Chapter 22

1.5K 110 25
                                    



Suara kaca yang pecah membuatku melompat dari atas ranjang. Tak lama ku dengar Lottie berteriak sangat nyaring dan aku langsung berlari ke sumber suara. Aku menemukan Lottie yang mengalami pendarahan di tangannya dan juga jendela lantai atas yang pecah berkeping-keping.

" Gosh! Lottie! Siapapun tolong bawakan kotak obat! ". Aku berteriak dengan panik kepada siapapun yang mendengarnya. Lottie meringis kesakitan dan aku mencabut pecahan beling berukuran kecil yang menancap di pergelangan tangan Lottie.

" Aw. Sky, ada yang berusaha melempari rumah kita "

" Astaga! Nona apa kau baik-baik saja? ". Alison, Sandra, dan Lena datang. Mereka nampak shock dan langsung mengobati tangan Lottie.

" Aku baik-baik saja, Ali hanya saja ini sangat perih ". Ucap Lottie kesakitan. Aku menjauh darinya dan melihat ke arah jendela yang salah satu kacanya ini pecah. Posisinya memang menghadap pas ke jalan, mungkin saja pelakunya memecahkannya dari sana. Tapi tunggu dulu, aku menemukan sebuah batu berukuran sedang dan dibungkus dengan lakban dan kertas. Aku mengambilnya yang berada tak jauh dari Lottie lalu menemukan tulisan berwarna merah disana.



'Let the games begin'


Sialan, jelas ini semua perbuatan Alex.


" Sandra dan Alison tolong bersihkan kekacauan ini, Lena tolong beritahu James dan yang lain di bawah. Aku akan segera menghubungi Louis dan Dad juga Mom "



***



Bola mataku secara otomatis berputar saat melihat Louis yang pulang dan dia membawa ke-empat temannya. Kau tahu tujuanku pada siapa. Aku berani bertaruh ke-empat orang itu akan menginap disini. Louis datang dan memelukku juga Lottie. Wajah khawatirnya nampak jelas disana.

" Kalian baik-baik saja, bukan? ". Tanyanya lembut dan mengecup kening kami satu persatu.

" Aku baik-baik saja dan Lottie ya kau bisa melihatnya sendiri. Bukannya aku sudah memberitahu mu tadi? ". Tanyaku terkekeh. Louis mengambil tangan Lottie yang terluka dan memeriksanya.

" Apa kau melihat siapa orangnya? "

" Aku kebetulan lewat di dekat jendela itu dan tiba-tiba saja jendelanya pecah dan serpihannya menggores tanganku ". Jelas Lottie. Aku pun memberikan kertas yang ku temukan tadi pada Louis. Dia membacanya dan mengepalkan tangannya, membentuk kertas itu lalu mencampakkannya ke lantai dengan geram.


" Aku yakin itu Alex ". Ucapku dan berdiri di kedua kakiku. Aku menarik nafas dalam-dalam. Ulahnya terlalu membahayakan, mungkin aku sendiri yang akan bicara 4 mata dengannya. Aku rela mati asalkan keluargaku tak dalam bahaya lagi.



" Aku bersumpah akan menghajarnya hingga babak belur jika aku bertemu dengannya ". Mataku menyipit ke arah Niall. Wajahnya bahkan tak serius sama sekali. Uh...aku ingin sekali datang ke arahnya dan mencubit pipinya sekuat tenagaku. Tapi Zayn melampiaskan kegemasanku karena ia menampar bokong Niall dengan keras. Dua orang itu malah bermain kejar-kejaran di dalam rumah ini. Astaga, bisa-bisanya mereka bertingkah begitu sementara keadaan disini sedang serius-seriusnya.



" Aku ingin bicara denganmu ". Tiba-tiba Harry telah berada di sebelahku. Ia menggandeng paksa tanganku dan aku sudah tahu tujuannya. Pasti ia kan mengajakku ke kamarku.
" Apa maumu, Skylar. Apa? Katakanlah! Aku benci terus-menerus di abaikan olehmu ". Aku mengernyit heran pada Harry. Sebegitu frustasinya dia. Ia nampak seperti bandit yang kehilangan barang curiannya.


Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang