Chapter 38

1.2K 86 4
                                    






Aku terbangun dan dalam keadaan diselimuti oleh selimut tebal yang hangat. Aku memandang ke sekeliling dan mendapati aku berada di kamar ini sendirian. Kamar ini jauh berbeda dengan kamar menjijikkan waktu itu. Kamar ini bersih dan rapi. Tapi tetap saja terdapat senjata tajam dimana-mana. Tanganku menyibak selimut, aku menatap tubuhku yang telanjang penuh dengan bercak kemerahan. Aku menyentuhnya dan sakit yang kurasakan.


Tidak seperti waktu itu, ponselku tidak ada disini. Yang pasti ku yakini, Alex telah membuangnya untuk menghilangkan jejak, atau mungkin menyimpannya, entahlah.



Tapi sial, kenapa kamar ini tidak punya jendela? Seandainya saja ada mungkin aku sudah tahu dimana aku berada, setidaknya aku tidak dilingkupi oleh rasa penasaran.



" Ky? ". Spontan aku menoleh dengan keterkejutan ku. Alex berdiri di ambang pintu yang tadinya tertutup rapat. Aku heran kenapa dia lebih mirip dengan hantu, keberadaannya sulit untuk ditafsirkan. Dia bisa muncul kapanpun dia mau.



Alex menghampiriku dan menepuk bokongku. Aku hanya mendongak menatapnya kesal.


" Tubuhmu kemerahan ". Ucapnya yang dibalas tawa hambar dariku. Aku ingin menanyakan perihal ponselku tapi ku tahu hal itu hanya akan mendatangkan mala petaka untukku. Aku tidak ingin dianiaya olehnya lagi kalau bisa yang kemarin adalah terakhir. Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk menuruti segala perintahnya, ku tahu harapan ku tak besar. Semoga saja aku segera ditemukan dan terbebas dari tempat terkutuk ini.
" Sudahlah, berhenti berharap terbebas dariku! Kau sudah di takdirkan untuk hidup sebagai budakku "



Aku tergelak mendengarnya. Demi apapun aku yakin sekali Tuhan akan menolongku. Cepat atau lambat aku pasti bisa pergi dari sini. Aku yakin kekasihku juga tak akan tinggal diam apalagi keluargaku.



" Apakah tidak ada yang bisa ku lakukan selain memuaskan nafsu keji mu? Seperti membersihkan rumah ini? ". Tanyaku memberi harapan kecil pada diriku sendiri untuk mengetahui dimana aku berada. Dan siapa tahu dia punya tetangga jadi aku bisa meminta tolong.



" Kau disini sebagai budak seks ku bukan pembantu. Kau hanya akan berada di kamarku dan menyiapkan tubuhmu untuk ku setubuhi kapanpun aku mau ". Jawab Alex bernada gelap. Aku mulai ketakutan saat dia menggenggam pergelangan tanganku dengan kuat.
" Termasuk sekarang. Ikut aku! ". Dia menarikku dengan paksa dan menendang sebuah pintu yang ternyata pintu kamar mandi. Setelah masuk, dia mengunci pintunya dan menyalakan shower. Kulitku terasa perih begitu terkena air sementara Alex membuka seluruh pakaiannya. Ia lalu menampar kedua pipiku secara bergantian dan menjambak rambutku saat tanganku menutupi pipiku yang sakit.



Aku kembali menangis karenanya tapi dia jelas tak peduli. Tangannya yang besar membekas di kulitku saat dia menamparnya. Alex lalu memasukkan kejantanannya padaku setelah berhasil menghimpit ku ke dinding dan membuat kakiku tak lagi menapak di lantai. Dia juga menjilati seluruh wajahku layaknya es krim.



" Oh fuck! Betapa beruntungnya si pecundang Harry berhasil mengambil keperawanan mu, Ky. Tapi tak apa, kau masih sangat nikmat ". Ucapnya menyayat hatiku. Wajah Harry terbayang di pikiranku. Aku merasa sangat bersalah padanya. Aku mengkhianati cinta kami.






***





Harry's POV





Aku bagaikan pria menjijikkan yang hanya bisa menangis sementara gadisku menghilang entah kemana. Rasa rindu bercampur penyesalan membakar diriku. Sudah dua hari ini Skylar tak kunjung di temukan. Bayangan-bayangan mengerikan tentangnya menyerang tidurku yang bahkan tak lelap sedikitpun. Aku tahu telah berusaha sekuat tenagaku, keluarga Skylar pun tak menyalahkan ku sedikitpun, tapi tetap saja aku menyalahkan diriku sendiri. Aku merasa putus asa, jejaknya benar-benar tidak ada. Bahkan polisi pun hingga detik ini tak memberikan kabar perkembangan.


Aku mencoba bangun dari posisiku yang duduk di sudut kamarku. Aku harus tegar dan kembali mencari keberadaan Skylar meski tanpa petunjuk sekecil apapun. Tanganku merampas ponselku yang tergeletak di atas meja ku juga kunci mobilku yang tergantung di tempatnya setelah itu aku pergi ke tempat dimana tas milik Skylar di temukan. Aku menghentikan mobilku di pinggir jalan ini lalu keluar dan memandang kesana-kemari, berharap sosok gadis berambut cokelat dengan wajah cantiknya berdiri di sekitar sini menungguku untuk membawanya pulang. Aku menutup mataku dan membayangkan Skylar datang dan memelukku lalu kami berciuman dan ku peluk tubuhnya erat, tak ingin dia pergi lagi. Nafasku yang mendadak sesak menyadarkan ku dari bayanganku yang menyedihkan ini. Meskipun itu hanyalah sebuah gambaran tapi terasa sangat nyata. Itu menguatkan ku dan meyakinkanku bahwa cepat atau lambat Skylar akan kembali. Aku bersumpah jika ia ditemukan aku langsung menjadikannya istriku lalu membawanya dari kota ini dan hidup di sebuah tempat dimana dia akan bahagia bersamaku tanpa takut oleh orang-orang yang mempunyai niat jahat terhadapnya.


Aku menatap jalan panjang ini yang begitu sepi, suasana juga mulai gelap tapi tak menyurutkan semangat ku untuk mencoba menemukan jejak Skylar. Perutku mendadak keroncongan karena aku tak mengisinya sejak pagi bahkan aku tak menenggak minumanku sedikitpun saat kuliah tadi. Yang ku pikirkan hanya satu, yaitu Skylar.


" Hai Harry! ". Aku langsung menoleh ke belakang begitu mendengar namaku di panggil. Mataku terbuka lebar menemukan Alex berdiri di depan mataku. Si keparat ini tersenyum santai melihatku. Tanganku terkepal kuat bersiap-siap untuk menonjok wajahnya yang sialan.


" Dimana gadisku, bastard? ". Tanyaku geram dan pelan. Dia tergelak meremehkan ku sembari memutar bola matanya. Rasanya kesabaran ku hampir habis melihat wajahnya yang memuakkan.



" Dia aman bersamaku, Styles. Bilang pada ibunya kalau dendam ku sudah dibayar oleh anak gadisnya yang menggairahkan. Kau tahu dia punya vagina ternikmat di dunia ini ". Ucapnya lalu tertawa mengejekku. Dadaku naik turun. Semua kata-kata yang terlontar dari mulutnya memberiku gambaran pasti yang sangat mengerikan tentang Skylar. Dia telah menyetubuhi gadisku dan pastinya dengan paksaan dan kekerasan. Aku tidak dapat mentolerir apa yang telah dilakukannya jadi tanpa aba-aba aku langsung menghujaminya dengan tonjokan keras dari tanganku. Aku menonjok perutnya terlebih dahulu lalu wajahnya hingga dia tersungkur. Si bedebah ini sempat-sempatnya tertawa dan mencoba bangkit dari aspal. Tapi sebelum itu aku menendang tubuhnya sambil membayangkan bagaimana dia memperlakukan Skylar waktu itu. Dia terguling dan aku menduduki tubuhnya. Tanganku menarik kausnya dan menonjok wajahnya yang sudah berdarah.


" Dimana dia, bajingan? ". Aku bertanya dan memberikan lagi tonjokan keras. Darahnya semakin banyak tapi aku lebih senang membunuhnya sekarang juga. Sayangnya aku membutuhkan mulutnya untuk memberitahu dimana Skylar berada.


" Kau pikir aku akan memberitahu mu? Jangan bermimpi! ". Aku jatuh ke belakang karena dia memukul wajahku tepat di hidungku. Kepalaku terasa berputar-putar seiring dengan darah kental yang keluar dari hidungku.

Alex datang dan menghujamiku dengan pukulannya yang sangat keras. Aku tergeletak tak berdaya menyebabkan Alex tertawa penuh hinaan terhadapku. Pandanganku mengabur dan rasanya aku tak sanggup lagi. Akhirnya mataku seratus persen terpejam.

































Hey guys, finally aku apdet.
Gimana pendapat kalian tentang chapter yang satu ini? Apakah kalian bisa membaca pikiran author tentang jalan ceritanya? Kalau punya teori, share di bawah ya! Dan kasih tahu juga apa yang ada di pikiran kalian soal Harry. Apakah dia cuma pingsan atau.... deddddd?


Au ahhh gelap...

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang