Chapter 4

3.1K 150 16
                                    

Sial. Dia menemukanku.

" Ayo pulang! ". Ajaknya datar sambil memasukkan tangannya ke saku celana, mengambil kunci mobilnya. Ia berjalan beberapa langkah dan membuka pintu mobilnya. Aku masih diam di tempatku dan hal itu membuatnya kesal. Ia meneriaki namaku. Akhirnya aku pun masuk ke mobilnya itu. Aku duduk di kursi belakang dengan perasaan campur aduk. Perasaan tidak enak, gugup, canggung, dan kasihan. Aku merasa bersalah pada Alex padahal aku seratus persen yakin ia memaksakan dirinya untuk datang ke taman hiburan demi diriku yang tidak tahu terimakasih.

Mobil Harry mulai berjalan menjauhi parkiran. Aku menimbang-nimbang untuk menghubungi Alex atau tidak tapi ku pilih untuk mengirimkannya sebuah pesan singkat.

Maafkan aku, aku bersama Harry sekarang. Dia menemukanku. Kumohon jangan marah :(

Aku menutup ponselku dan berharap-harap cemas agar segera mendapatkan notifikasi balasan darinya. Tapi sampai 10 menit lebih pun dia tak kunjung membalas.

" Biarkan saja pacar tidak bergunamu itu! Mungkin dia sedang mencari sasaran untuk dibawa pulang sekarang ". Perkataan Harry membuatku marah. Tidak berguna katanya? Dia tidak tahu bagaimana Alex dan dengan seenaknya dia mencela Alex seperti itu.

" Dengar, aku tak peduli kau teman Louis atau apapun itu. Kau tidak berhak menghina Alex karena belum tentu kau lebih baik darinya ". Ucapku benar-benar merasa geram padanya tapi balasannya lagi-lagi hanyalah sebuah kekehan meremehkan.

" Kau akan menyesalinya, Skylar. Dia punya tujuan tertentu "

***

" Darimana saja kau? ". Tanya Louis dari depan rumah. Padahal aku baru keluar dari mobil teman brengseknya.

" Pergi ke festival bersama Alex ". Jawabku to the point.

" Kau benar-benar tidak bisa dinasehati, Sky! ". Ucapnya marah dan menarik tanganku untuk masuk ke dalam rumah. Ternyata di dalam ramai sekali. Teman-teman Louis yang lainnya, Mom, Lottie, dan Dad. Mereka semua berkumpul dan Harry ikut bergabung.

" Sky, Dad minta kau putuskan hubunganmu dengannya ". Dad berujar dengan tenangnya. Aku merasakan benjolan besar yang telah mencapai tenggorokanku. Mataku mulai berair dan aku tahu aku akan berakhir dengan menangis.

" Ini benar-benar tidak adil! Aku datang kemari mengharapkan banyak hal. Nyatanya aku dikekang disini. Kalian semua tidak tahu. Aku mencintai Alex begitupun dengannya. Aku baru bertemu dengannya 2 kali dalam hampir setahun hubungan kami dan inikah yang kudapat? Kalian benar-benar menyebalkan! ". Aku berteriak di akhirat kalimat lalu aku berlari ke kamarku, mengunci pintunya rapat-rapat lalu merebahkan tubuhku di atas kasur juga mengabaikan teriakan-teriakan yang menyebut namaku. Rasanya aku ingin tinggal di desa saja daripada disini.

Tangisanku mendadak berhenti saat ponselku bergetar. Ini Alex. Aku menekan tombol hijau dan terdengarlah dentuman musik yang sangat keras.

" Halo gadis kampung! ". Siapa ini? Ini suara seorang wanita. Bukan hanya itu suara kebisingan terdengar. Suara orang yang saling berteriak dibarengi musik Edm yang terlalu keras, sampai-sampai aku menjauhkan ponselku dari telingaku sendiri.

" Siapa ini? "

" Oh kau bertanya siapa aku? Aku kekasih Alex, jauhi dia atau hidupmu tidak akan tenang ". Pekiknya diseberang sana. Aku beranjak dari kasur dan pergi ke meja riasku menatap pantulan diriku disana. Aku yakin ini hanyalah bualan semata.

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang