CW••27

961 66 4
                                    

Suara sirene ambulance membuat orang-orang yang mengerubungi mobil yang terbalik itu menepi dan memberi jalan kepada petugas yang membawa bangkar untuk segera memindahkan korban yang ada di balik mobil itu.

Satu persatu, korban yang berlumuran darah diangkat dan diletakkan di atas bangkar dan dengan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit, Deeva mendengar suara-suara yang aneh di telinganya, seperti suara mesin yang berbunyi. Suara itu juga terasa familiar di telinganya. Dirinya ingin memastikan mesin apa itu, tapi matanya tidak bisa dibuka, seperti terdapat sesuatu yang melekat sangat erat di matanya.

Deeva tak putus asa. meskipun matanya tak bisa terbuka, dia masih memiliki mulut yang bisa berbicara. Tapi mulutnya pun tidak bisa digerakkan, sama seperti matanya.

Deeva pasrah.

Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, namun otaknya berproses lamban.

Ketika Deeva berhasil mengingat jika ia telah mengalami kecelakaan dengan Aaron, Deeva merasakan juga detak jantungnya yang semakin melemah dan suara mesin yang familiar tadi berubah menjadi suara yang aneh.

Dirinya ingin bertanya mengapa jantungnya melemah?

Mengapa suara itu berubah?

Dan, bagaimana keadaan Aaron?

Apakah cowok keras kepala itu baik-baik saja? Atau malah terluka parah?

Deeva ingin bertanya, tapi ia tidak bisa bertanya. Terlebih lagi, suara-suara itu semakin terdengar samar dan tidak lama kemudian menghilang.

Akhirnya, Deeva hanya bisa melihat ruang kosong berwarna hitam yang sangat menakutkan.

^^

Saat ini, Deeva dan Aaron yang berstatus sebagai korban kecelakaan lalu lintas sedang menjalani pemeriksaan di ruang ICU. Sudah 5 jam lamanya mereka berada di dalam dan itu membuat teman-teman mereka merasa cemas, khawatir, bahkan marah.

"Gimana ini San? Deeva gapapa kan?" Ucap Cellin dengan suara dan tubuh bergetar.

"Gapapa. Lo berdoa aja, mereka berdua gapapa, oke?" Jawab Sandra sambil memeluk Cellin.

"Tapi ini udah lama banget tapi dokternya gak keluar-keluar," Kali ini suara lemah Velli yang duduk di bangku tunggu rumah sakit terdengar.

"Kalian tahu kan? Deeva gak selemah itu man. Inget gak waktu tawuran sama sekolah lain dulu? Dia ditusuk di sekitar hati aja, dia masih tetap berdiri tegak dan nyelamatin lo yang dihajar mereka." Ucap Sandra sambil menyentil bahu Cellin.

"Itu kasusnya beda sama sekarang. Di dalem sana, juga ada temen gue yang lagi taruhan sama nyawa," Sahut Aldo yang datang dari kantin bersama Arnold yang sibuk dengan ponselnya dan Rehan dengan buku.

Ketiga sahabat itu lalu duduk dengan santai di bangku tunggu yang masih kosong dan masih tetap melakukan kegiatan mereka masing-masing.

Velli geregetan melihat kelakuan mereka yang sangat santai dan tidak peduli padahal salah satu sahabatnya yang sedang bertaruh nyawa di dalam sana. Dia memukul kepala Aldo yang berada tepat di sampingnya dan bertanya, "Lo kok santai aja sih lihat temen lo kecelakaan?"

dengan santainya Aldo menjawab, "Terus gue harus gimana?"

"Ya gimana kek, berdoa kek, atau apalah kek. Ini malah duduk sambil pasang muka selow. Pingin banget gue jotos muka lo itu."

"Yaelah, ini juga lagi berdoa."

"Yaudah sih santai aja, kan gue cuma mengingatkan. Lagian, itu mata lo natapnya sante aja dong." Ucap Velli seraya mengalihkan pandangannya dari Aldo ke seorang anak laki-laki yang sedang menangis dan menunjuk infus yang berada di tangan kirinya.

Aldo pun mengalihkan pandangannya setelah menatap Velli beberapa saat.

Tak lama kemudian, pintu ruang ICU terbuka dan keluarlah seorang dokter sambil melepas masker hijau yang dipakai dokter itu.

"Mereka baik-baik aja kan dok?"

"Gimana keadaan mereka dok?"

"Operasinya lancar kan?"

"Apakah orang tua kedua pasien sudah dihubungi?" Tanya Dokter itu sekaligus mengakhiri pertanyaan beruntun dari ke-enam remaja itu.

"Orang tua Aaron masih dalam perjalanan dari California dok, paling cepat mereka akan sampai nanti dini hari." Jawab Rehan dengan masih tetap mempertahankan buku yang berada di tangan kirinya.

"Lalu yang satunya?"

"Orang tua Deeva sudah saya coba hubungi, tapi tidak ada respon dari keduanya. Dari yang saya tahu, orang tuanya sedang melakukan perjalanan bisnis di luar negeri." Jawab Sandra.

"Tolong segera diberitahu tentang keadaan anaknya yang mengalami kecelakaan ya?"

"Iya dok,"

"Baiklah, saya akan memberitahu kondisi pasien saat ini." Dokter itu menjeda ucapannya. "Mereka berhasil selamat karena cepat dilakukan operasi. Dan operasinya berjalan lancar." Ucapan dokter itu membuat keenam remaja yang cemas menjadi sedikit tenang.

"Tapi, saudara Aaron mengalami kondisi kritis yang menyebabkan dirinya koma dan tidak dapat dipastikan kapan bangunnya. Jadi, dengan ini saya meminta kalian para keluarga dan temannya untuk setia menunggu dirinya bangun." Terang dokter itu.

"Lalu keadaan Deeva gimana dok?" Tanya Sandra cemas.

"Dia sudah sadar."

"Deeva sudah sadar dok?" Dokter itu pun mengangguk sebagai jawaban.

Velli yang tadi dirangkul Aldo, kini dia sudah berpelukan dengan Cellin dengan wajah gembira dan tersenyum riang. Sedangkan Sandra, cewek itu tetap diam di tempatnya berdiri tadi. Hanya saja senyumnya yang sangat lebar membuat siapa pun tahu bahwa dia sangat senang.

"Lalu apa kita boleh melihatnya?" Tanya Rehan yang baru bersuara setelah memilih diam mendengarkan.

"Tidak. Dia harus istirahat dengan cukup." Dokter itu menolak dengan keras.

"Lalu kapan kita boleh menjenguknya?" Sekarang giliran Aldo yang bertanya.

"Besok pagi pukul delapan kalian boleh menjenguknya." ucap dokter itu sebelum pergi masuk kembali.

"Yaudah kalau gitu, kita balik aja yuk?" Ajak Sandra pada semuanya.

"Tapi gue lapar," Ucap Ronald sambil mengusap-usap perutnya.

"Yaudah kita makan dulu yuk?" Ajak Aldo dan yang lainnya mengangguk.

"Gue punya tempat makan enak, ke sana yuk?" Ucap Velli sambil nyengir.

"Yaudah yuk ke sana."

"Oke."

Setelah semuanya pergi dari rumah sakit, salah satu pasien dari dalam ruang yang baru saja ditinggalkan, kehilangan detak jantungnya.

^^

Halo semuanya 👋 👋

Maaf kali ini pendek banget, karena aku lagi sibuk-sibuknya ngurusin kartar, jadi updatenya ku percepat, meskipun sedikit mohon dimengerti ya dan tetap vote dan comment. Terima kasih 😊😊

Oh ya, untuk chapter selanjutnya, aku gak janji update cepat ya. Lihat urusan duniawi ku dulu. Sekali lagi aku mohon pengertiannya. Terima kasih 😊😊

Radhikaeka

17 DESEMBER 2018

Cruel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang