Chapter 39

1.2K 76 8
                                    






Skylar's POV



Pintu kamar ini terbuka menampilkan sosok Alex dengan wajahnya yang babak belur. Ia memberiku sorotan matanya yang tajam. Ku lirik ada bercak darah di tangannya. Dia pasti baru saja berkelahi, atau mungkin membunuh seseorang. Astaga, bagaimana jika dia mendadak masih sangat marah dan melampiaskannya padaku?



" Alex? Apa yang terjadi padamu? ". Pertanyaanku malah membuatnya menyeringai ngeri. Ada iblis dibawah seringaiannya itu.




" Aku baru saja bertemu dengan pacarmu yang tercinta ". Jawabnya yang mana membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Dia bertemu dengan Harry itu artinya Harry lah yang berkelahi dengannya.




" Apa yang kau lakukan padanya, Alex? ". Pandanganku memburam karena air mata telah bertumpuk di pelupuk mataku. Seringaian Alex semakin besar dan aku mewanti-wanti bibirnya yang mulai menjawab



" Membunuhnya ". Detik itu juga terasa ribuan panah menghujami tubuhku. Aku terjatuh dan terduduk sambil menggeleng-gelengkan kepalaku tak percaya. Aku hanya menangis dalam diam tapi hatiku begitu hancur, hidupku hancur.



Alex terkekeh melihatku dan aku telah kehabisan kesabaran membuatku berdiri dan memukulinya sekuat tenagaku.



" KAU JAHAT, ALEX! KAU JAHAT! ". Tanganku tak berhenti memukulnya. Dia hanya diam tanpa melakukan perlawanan sedikitpun padaku, bahkan hanya sekedar melindungi dirinya sendiri.
" Aku membencimu, kau keparat bedebah tak layak untuk hidup! ". Di kalimat terakhir itu aku kembali terjatuh di lantai dan menangis sejadi-jadinya dan dalam hati juga pikiranku aku menyebut nama Harry berulang kali.






" Skylar-Skylar. Aku heran padamu. Meskipun pacarmu-- oh atau harus ku sebut mantan pacarmu itu masih hidup, dia juga tak akan pernah bisa bersamamu. Dia pastinya akan memiliki seseorang yang lain karena apa, karena kau disini bersamaku selama-lamanya. Jadi berhentilah menangisinya, sebelum aku berbuat jahat padamu! ". Ucapnya dengan kekejiannya yang benar-benar kelewatan. Oh dia bahkan sudah berbuat jahat padaku dengan berbagai cara dan dia masih bisa mengancam ku, hebat. Aku menyeka air mataku dengan punggung tanganku dan berdiri. Aku tak mempedulikan Alex dan memilih untuk tidur. Tidur di dalam tangisku.





***





" HARRY! ". Sontak aku terduduk dari tidurku. Aku baru saja memimpikan Harry. Mimpi itu sangat buruk, aku bermimpi dia pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya di tangan Alex. Mimpi itu seolah-olah memberitahuku kejadian sebenarnya yang terjadi diantara Harry dan si biadab Alex. Aku kembali mengeluarkan air mata, sakit hatiku bertambah setelah memimpikan hal itu.



" Harry sudah mati kenapa kau masih memanggilnya? ". Pintu itu terbanting keras. Aku tak mau melihat si sialan itu yang berdiri disana. Dia lalu menghampiriku di ranjangnya. Tangannya menyentuh kulit telanjangku yang dingin. Lihat kekejamannya. Dia bahkan tidak memberiku sehelai benangpun. Selimut juga tidak ada.
" Mulai sekarang berhentilah memikirkannya. Kau milikku. Kau akan bahagia bersamaku hingga mati. Kau punya aku disini jadi untuk apa kau memikirkan yang lain? "




Aku tergelak tak percaya di bawah tangisku yang mulai berhenti. Aku mencoba menatap wajah sialannya.




" Bahagia bersamamu? ". Tanyaku penuh rasa geli.
" Aku tak akan pernah bahagia bersamamu, bajingan. Kau  memperlakukanku sebagai seorang budak seks. Bukan sebagai gadis yang kau hormati harga dirinya. Bagaimana bisa aku bahagia? ". Nada suaraku terdengar begitu pedas. Alex menatapku garang lalu mencengkeram daguku. Aku menahan ringisan ku.




Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang