Chapter 35

1.3K 88 5
                                    




Harry's POV

Sial!

Si jalang Emily muncul di depan rumahku dan memarahiku lantaran aku membantu Louis dan Eleanor menjadi sepasang kekasih. Dia memakiku dan berteriak-teriak tak lupa menggunakan jari telunjuknya yang bercakar panjang ke arah wajahku, menuduhku. Aku hanya memutar bola mataku dan mendudukkan diriku di kursi tak peduli dengan radio rusak di sebelahku.

" Aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mendapatkan kembali kekasihku ". Aku tergelak meremehkannya. Ingin sekali aku menonjok bibirnya, sayangnya dia perempuan.

" Sadarlah wahai wanita murahan. Kau tidak serius dengan Louis kau hanya mengincar hartanya ". Ucapku sarkas tapi tetap saja berusaha mengabaikannya. Lagipula aku juga tak akan membiarkan dia mendekati sahabatku lagi. Bisa-bisa dia melakukan hal yang lebih parah dari waktu itu.

" Tidak! Itu sama sekali tidak benar! John membodohi ku dan aku terpaksa melakukannya. Aku mencintai Louis ". Ia membela dirinya dengan frustasi seperti orang yang kehilangan akal sehat. Ayolah, siapa yang mau mempercayainya meskipun dia telah berubah menjadi orang gila sekalipun.

" Tentu saja kau mencintai Louis karena Louis punya banyak harta. Ck, pergilah dari sini! Kau membuang-buang waktuku ". Dengan itu aku masuk ke dalam rumah dan membanting pintunya sebelum wanita gila itu menerobos masuk. Ia menggedor-gedor pintuku tapi aku tidak peduli. Lebih baik aku menonton gadisku yang sedang terlelap karena kelelahan akibat ulahku tadi.

Pintu kamarku yang terbuka membuatku melihat dengan jelas Skylar yang tertidur di bawah selimutku. Aku mendekatinya dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. Kecantikannya bertambah berkali-kali lipat saat dia tidur dan wajahnya nampak damai dan polos. Aku benar-benar mencintainya dan berjanji akan menjaganya seumur hidupku. Semoga Tuhan mengizinkanku untuk memilikinya hingga akhirnya aku harus kembali pada-Nya.

Skylar membuka matanya dan mata biru yang teduh itu menatapku lembut. Aku tersenyum dan mengambil tangannya untuk ku kecup.

" Kau tidak tidur? Jam berapa ini? ". Tanyanya sambil mendudukkan dirinya, ia juga berusaha menutupi buah dadanya yang telanjang. Ide liarku bermain dan aku pun menarik paksa selimut yang menutupi tubuh indahnya.
" Harry! ". Peringatnya sembari mendecih kesal.

" Kau masih saja malu! Aku ini pacarmu ". Seruku. Aku menjulurkan lidah dan menjilat pundaknya. Skylar kegelian dan tertawa cekikikan.

" Harry, aku mau melakukan blowjob untukmu. Tadi aku lupa memintanya ". Ucapnya diiringi dengan matanya yang mulai menggelap. Ada gairah disana bermunculan. Aku menyeringai dan terkekeh sedikit karena teringat pada saat pertama kali ia melakukan blowjob. Itu sangat menggelitik perutku karena dia sangat polos dan memperlakukan penisku seperti sebatang es krim rasa baru yang dicicipinya.

" Tentu ". Ucapku lalu melepaskan celanaku. Skylar menyentuh kejantanan ku tanpa ragu seperti pertama kalinya. Ia mendekatkan wajahnya dan memasukkan penisku ke mulutnya. Desahan panjang lolos dari mulutku begitu lidahnya bermain.
" Gunakan tanganmu juga, sayang ". Ucapku dan mendesah lagi. Desahanku semakin terdengar saat Skylar semakin mahir melakukannya, aku lalu merasakan gejolak dan spermaku menyembur ke mulutnya dan mengenai matanya. Ia terkejut dan terdiam layaknya patung. Aku tertawa terbahak-bahak.

" Oh Harry kenapa kau tidak bilang? ". Tanyanya sedikit kesal lalu menyentuh mulutnya yang terbuka. Ia melihat spermaku dengan seksama.

" Telanlah! ". Pintaku tapi dia menggeleng.
" Telan! Itu enak seperti susu kental manis ". Ucapku bercanda. Ia menatapku ragu-ragu sebelum benar-benar menelannya. Wajahnya mengernyit antara marah dan heran.
" Enak kan? "

" Asin ". Tawaku kembali meledak. Skylar membersihkan mulutnya dan bangkit berdiri. Ia pergi ke kamar mandi meninggalkanku yang masih tertawa seperti orang gila. Astaga, aku benar-benar mencintai gadis itu!






***







Aku mengantarkan Skylar kembali ke rumahnya dan secara kebetulan dicampuri kesialan, disini ada perkelahian antara Eleanor dan Emily. Louis terlihat kewalahan menghadapi Emily yang sedang berusaha menyerang Eleanor, sedangkan Lottie yang sibuk melindungi Eleanor. Skylar tiba-tiba berlari ke arah mereka dan aku pun demikian. Aku menarik dengan kasar Emily agar si gadis brutal ini menghindar.


" Sialan kau bajingan Styles jangan coba-coba menghalangiku! ". Teriaknya dan hendak menyerang lagi tapi James datang dan memegangi tangannya di belakang tubuhnya. Keributan di ruang tamu Louis menyebabkan seluruh asistennya datang.
" Lepaskan aku, perut buncit! ". Ucapnya mengejek James dan meronta-ronta tapi tenaga James jelas bukan tandingan perempuan manja seperti Emily.

" Lebih baik kau menyingkir dari rumah ini, jauhi kakakku! ". Skylar maju lalu menampar pipi Emily dengan keras, membuatku tertegun. Bukan hanya aku tapi semua orang di ruangan ini. Emily menatap gadisku dengan penuh kebencian.

" James bawa dia keluar! ". Ucapku dingin. James pun langsung menyeret gadis itu keluar dengan kesusahan karena Emily terus meronta.


" Ele apa kau baik-baik saja? ". Ku lirik Eleanor yang terduduk dengan wajah syoknya. Skylar memberinya air putih. Aku lalu mengajak Louis untuk ke belakang dan bicara dengannya. Tentu saja soal mantannya yang gila.



" Mate, apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa dia nekat mendatangimu? Asal kau tahu dia juga mendatangi rumahku tadi ". Louis terlihat sangat pusing dan ia menangkup wajahnya dengan frustasi.


" Aku tidak tahu kenapa dia bisa bebas dengan cepat. Intinya dia datang kemari dan menyerang Eleanor. Dia juga berusaha mengatakan bahwa itu bukan kesalahannya ". Jelas Louis. Aku menghela nafas sebelum kembali menasehatinya.

" Jangan mempercayainya! Dia pasti berusaha untuk mendapatkanmu lagi dan ya menyakitimu lagi. Aku yakin, kau akan bahagia dengan Ele. Dia baik dan mencintaimu sejak dulu. Aku harap kau tak akan termakan dengan omongan Emily ". Louis menganggukkan kepalanya lalu menepuk bahuku. Dia lalu mengajakku untuk makan malam.




Kami semua berkumpul di meja makan dan memulai makan malam.
Mataku tak terlepas dari gadisku yang sudah berganti pakaian. Ia mengenakan kaus putih kebesaran dan celana pendek. Itu sangat santai tapi begitu mempesona ku.


Aku menurunkan tanganku untuk meremas pahanya dan dia melihatku, memberiku tatapan peringatan. Deheman Louis membuatku secara langsung melepaskan tanganku. Aku menatap Louis dan melihatnya memberiku tatapan 'kau bercanda?'

Aku terkekeh dalam hati lalu mengabaikan kenyataan bahwa aku sudah sangat ereksi.


Skylar mengambilkan ku makanan tapi menanyakannya terlebih dahulu. Aku kagum dibuatnya dan merasa sangat yakin bahwa dia pantas untuk menjadi pendamping hidupku. Meskipun dulu aku tak mempercayai hal-hal ini tapi aku juga pernah dekat dengan seseorang tapi tidak sesempurna Skylar. Skylar adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang membuatku percaya akan adanya ikatan perasaan dengan orang lain. Kau bisa memanggilnya 'cinta'.


Dulu, aku memang hanya bernafsu padanya tapi sekarang tidak, aku tahu aku mencintainya dan menyadari itu. Semuanya memang berawal dari nafsu tapi ada cinta di antaranya. Sekarang cintaku padanya jauh lebih besar. Dan itulah kekuatanku.
























Aww... harrehhhhhh you are so sweet 😥

Rrrrrrr
Jan lupa vommentsnya ya biar ga krik-krik

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang