CW••19

1.3K 93 13
                                    

Hari ini rencananya Aaron dan Aldo akan duel basket bersama anak eskul sekolah lain, tapi berhubung langit mendung dan turun hujan tak lama kemudian maka duel mereka batal. Dan di sinilah mereka, di sebuah café yang tidak jauh dari lapangan basket yang mereka pakai berduel.

"Kenapa mesti hujan? Gak seru nih hujan, ganggu acara orang aja." Dengus Aldo sambil melihat luar café melalui kaca tebal di sampingnya.

Aaron hanya menggangguk sebagai tanda Ia setuju dengan Aldo. Mereka berdua sama-sama melihat ke luar hingga tak sadar bahwa ada satu orang lagi yang bergabung dengan mereka dan sedang menatap mereka berdua.

"Seru banget kayaknya, lihat apa sih? Ajak gue juga kek," Kesal orang itu menarik perhatin Aaron dan Aldo.

"Deeva?"

"Lah lo?"

Aaron dan Aldo benar-benar bingung. Sejak kapan Adeeva, salah satu cewek tercantik di Dinata Tunggal ini duduk semeja dengan mereka?

"Sejak kapan lo di sini?" Tanya Aldo dengan penuh kebingungan.

"Hmm, sejak kapan ya?" Jawab Deeva sambil berpikir.

"Cantik-cantik pikun!" Ucap Aldo pelan.

"Ah itu, gue di sini sejak kalian lihat hujan barengan. Karena waktu tadi gak ada tempat duduk yang kosong, jadi dengan secara otomatis gue duduk di sini karena gue kenal kalian. Nah gitu." Jabar Deeva sambil menyeruput jus jeruk yang ia pesan.

"Berarti udah lama lo di sini?" Kini giliran Aaron yang bertanya.

"Yops."

Aldo mengangguk lalu menyeruput kopinya, "Jadi, lo sendirian?"

"Seperti yang lo lihat." JAwab Deeva singkat.

"Ya lo sendirian. Nyebelin sih sebenarnya karena lo gak bisa diajak ngobrol panjang." Aldo mulai kesal karena Deeva selalu menjawab pertanyaannya dengan singkat. "Udah susah-susah cari topik juga."

Aaron melihat kelakuan Aldo hanya bisa menggeleng lalu tatapannya beralih ke cewek yang sekarang duduk di sampingnya dan sedang mengaduk-aduk minumannya.

"Lo ngapain ke sini?"

Hening.

"Lo ngapain ke sini? Ketemu seseorang?" Tanya Aaron lagi.

Tetap hening.

"Deeva gue tanya lo ngapain ke sini? Nunggu orang?" Tanya Aaron sekali lagi, kali ini dia sedikit meninggikan nada suaranya.

"Ternyata lo ngomong ke gue, gue kira lo ngomong ke Aldo. Mangkanya lain kali kalau mau nanya sesuatu ke orang panggil orang itu sesuai namanya, jangan kayak tadi. Soalnya bisa nimbulin kesalahpahaman." Ucap Deeva seraya menoleh lalu tersenyum pada Aaron.

"Jadi tadi lo tanya apa?"

"Lupain. Gak penting juga." Ketus Aaron dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Lo ngambek?" Aaron tak menjawab dan masih tetap tidak bergeming.

"Ya ampun, seorang Aaron bisa ngambek juga ya, hahahaha." Ucap Deeva sambil tertawa.

Setelah menghentikan tawanya, Deeva tiba-tiba memegang tangan Aaron yang membuat cowok itu kaget dan reflek menoleh. Dan itu adalah kesalahan fatal, karena hidung mereka- Aaron dan Deeva- sudah saling bersentuhan. Mereka bertatapan sangat lama hingga mereka bisa merasakan pancaran mata dari masing-masing.

"Ternyata lo lebih ganteng kalau di lihat dari dekat gini, lebih jelas."

Ucapan Deeva tadi mampu mengembalikan kesadaran Aaron. Hal itu terlihat ketika Aaron langsung memundurkan kepalanya dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Dan lebih sial lagi karena tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Aldo yang penuh akan godaan dan Aaron semakin sebal karena smrik menakutkan Aldo mulai datang. Itu sangat menyebalkan.

Cruel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang