Chapter 29

1.3K 103 15
                                    


Sebelumnya aku pengen curhat nihhh...
Kalian ada yang tahu gak rumornya Harry sama model Jepang itu si kiko 😥

Menurut kalian gimana kalo itu beneran? Kalian ikhlas gak sih 😭
Kalo aku pribadi sih nyesek cuyyy, apalagi aku emosional dari kemarin waktu ngelihat foto Harry bareng cewek-cewek yang entah siapa-siapa dah itu, aku cemburu dan takut banget dari kemarin, sampe ngebayangin kalo misalnya Harry nikah dan punya anak gimana (padahal aku tahu kalo kemarin Harry masih jomblo aja), semuanya deh aku bayangin eh tau-taunya tadi pagi buka ig malah dapet berita ginian 😭😭 meskipun baru rumor belaka tapi tetap aja apalagi Harry follow Ig nya cewek itu 😭

Berarti aku punya feeling yang wow banget ya tentang Harry 😌 belum tahu beritanya aja udah kerasa ada sesuatu duluan

Sumpah gaes aku tambah ngedown ngeliat berita itu. Semoga aja sih itu gak bener, soalnya aku pengen Harry sama cewek yang lebih baik lagi, denger-denger si kiko itu rasis 😛. Tapi kalo ternyata si kiko itu baik buat Harry ya apa boleh buat


Ahhh udah deh pusing mikirinnya dah baca aja deh ni cerita abal-abal aku

Happy reading!










Harry's POV




Hingga saat ini aku masih berada di rumah Louis. Kami berempat berencana menginap karena Louis pun mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan karena Ele mau menjadi kekasihnya. Beruntungnya Louis mendapat gadis sebaik Ele sedangkan aku? Menjadikan Bennett yang jelas-jelas wanita sesat sebagai kekasihku. Aku memang sudah gila dan semua karena Skylar. Gadis bodoh itu membuatku gila, benar-benar gila. Dan sialnya, aku membuat pengakuan aneh di hadapannya lantaran kecemburuan ku yang besar karena dia sedang dekat dengan teman sejurusannya. Fuck, sampai kapan aku seperti ini?

" Harold, kemarilah! ". Louis memanggilku dan aku kembali ke bumi. Aku memang sedang duduk merenung jauh dari mereka semua yang tengah bercanda sembari memanggang daging disana.

" Aku sedang sakit perut ". Bualku dan memasang wajah datar. Louis kembali fokus pada kegiatannya dan aku memilih untuk mengirimkan pesan untuk Skylar karena dia tak kunjung pulang. Jelas aku khawatir karena dia pergi dengan celananya yang super pendek dan memamerkan pahanya yang ingin ku jilat saat itu juga.

Baru saja aku membuka aplikasi WhatsApp, aku terpaku pada foto profilnya yang baru ia ganti. Awalnya foto profilnya adalah foto dirinya bersama dengan kakek neneknya tapi sekarang ia menggantinya dengan foto yang menampilkan kemesraannya dengan temannya itu. Holy fuck kalau begini caranya pria ini bukan temannya lagi, mereka mungkin sudah berkencan sekarang, keparat! Aku tidak terima!

Dengan cepat jari-jari tanganku mengetik di layar keyboard, memintanya untuk segera pulang. Bila perlu aku yang menyeretnya pulang ke rumah, aku akan menjemputnya dimana pun dia berada sekarang.

Tak membutuhkan waktu lama ia segera membalas pesanku dan hell yeah dia memintaku untuk menjemputnya. Kemana prianya? Apa dia tak bertanggung jawab atas gadisnya yang harus pulang malam karenanya? Ini akan jadi kesempatan bagus agar Skylar sadar diri dan memutuskan hubungannya.

Aku berdiri dan berpamitan pada mereka semua untuk menjemput Skylar. Aku mengendarai mobilku menuju ke alamat yang dikirimkannya. Hatiku berdesir hebat, tak tahu mengapa. Kali ini berbeda karena dia mau membalas pesanku tidak seperti biasanya saat dia sedang marah dan berusaha mengabaikan ku, ia sama sekali mengabaikan pesanku bahkan tak membacanya.

Aku menemukan alamatnya dan aku melihat Skylar yang sudah menungguku di halaman rumah pacarnya. Ia sendirian disana. Pria macam apa membiarkan gadisnya pulang sendirian? Dasar sialan! Lihat saja, kalau aku bertemu dengannya besok, aku bersumpah akan menonjok hidungnya.

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang