CW••43

419 20 1
                                    

Suara derit pintu masuk ke dalam indra Deeva. Seorang gadis berambut panjang yang sengaja dicurly di ujung masuk ke dalam ruangan yang lampunya dimatikan.

"Kak,"

Deeva yang merasa dipanggil menoleh ke arah sumber suara. Lalu menoleh lagi menatap hamparan langit. Mengacuhkan seseorang yang tadi memanggilnya. Lantai dingin di sampingnya, diduduki oleh orang tadi. Dan Deeva tetap diam.

"Kak, dua hari lalu aku ketemu cowok ganteng banget." Cerocos gadis yang berusia tidak jauh di bawahnya.

"Terus dia bantuin aku ngambil buku di perpustakaan kota. Lucu tau kak," Deeva diam. Mendengarkan.

"Kakak tahu, aku udah bilang juga ke Papa kalau aku suka kakak ganteng itu dan Papa bilang bakalan diurus. Aku senang banget kak. Aku kayak lagi terbang. Jantungku berdetak lebih cepat." Gadis itu berhenti sejenak setelah mengeluarkan ekspresi bahagia.

"Besok, dia sama keluarganya ke sini kak. Mau tunangan sama aku, kakak datang ya?" Deeva menoleh karena ucapan gadis di sampingnya itu. Dia menatap dalam mata berwarna cokelat terang milik gadis itu. Kepalanya menggeleng.

Senyum manis di bibir gadis itu luntur ketika melihat jawaban dari Deeva. Bibirnya mengerucut sebal. Merengek.

"Ayolah kak,"

"Plissss,"

"Datang ya besok,"

"Sekali dalam seumur hidup Rachel tunangan, masa kakak tersayang Rachel gak hadir?"

"Datang ya kak?"

Dan masih banyak lagi. Deeva pusing mendengarnya. Sudah dari tadi pusing efek dari pil-pil yang ia minum ditambah lagi dengan rengekan gadis bermata coklat terang itu. Deeva menghela napas panjang.

"Lihat besok," Ucap Deeva dengan senyum manis yang membuat semburat senyum ceria muncul kembali di bibir Rachel, adiknya.

"Oke kak. Besok pake baju sesuai dress code ya. Jangan lupa jam tujuh malam." Ucap Rachel sebelum mencium pipi Deeva dan keluar dengan riang.

Deeva masih tetap Setia dengan duduknya. Dia tahu bahwa adiknya berbohong. Bukan dua hari yang lalu dia bertemu cowok yang tadi katanya ganteng itu, tapi sudah beberapa bulan yang lalu. Pikirannya terputus karena suara ponselnya.

AARONJING! is calling.

Ini. Akhirnya orang yang tadi diungkit Rachel nongol. Ya, Aaron adalah calon tunangan Rachel. Bagaimana bisa Deeva tahu hal itu? Karena pada saat itu, dia tidak sengaja melintas di depan kamar saudarinya dan mendengar semuanya. Mulai dari yang awalnya ingin menyapa Deeva di sebuah cafe tapi berakhir memandangi wajah Aaron yang saat itu memang sedang bersama Deeva hingga keputusan Papanya yang membuat Deeva sangat sakit hati.

Papanya menunangkan Rachel dan Aaron. Hanya karena adiknya itu bilang suka kepada cowok yang beberapa tahun ini dekat dengannya. Sakit. Hati Deeva remuk saat itu juga. Makanya baru hari ini dia pulang setelah beberapa hari menginap di apartemen milik Sandra.

Deeva menatap panggilan masuk yang sudah kesekian kalinya tanpa ada niatan menjawab. Dia masih harus menata hati dan membuat banyak tembok penghalang untuk mendengar suara bass dari cowok itu sebelum hatinya patah terlalu banyak. Deeva menatap layar ponsel yang menunjukkan room chat dirinya bersama Aaron.

AARONJING! : Jawab telepon gue!

AARONJING! : Jawab telepon gue, Adeeva!!

AARONJING! : Jangan bikin gue khawatir!

AARONJING! : Jangan dibaca aja, bales juga!

Cruel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang