CW••1

6.7K 375 208
                                    

Deru mesin mobil saling bersahutan di jalan Jakarta yang macet. Di kemudi sebuah mobil Terios merah maroon seorang gadis berseragam SMA memasang wajah datar.

Gadis itu tahu jika pengemudi lain terganggu dan sekarang sedang mencaci maki dirinya karena membawa kendaraan dengan ngebut. Tapi siapa yang peduli?

Matanya melirik jam digital di mobilnya. Pukul tujuh lewat empat puluh lima menit. Gedung sekolahnya yang menjulang tinggi sudah terlihat.

Oleh karena itu, gadis itu semakin menekan pedal gas dengan tujuan agar tidak terlambat masuk sekolah. Mobil itu melaju seperti tornado di pagi hari yang cerah.

Pada waktu yang bersamaan, Pak Acep, satpam SMA Dinata Tunggal hendak menutup gerbang sekolah yang menjulang tinggi itu. Tapi dengan cepat, mobil terios merah maroon menerobos hingga hampir menabrak, lebih tepatnya menyerempet Pak Acep.

"ASTAGFIRULLAH NENG DEEVA! KEBIASAAN KALAU DATANG SUKA TELAT DAN SELALU NGAGETIN SAYA. UNTUNG SAYA TIDAK PUNYA RIWAYAT JANTUNG. KALAU JANTUNG SAYA COPOT GIMANA? MAU TANGGUNG JAWAB?" Teriak Pak Acep dengan lantang.

Sedangkan gadis yang dicaci maki oleh Pak Acep hanya tertawa di dalam mobilnya. Gadis itu mengambil tas biru dongker yang ia letakkan di jok belakang.

Gadis itu bercermin di spion tengah mobil. Ia dapat melihat jika Pak Acep menatap kakinya dengan pandangan 'untung kamu tidak apa-apa'.

Gadis itu tertawa. Entah mengapa ia sangat senang menggoda seseorang. Menurutnya, melihat orang yang digoda kesal akan membuat mood-nya naik seketika.

Jadi gadis itu menyimpulkan bahwa dirinya tidak akan bisa hidup jika belum mengoda seseorang.

Gadis itu membuka mobilnya, lalu berteriak lantang. "MAAFIN DEEVA YANG CANTIKNYA TIADA TARA INI YA PAK ACEP YANG GANTENGNYA MENGALAHKAN JUSTIN BIEBER KW."

Ya, gadis dengan nama lengkap Adeeva Afshen adalah seorang bad girl yang dimiliki Dinata Tunggal. Tak ada yang bisa menandingi kebandelan cewek yang satu ini.

Di balik sikap kurang sopan, nakal, dan tak taat aturan, Deeva memiliki wajah yang sangat cantik layaknya orang-orang barat. Hidung kecil yang sayangnya mancung. Bibir pink tipis dan rambut coklat yang biasanya gadis itu gerai.

Itu semua mampu memikat hati seluruh siswa maupun siswi di Dinata Tunggal untuk menjadikannya sebagai idola.

Setelah meminta maaf kepada Pak Acep dengan cara berteriak, ia melanjutkan langkahnya menuju koridor kelas. Ia berjanji nanti sepulang sekolah, ia akan meminta maaf kepada Pak Acep dengan cara yang lebih sopan.

Deeva terus berdoa supaya tidak ada guru piket yang berjaga dan doanya itu dikabulkan oleh Allah SWT. Di meja piket, tidak ada seorangpun guru yang duduk. Deeva mengucapkan syukur di dalam hatinya.

Alhamdulillah gak ada guru.

Deeva melihat jam tangan putih yang melekat di pergelangan tangan kirinya. Jam itu menunjukkan pukul tujuh lewat lima puluh sembilan menit yang artinya kegiatan belajar mengajar telah dimulai sejak sembilan menit yang lalu. Tapi Deeva tak peduli, yang terpenting tak ada guru piket yang berjaga hari ini. Deeva sangat senang karena itu.

Langkah mungilnya membawa Deeva menuju kantin yang dapat dipastikan sekarang masih sepi. Tapi Deeva tak peduli, karena di sana pasti sahabat-sahabat resenya sudah menunggu kedatangannya.

Ponsel berwarna maroon di sakunya bergetar menandatakan ada pesan masuk. Satu notifikasi muncul di layar ponsel itu dan ia segera membukanya.

LINE : Geng somplak cecan

Cellincecansekaleh : bos di mana? Kok belum kelihatan batang tenggorokan lo?

Cruel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang