Chapter 13

2K 123 14
                                    



" Shit! Hampir saja ". Ucapku pelan saat menyadari bahwa aku hampir berteriak karena pesan dari Harry yang baru ku baca. Dia mengatakan bahwa ia ingin tidur denganku lagi. Jelas, itulah seorang pria.


Aku memutar bola mataku mengulangi membaca isi pesannya dan jelas ku balas dengan 'TIDAK' yang sangat besar. Kami bukan sepasang kekasih tidak mungkin melakukannya lagi untuk kedua kalinya. Lagipula yang kemarin itu ku anggap kesepakatan atau kecelakaan.



Menghela nafas, aku memilih mengabaikan pesan dari Harry. Tapi itu tak berlangsung lama karena aku sendiri sedang bosan dan kesepian. Lottie sibuk dengan Emily dan Mom harus lembur, mengharuskannya pulang larut. Aku membaca pesannya yang menyuruhku untuk berkunjung ke rumahnya. Ide yang bagus.


Aku berganti pakaian dan mencuri kunci mobil Lottie lalu mengendarainya menuju ke rumah Harry. Di perjalanan aku sempat was-was, takut ada orang suruhan Alex mengingat dia begitu hebat mencari masalah dan tak tercium baunya. Aku mengakui kehebatan Alex, sungguh, dia cerdik tapi menyalagunakan kemampuannya. Sudahlah aku muak memikirkannya.


Begitu aku sampai, aku menekan bel rumah Harry. Tak butuh waktu lama dia membuka pintu rumahnya dan pandangan ku kembali diisi dengan pemandangan indah di depanku. Ya dia shirtless.


" Kau tampak menggoda sore ini, Skylar ". Mengabaikannya, aku pun duduk di sofa dan ia mengekor. Matanya menjalar ke seluruh tubuhku dan tetap saja aku berusaha agar tak terpengaruh.
" Skylar? "


" Hmm? "

" Kau harus bertanggung jawab, kau membuat adikku berdiri ". Adiknya? Siapa? Tidak ada orang lain disini. Lagipula sejak kapan dia punya adik?


" Kau punya adik? ". Alis mataku naik, menggambarkan rasa penasaranku. Harry tertawa tidak jelas. Padahal tidak ada yang lucu disini.


" Semua pria punya adik, Skylar. Ini! ". Dia menunjuk ke selangkangannya. Oh, dasar otak mesum! Aku memutar bola mataku darinya. Sepertinya kedatangan ku kemari hanya membuat suasana hatiku semakin buruk. Harry bukanlah orang yang tepat untuk dijadikan tempat mencurahkan isi hati.


" Bisakah kita tidak membahas hal itu dulu? Aku kesini ingin membicarakan tentang Alex ". Ucapku dan ia mengernyit tak suka. Mengabaikan sikap tidak sukanya, aku langsung berterus terang dan Harry beranggapan sama. Hal itu tidak mungkin. Tapi bisa saja hal itu terjadi, buktinya Alex bisa melakukan apapun yang  ia mau, tak terkecuali ingin bertemu dengan ku lagi meskipun masa tahanannya belum selesai.


" Aku yakin itu hanya triknya untuk membuat hidupmu selalu berada di bawah bayang-bayang nya. Kau tidak perlu khawatir. Lagipula banyak orang yang bersedia untuk melindungimu. Kau juga punya Tuhan, Skylar, ingat itu! ". Perkataannya mengenai hatiku. Hatiku berdesir dan dengan cepat senyuman tulus terbentuk di bibirku. Jujur saja aku menganggap Harry adalah orang yang tak pernah ingat akan sang pencipta nyatanya dia punya sisi yang religius.

" Kau benar, terimakasih banyak "


Harry bergerak mendekat, membawa bokongnya duduk di sebelahku. Tangan besarnya menggenggam tanganku dan hangat lah yang ku rasakan.


" Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Kedengarannya konyol tapi aku selalu membayangkan melakukan seks denganmu ". Oh? Astaga! Baru saja aku memuji sisi baiknya, sekarang dia mulai menjadi iblis mesum lagi. Aku hanya menggigit bibir cemas dan berharap agar dia tak memaksaku.



Harry's POV



Nafsuku semakin besar dari hari ke hari. Setiap hari aku bertemu dengannya dan semakin besar nafsuku padanya. Aku begitu beruntung bisa menjadi yang pertama yang merasakan kenikmatan tubuhnya, meskipun aku tak terlalu puas.


Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang