CW••13

1.8K 128 14
                                    

"Mau dong dikenalin sama mereka. Gue juga mau diajarin main angklung." Ujar Deeva dengan mata berbinar.

"Yuk!"

"Ke mana?"

"Ngenalin lo ke mereka."

"Beneran kan? Lo gak lagi ngibulin gue kan?" Tuduh Deeva karena Aaron yang cengengesan membuat cewek itu mendadak ragu.

"Kapan gue bohong?"

"Kemarin. Lo bohong ke guru, bilang ke kamar mandi malah belok ke kantin."

"Kalau itu beda lagi." Ucap Aaron dengan senyum yang semakin menungging.

"Jelaskan di mana letak perbedaannya, Aaron!"

"Lo kayak guru aja Deev." Canda Aaron. "Jadi kenalan sama mereka gak?"

"Jadi lah." Jawab Deeva cepat.

"Yaudah ayo. Gausah banyak bacot di sini, bacotnya dipending dulu dilanjut nanti. Kalau lo terus ngebacot yang ada mereka pergi." Ucap Aaron seraya menggandeng tangan Deeva dan melangkah mendekati para pemain angklung cilik itu.

"KAK AALON!" Pekik salah satu pemain angklung cilik diiringi dengan langkah kaki pemain itu yang bergerak semakin cepat mendekati Aaron. Aaron melepas genggamannya dari tangan Deeva dan dengan sigap menangkap pemain cilik itu ke dalam pelukannya.

"Halo jagoan kakak!" Sapa Aaron ketika pemain cilik itu sudah melepaskan pelukannya.

"Egal kila kakak gak datang, soalnya kemalin kakak bilang sibuk. Egal seneng kakak di sini lihat abang Egal." Oceh Egar- Si pemain cilik itu dengan nada cadelnya yang menggemaskan.

Aaron terkekeh dan mencubit pipi gembul bocah laki-laki berusia empat tahun itu. "Gemes banget sih."

"Gimana kak penampilan abang Egal? Bagus kan?"

"Iya bagus."

"Siapa dulu yang ngajalin? Egal." Ujar Egar seraya menepuk dadanya sendiri.

"Haha Egar emang the best deh." Setelah mencubit pipi gembul Egar hingga merah, kali ini cowok berambut coklat itu mengacak-acak tatanan rambut Egar.

"KAK! Lambut Egal jangan diacak-acak. Nanti Egal gak ganteng lagi kayak kakak. Nanti Mila tambah lebih suka ke kakak daripada ke Egal." Ujar Egar dengan pipi yang mengembung, membuat mata bulatnya menyipit semakain lucu.

"Hehe Egar sih ngegemesin." Ujar Aaron sambal menggendong anak kecil itu.

"Kak, itu siapa?" Tanya Egar sambal menunjuk Deeva yang berada tepat di samping Aaron.

"Oh iya sampai lupa ngenalin. Ini namanya kak Deeva. Kenalan dulu sana!" Ucap Aaron sambal menurunkan Egar dari gendongannya dan membiarkan anak dengan pipi gembul itu menghampiri Deeva.

"Halo kakak cantik!" Sapa Egar pada Deeva.

"Halo juga dedek emes!" Balas Deeva menyapa sambil berjongkok menyamakan tingginya dengan Egar.

"Kakak cantik pacarnya kak Aalon ya?"

Pertanyaan polos yang keluar dari bibir bocah berusia empat tahun itu membuat Deeva terperanjat. Siapa orang yang mengajarkan anak berusia dini tentang cinta-cintaan seperti ini? Kids jaman now sekali. Deeva menggeleng sambil tetap tersenyum.

"Bukan. Lagian siapa yang ngajarin kamu cinta-cintaan kayak gini?" Tanya Deeva sambil menoel pipi gembul Egar.

"Abang Egal sama kak Aalon." Jawab Egar dengan muka polos khas anak berusia dibawah umur.

Cruel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang