarat tangan supaya Kim datang padanya. Lalu ia memeluk mereka berdua.

"Aku benar2 merindukan kalian, para gadisku," kata Margie, ibu mereka.

Kim protes, "Ma, aku hanya tinggal beberapa rumah dari sini."

"Aku tahu, aku tahu. Masih tidak percaya kalian menikah dalam tahun yang sama. Aku kesepian, kau tahu. Kupikir Kim masih akan melajang selama beberapa tahun lagi."

"Ma!" protes Kim.

Untuk sementara, Kim dan suaminya tinggal di rumah Kota Zinfadel, yang hanya beberapa rumah dari manor Tremayne.

Beth berkata,  "Para bocah lelaki akan kembali saat natal tiba. Manor ini akan kembali meriah lagi."

Margie menganggukkan kepalanya.

Valdison Trentham, pewaris Ivander dan adik lelakinya, Gregor Trentham. Kedua bocah nakal itu sedang bersekolah di Eton seperti nenek moyang mereka.

Para lady menghabiskan beberapa jam berikutnya membicarakan segalanya. Mulai dari cuaca sampai tren fashion terkini.

Margie tersenyum lebar. Kedua gadisnya menikah dengan bahagia. Itu adalah satu2nya keinginan seorang ibu bagi para putrinya.

Akhirnya Margie harus pergi karena ia punya janji dengan para lady dari yayasan pemuda. Mereka akan mengatur sebuah pertunjukkan musik minggu depan. Untuk meminta sumbangan dari kalangan ton. Untuk membangun gedung baru bagi anak2 yatim piatu. 

Akhirnya mereka sendirian lagi.

Beth menutup pintunya. Ia duduk kembali di sofa. Lalu ia bertanya, "Sekarang apa?" 

"Aku harus menangkap pembunuhnya. Para runner berpikir Zinfadel pelakunya. Mereka tidak akan mencari pria lain," kata Kim. 

"Aku ikut."

"Terlalu berbahaya!" protes Kim.

"Kau kakakku. Dan Zinfadel teman baikku," kata Beth sambil menggenggam tangan Kim.

"Thanks, Sis."

Beth berkata, "Setidaknya ia tidak akan digantung. Tidak ada pria bangsawan yang digantung selama bertahun2."

"Ada takdir lebih buruk dari kematian. Ia bisa dikirim ke Bedlam. Atau rumah sakit jiwa lainnya," kata Kim dengan murung.

"Oh, Kim!"

Beth memeluknya. Lalu ia berkata, "Kita akan membuktikan ia tidak bersalah. Aku janji. Kau punya ide dimana Kita harus mulai?"

Kim berkata, "Kurasa Kita harus mulai dari rumah korban. Tidak terlalu jauh dari sini."

"Setuju. Aku akan membawa kaca pembesar. Kita akan menjadi 2 detektif wanita."

Kim hanya tersenyum sedikit. Beth sedang menikmati ini. Ia selalu suka membaca novel misteri.

Mereka berjanji untuk pergi ke rumah Nona Locke besok sore. Lalu Kim pulang ke rumah. Ia sudah sangat merindukan suaminya. 

Seperti biasanya, ia menemukan pria itu di depan grand piano. Masih berusaha menciptakan lagu baru. Tapi Zinfadel kesulitan  berkonsentrasi. Tidak dengan istrinya  yang terus mencumbunya.

Zinfadel melemparkan kertas2nya ke udara. Ia menggendong Kim menuju ranjang. Yah, ia juga merindukan istrinya juga. 

-------------------------------------------------
Jangan lupa vote dan komentarnya:)

Maaf, Bab ini agak pendek.

Kau Milikku (Trentham Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang