Chapter 11

2.3K 132 2
                                    




" Apa-apaan? ". Aku menepis tangannya dariku dan dengan segera aku naik dari kolam dan meraih handuk kimono ku yang ku letakkan di atas kursi lalu memakaikan dengan cepat. Perasaanku tidak enak. Semoga saja dia tidak serius.



Aku pergi ke kamarku dan sialnya dia mengikuti langkah ku. Aku tetap berusaha tenang meskipun ku tahu dia juga masuk ke dalam kamarku.



" Ayolah, Ky! Sudah lama aku menginginkanmu ". Rahangku jatuh ke bawah mendengarnya. Aku membalikkan badan dengan ekspresi yang masih sama. Aku mendapati tatapan tajam menusuknya yang ia berikan padaku.



" Aku tidak mau! Apa maksudmu? Kau benar-benar bajingan! ". Maki ku. Harry malah tergelak seolah-olah meremehkan ku.



" Kau mau menunggu hingga Alex si bandit gila itu keluar dari penjara lalu memperkosamu? Kau sudah putus dengannya tapi dia tak akan diam begitu saja. Mungkin kau akan bernasib sama dengan gadis di restoran ibumu ". Mulutku lagi-lagi menganga tak percaya. Bibirku kering dan tenggorokanku seperti tercekat. Aku kesulitan berbicara tapi aku ingin melawannya.


" Kau sangat licik! Kau memanfaatkan keadaan! ". Tuduh ku. Ah gila! Aku tidak mungkin berhubungan intim dengannya.


" Kita saling menguntungkan, bukan? Saling memberi kepuasan dan kau bisa terhindar dari Alex karena kau bukan lagi seorang perawan ". Harry menjulurkan lidahnya di antara bibirnya itu, jelas sedang menggodaku. Aku berpikir keras. Dia ada benarnya. Jika aku berhubungan dengan Harry mungkin aku bisa meminta beberapa hal untuk diriku sendiri seperti memintanya untuk berhati-hati melakukannya. Tapi jika Alex yang melakukannya, dia memperkosa bukan bercinta.


" Sial! Kau membuatku pusing "



" Hahahaha ayolah! Jangan malu, Ky! ". Harry menggosokkan telapak tangannya di lenganku. Aku menatap tangannya lalu beralih ke matanya. Cara menatapnya berbeda, nafsu yang besar terlihat disana. Aku tahu dia punya rasa ingin menolongku tapi terkadang dia seperti bajingan.
" Apa yang kau lakukan padaku? ". Jari tangannya berputar-putar di rambutku lalu membawanya ke belakang telinga.
" Kau membuatku bernafsu setiap waktu ". Deg. Itulah yang menghampiri dadaku. Gugup menyerang ku, lebih baik aku pingsan saja sekarang.



" Aku yakin kau selalu bernafsu pada semua gadis ". Bisikku dan dia tertawa kecil di tenggorokannya.



" Terimakasih atas pujianmu. Tapi, tidak. Ini berbeda ". Setelah mengatakan itu Harry menciumku dengan penuh nafsu. Udara di kamarku berubah menjadi panas. Tubuhku yang tadinya mulai kering mendadak menjadi basah lagi oleh keringat.



Harry's POV




Skylar mencengkram rahangku. Ketakutan terlihat jelas di matanya tapi aku tak peduli. Semua yang ku katakan padanya adalah kenyataan. Sudah lama aku ingin melakukan ini dengannya, melindunginya, dan membuatnya menjadi seperti milikku. Mungkin orang lain akan berpikir bahwa lebih baik jika aku menjalin status dengannya tapi itu bukan tipeku. Aku lebih senang mendapatkan keinginanku tanpa membuat sebuah perjanjian dan aku harus berhasil. Terdengar egois, tapi itulah aku.



" Bagaimana jika orang-orang tahu? ". Bisiknya lagi di telingaku. Aku memberinya senyuman meyakinkan.



" Mereka tidak akan tahu kalau kau tidak berisik ". Jawabku. Aku melepaskan tali handuknya dan benda putih itu jatuh ke lantai. Tanganku melewati punggungnya dan melepaskan pengait bra nya yang menempel sempurna di tubuhnya. Bra berwarna hitam yang basah itu juga telah jatuh ke lantai dan aku melihat payudaranya yang ukurannya masuk dalam kategori sedikit terlalu besar untuk gadis seusianya. Dia sangat seksi. Aku tidak tahu apa isi otak si bajingan Alex. Dia berlama-lama mengundur waktu untuk meniduri gadis yang telah menjadi mantannya ini. Betapa bodohnya dia.



Aku mengajaknya berbaring di ranjangnya lalu menciumi setiap jengkal tubuhnya. Ia melenguh panjang, tangannya meremas bantal di bawah kepalanya. Puas merasakan sensasi kulitnya yang hangat aku menurunkan celana dalamnya dan tersenyum melihat vaginanya yang dihiasi dengan bulu pubis, terlihat sekali ia tidak pernah memikirkannya.



Aku melepaskan boxerku dan dia dengan cepat menutup matanya.



" Apa kau pernah melakukan blowjob sebelumnya? ". Aku bertanya dan dia menggumamkan kata 'tidak'.
" Apa kau tahu caranya? "


" Tidak juga ". Jawabnya lagi yang masih mirip dengan gumaman.


" Kau serius? ". Tanyaku berusaha melucu agar dia tidak gugup setiap saat.


" Well... temanku pernah bercerita tentang pengalamannya tapi aku tidak mau membayangkannya ". Jawabnya lagi. Sedari tadi Skylar tidak mau bertatapan denganku, dia benar-benar malu.



" Kalau begitu kau harus mencobanya! Kemari! ". Aku menarik tangannya agar ia bangun. Skylar tetap membuang muka dan aku mengambil tangannya lalu membawanya ke penisku. Ia bergetar terkejut lalu pada akhirnya memberanikan diri untuk melihatnya.
" Masukkan benda ini ke dalam mulutmu! ". Perintahku dan ia malah menatapku beberapa saat. Setelah yakin bahwa dirinya siap, Skylar membuka mulutnya dan memasukkan ujung penisku ke dalam mulutnya lalu dengan cepat mengeluarkannya. Tanpa ku suruh lagi dia mengulanginya tapi yang kudapati adalah ia melakukannya seperti sedang mencicipi es krim rasa baru.


" Aku tidak menyukainya ". Ucapnya dan aku tertawa mengejeknya.



" Kau akan menyukainya, lagipula bukan seperti itu melakukannya kau seperti sedang mencicipi es krim ". Kataku lalu ku ambil jarinya dan mempraktekkan blowjob menggunakan jari telunjuknya.
" Nah seperti itu "



Skylar akhirnya mengangguk lalu ia mempraktekkannya. Fuck! She can can deepthroat! Aku menatapnya kagum. Gadis ini gila. Apa ukuran penisku terlalu kecil untuknya?



" Sudah ". Katanya lalu mengelap lendir di bawah bibirnya. Sebenarnya aku belum puas tapi saat melihat wajahnya yang penuh kasihan akhirnya aku tidak memutuskan untuk memaksa.


" Menurutmu penisku kecil atau besar? "



" Besar ". Jawabnya polos. Sialan. Dia sangat menghibur. Baru kali ini aku memiliki percakapan konyol sebelum seks seperti ini. Aku menutupi senyumku dengan menciumnya cukup lama.
" Are you ready, baby? "



" Ya. Cepatlah lakukan agar kita juga cepat selesai sebelum mereka pulang "



" Kau yakin? Ini akan sedikit sakit ". Kulirik ia yang mengangguk mantap. Aku menyuruhnya untuk berbaring lagi setelah itu aku mengambanginya dan menempatkan penisku di tempat yang seharusnya. Skylar melihat ke langit-langit kamarnya. Aku merasakan miliknya yang sudah basah. Perlahan-lahan aku mendorong pinggulku dan milikku menembus selaput dara nya membuatnya melenguh sakit. Aku mengeluarkan penisku dan melihat darah yang tidak begitu banyak keluar dari miliknya.


" Sudah? ". Tanyanya yang mengejutkanku.



" Kau tidak mau menerima hentakan-hentakan yang lain? ". Ia diam tak menjawab. Astaga gadis ini membingungkan. Dia akhirnya mau menjawab tapi aku mencegahnya. Seharusnya aku yang mendominasi.
" Sudahlah. Kau diam saja dan ikuti saja alur permainanku "


































This is so short....
I'm sorry...kurang greget bikin adegan begituan 😂

Jangan jadi silent readers ya guys, tinggalin jejak kalian biar tambah semangat authornya ngarang.
Buat yang mau kritik cerita ini juga gpp kok 😊

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang