Chapter 16

1.8K 125 9
                                    


Tanganku melambai pada mobil yang melaju dengan perlahan. Mom dan Dad berangkat pagi-pagi sekali ke Kanada. Akulah yang menjadi paling cengeng disini karena hanya aku yang menitikkan air mataku.
Untungnya hari ini jadwalku kosong jadi aku bisa bersantai seharian dirumah terlebih lagi pastinya aku akan sibuk memikirkan perjalanan kedua orang tuaku. Setidaknya aku tidak mendengarkan penjelasan seorang dosen tapi pikiranku melayang kemana-mana.

" Huh...sekitar jam 8 aku akan pergi dengan Ed. Kau bisa kan sendirian di rumah, Lil sis? ". Lottie bertanya tapi matanya masih fokus memandang mobil yang Dad yang mulai mengecil di pandangan. Aku menggidikkan bahuku.

" Louis bisa menemani-- "


" A, a, a, no, no, no. Aku akan menemani Emily ke mall hari ini ". Louis memotong ucapanku sembari menggelengkan kepalanya dan memasang wajahnya yang menyebalkan. Dahiku mengerut kesal.

" Oh biarkan saja, aku bisa mengadu ". Lidahku menjulur mengejek, lalu aku masuk ke dalam rumah dengan kaki yang menghentak-hentak kesal. Mereka berdua tertawa diluar sana. Aku berhenti melangkah dan mengambil gagang telepon rumah yang berdering.
" Halo? "


" Hey, it's Zayn hahaha ". Dahiku kembali mengernyit heran. Sebenarnya apa yang salah dengan teman-teman Louis? Mereka semua aneh. Terlebih lagi Zayn.


" Ya Zayn, ini aku Skylar ada apa? Kenapa kau tertawa tanpa sebab? "


" Ah kebetulan sekali hahaha. Sebenarnya aku hanya mau bilang kalau Harry ternyata suka p-- ". Aku menjauhkan gagang teleponnya dari telingaku lalu mengucapkan kata 'halo' beberapa kali, ternyata aku tak terhubung lagi dengannya. Aku menatap telepon ini geram lalu mengembalikannya pada tempatnya.
Huh...


Kenapa semua orang sangat menyebalkan hari ini?


***



Bel rumahku berbunyi beberapa kali. Dengan bergegas aku berlari ke bawah dan membukakan pintu untuk tamu yang datang. Begitu pintunya terbuka, kudapati seorang wanita muda yang mungkin seusia Harry berdiri dengan tas selempang dan paper bag yang menggantung di tangannya. Ia tersenyum manis padaku.


" Hey, kau pasti Skylar? ". Tanyanya. Aku mengangguk bingung padanya.
" Ah, namaku Eleanor ". Ucapnya lagi dan memberi tangannya padaku untuk ku jabat. Aku memberi figur ramah padanya dan dia mendadak menjadi gugup di hadapanku.


" Ada keperluan apa kau datang kemari? Apa kau teman Lottie? ". Tanyaku lalu dia menggeleng lalu mengangguk dengan cepat dan kikuk. Aku memasang wajah keheranan tapi dia malah semakin gugu, menunduk dan bergerak sangat risih di depanku.

" Lebih tepatnya aku adalah sekertaris Louis. Apa dia ada? "


" Tidak. Dia pergi bersama pacarnya ". Mendengar jawabanku tiba-tiba wajahnya berubah sedih. Sebenarnya tidak terlalu signifikan tapi aku dapat menangkap kesedihan itu di wajahnya.

" Oh begitu. Kalau begitu aku hanya menitipkan ini untuknya. Permisi ". Katanya pelan dan memberiku paper bag nya dan berbalik untuk pergi. Aku menerimanya lalu mengintip isinya. Ada beberapa dokumen dan sebuah kotak kecil di dalamnya. Merasa ini adalah hal yang mungkin privat aku pun tak mau nakal untuk membukanya.

Aku masuk ke dalam rumah dan menaruh benda ini di ruang kerja Louis. Pikiranku tak lepas dari Eleanor yang menurutku sangat aneh. Seorang sekretaris profesional pastinya tidak bersikap seperti itu. Apa mungkin dia punya hubungan lain dengan Louis? Bukan hanya sekedar rekan kerja. Ah masa bodoh itu bukan urusanku.

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang