CW••44

397 24 1
                                    

Tiga bulan setelah acara pertunangan Rachel dan Aaron yang gagal dan membuat papanya murka besar. Pasalnya Aaron pergi berlari meninggalkan Rachel saat mereka berdua harusnya bertukar cincin pertunangan. Sebelum Rachel memasukkan cincin ke dalam jari manis Aaron, cowok itu sudah terlanjur melihat Deeva berjalan keluar dan memutus genggaman tangan Rachel.

Dan selama itu juga Deeva menginap di apartement milik cewek cantik yang memiliki sifat dewasa. Saat ini Sandra sedang sibuk mengobrak-abrik rambut Deeva.

"Aduh gue masih sebal sama itu cowok," Dengus Deeva.

"Udah tahu lagi tunangan juga ngapain ngejar gue sih,"

"Udah susah payah gue balik ke neraka itu malah diusir lagi kan gue,"

"Gak punya otak apa si Aaron itu?"

"Lagian lo juga San, gue udah bilang gak mau tetap aja maksa. Kan jadi kayak gini. Rusuh." Ujar Deeva sambil menunjuk Sandra lewat pantulan dirinya di kaca.

"Ya maaf, gedeg gue sama lo." Jawab Sandra meringis.

"Yang seharusnya kesel di sini itu gue, bukan lo." Jeda Deeva. "Mana itu bapak-bapak marah banget lagi, ditampol lagi deh gue gara-gara lo."

"Lagian udah tahu acaranya rusak, lo malah pulang." Bela Sandra.

"Gue cuma mau ambil baju. Masa gue beli mulu, duit nih duit." Dengus Deeva kesal. "Itu juga Aaron udah gue suruh balik tapi ternyata gak balik." Lanjutnya.

"Udahlah Deeva, lo harusnya bersyukur tunangannya batal. Jadi, lo gak nangis-nangis manja. Hati lo juga masih baik-baik aja." Sandra menjepit rambut atas Deeva dan mencatok yang bawah.

"Tapi tetap aja, gue yang disalahin sama itu keluarga padahal gue gak ngapa-ngapain."

Deeva mengacak rambutnya membuat Sandra yang berada di belakang memprotes tajam. "Jangan diancurin karya gue," Desis Sandra tajam seraya menepis tangan Deeva yang mengacak karya seninya.

Deeva mendengus. Sebal. Pikirannya masih memutar ulang kejadian beberapa bulan yang lalu. Saat dirinya baru akan keluar dari neraka itu, dua orang yang katanya orang tua itu datang dan langsung menamparnya. Keduanya menampar Deeva di kedua pipinya, dilanjutkan cacian yang lagi-lagi membuat luka.

Setelah berhasil keluar, dia pergi ke apartemen Sandra yang memang tinggal sendiri. Namun, baru saja datang, adiknya yang masih dengan gaun putih mewah datang ke apartemen Sandra dan menampar pipinya keras hingga membuat bibirnya berdengung panas dan mengeluarkan darah.

Bibirnya sobek.

"Udah. Gak usah dipikirin. Udah lama juga. Lo kayak bukan Deeva aja segalanya dipikirin. " Ucap Sandra sambil mengikat ujung rambut Deeva.

"Yee, gini-gini gue juga manusia." Desis Deeva.

Sandra terkekeh. Tangannya tidak terlepas dari rambut Deeva. Masih setia mengepang rambut lurus milik sahabatnya ini.

"Pokoknya Deev, nanti lo harus anggun. Gak boleh kayak cowok. Lo HARUS feminim." Ucap Sandra seraya berjalan maju menghadap Deeva dan mengambil bedak.

"Gue mau jadi diri gue sendiri coi, lo tuh jangan maksa. Lagian ini acaranya di club, San." Jawab Deeva.

"Enggak-enggak. Lo harus feminim Deev, biar kayak cewek." Sanggah Sandra.

Deeva mendengus. Pasrah. Menyerahkan wajahnya untuk dirias oleh Sandra. Mengikhlaskan wajahnya disapu berbagai macam brush.

"FINISH. WOW, CANTIK BANGET!" Ucap Sandra spontan setelah mewarnai bibir pink Deeva dengan sebuah liptint.

Cruel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang