Chapter 7

2.6K 158 2
                                    




Hari mulai gelap, warna oranye menyebar di langit dan mataku diberkati. Sebentar lagi malam dan aku tak mengerti bagaimana caranya untuk mengontrol detak jantungku yang terlalu keras. Perasaanku buruk, aku mengerti. Dan entah kenapa aku merasa ini ada hubungannya dengan Alex. Firasat ku mengatakan ia kan datang kemari, malam ini. Tapi kuharap tidak. Aku tak ingin bertemu dengannya. Senyumnya hadir di pikiranku dan itu menakutkan. Dia bukan seseorang yang baik bagiku, bagi siapa saja.

" Sky! ". Aku terkejut atas kehadiran Mom. Dia membawakan ku secangkir teh hangat.

" Terimakasih ". Ucapku pelan dan langsung menyeruputnya. Setidaknya teh ini sedikit menenangkan ku. Mom mengelus rambutku dan itu sangat nyaman.

" Jangan terlalu memikirkannya, lupakan saja! ". Ucapnya yang dibalas anggukan mantap dariku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menceritakan apa yang terjadi di hubunganku dengan Alex karena aku tak tahan. Mom menanggapinya dengan serius, tentu saja. Perbincangan kami berlanjut ke berbagai arah saat Dad, Lottie, dan Louis bergabung. Ini adalah momen yang paling menyenangkan di hidupku.



***




" Ky? ". Bisikan itu terdengar sangat jelas di telingaku. Aku bangkit dari tidurku dan menyisir rambutku ke belakang. Sejak tadi aku sudah tidak tenang, aku tak dapat terlelap seratus persen.


Suara itu terdengar lagi dan aku mantap untuk berdiri. Aku memberanikan diri untuk menyusuri kamarku yang sedikit gelap dan mendapatkan minim pencahayaan dari dinding kaca yang hanya ditutupi oleh gorden putih yang tipis. Aku memastikan pintu kaca itu sudah terkunci dan jantungku rasanya berhenti berdetak saat melihat siluet seseorang yang mirip dengan Alex berdiri di balkon. Aku yakin itu bukan hantu.


" Siapa disana? ". Tanyaku dengan suara yang bergetar. Tubuhku mulai berkeringat dan mataku mencari sesuatu yang dapat ku gunakan untuk memukulnya.


" Ini aku, kekasihmu ". Jawabnya dengan suara Alex karena memang itu dia. Ia mendekat dan mengetuk kaca tebal ini.


" Pergilah! Kau tak akan aman disini ". Air mataku turun bersamaan dengan kata itu terlontar dari mulutku. Alex tergelak disitu dan aku mencari ponselku.

" Kau berubah! Apa karena kau ketagihan dengan ciuman si bajingan Harry? ". Hatiku mencelos mendengarnya. Aku mengurungkan niatku yang mencari ponselku dan memilih untuk melihatnya secara langsung. Tanganku menyingkap gordennya dan terlihatlah wajahnya yang murung di balik kaca. Alex menempelkan telapak tangannya ke kaca seolah-olah berusaha untuk menyentuh wajahku.

" Aku tidak pernah berubah. Bahkan hingga detik ini perasaanku padamu masih sama. Tapi kau menipuku, Alex. Kau tak pernah mencintaiku ". Gigiku bertemu dengan menahan segala kekesalan yang telah hadir mencapai ubun-ubun ku.


" Aku mencintaimu, Ky. Buktinya aku tahu apa saja yang terjadi padamu sejak kemarin. Meskipun aku jauh darimu, kau tetap dalam pengawasanku. Kau tak bisa pergi dariku, kau harus tahu itu. Meskipun banyak bajingan diluar sana yang menginginkanmu tetap saja mereka tak akan bisa. Kau milikku! ". Ia menggeram lalu menempelkan bibirnya ke kaca dan aku mundur. Alex berciuman dengan kaca dan aku ingin tertawa disaat yang sama sekali tidak tepat.
" Hingga detik sialan ini aku masih merasakan bagaimana bibirmu itu menempel sempurna di bibirku. Dear, aku akan pergi sangat jauh darimu tapi tetap saja aku dapat melihatmu. Dan oh, aku hanya ingin bilang, jangan menyakiti pikiranmu tentang jalang yang mengaku sebagai gadisku, dia tidak lebih dari seorang jalang, dia tidak lebih dari sekedar benalu di hidupku "

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang