CW••6

2.6K 216 48
                                    

Langit sudah mulai gelap. Cahaya matahari sudah hampir tenggelam dan digantikan oleh bintang dan bulan yang merajai langit malam.

Di perbatasan Jakarta, ada beberapa bangunan tak layak pakai dan berjejer di sepanjang jalan yang konon katanya memiliki penunggu.

Deeva menatap bosan bangunan di depannya. Masih dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. Cewek itu bersandar di luar mobil Lamborgini berwarna biru miliknya.

Deeva sedang menunggu seseorang yang membawakan apa yang ia pesan. Istilah bekennya Deeva sedang melakukan COD.

Sudah 30 menit Deeva menunggu, tapi orang yang membawa pesanannya belum juga menunjukkan tanda-tanda akan datang.

Deeva berdecih ketika melihat sebuah motor ninja hitam yang berhenti di depannya. Orang yang mengemudikan motor itu melepas helm yang dipakainya.

"Sori Deev, macet banget."

Deeva mendengus kesal. "Lo tau Yan, gue udah nunggu lo 60 menit di tempat mistis ini." Sindir Deeva pada Adriyan--orang yang mengendarai motor ninja itu.

"Nunggu cuma sejam doang udah takut lo. Cupu!" Ejek Adriyan pada Deeva.

"Takut pala lo. Gue digigit nyamuk nih. Lihat!" Deeva menunjuk lengannya yang sudah bentol-bentol karena nyamuk.

"Gapapa nikmati aja. Lagian lo belum pernah ngerasain digigit nyamuk kan? Jadi santai aja, nanti juga hilang sendiri." Ucap Adriyan sambil menyerahkan sebungkus plastik hitam pada Deeva.

Deeva menarik plastik hitam itu kasar dan membuka plastik itu untuk melihat isinya. Deeva mengangguk dan menyerahkan enam lembar uang seratus ribu pada Adriyan.

"Lo gak bawa duit pas? Gue gak bawa uang receh." Tanya Adriyan.

"Enggak. Udahlah kembaliannya buat lo."

"Asik dapet tujuh puluh ribu dari cewek cantik." Adriyan melompat senang.

Deeva menggeleng melihat cowok berjaket kulit di depannya ini. "Gue duluan." pamitnya.

"Oke, hati-hati sayang."

^^

Pagi menjelang. Matahari sudah mulai menampakkan diri dari timur. Burung-burung mulai bernyanyi, membangunkan orang yang terlelap dalam mimpi yang sangat indah.

Namun, tidak untuk cewek yang bergelung di dalam selimut biru yang menjadi warna favoritnya. Bahkan, alarm yang berbunyi sangat nyaring tidak juga mampu membangunkan putri tidur itu.

"Non bangun non!"

"NON DEEVA BANGUN!" Teriak salah satu pembantu rumahnya.

Cewek yang dipanggil Deeva itu hanya melengkuh dan mencari tempat paling nyaman untuk tidur lagi. Tak merasa terganggu sama sekali.

"NON DEE--" Teriakan pembantunya terputus karena Deeva telah menyelanya dengan kasar.

"BACOT!"

Akhirnya, Deeva merasa terganggu dengan teriakan pembantunya. Tapi itupun tidak bisa membangunkannya. Buktinya, cewek itu tidur lagi.

Pembantu itu hanya dapat mengelus dada sabar. Lalu melangkah meninggalkan pintu kamar nona mudanya itu.

Deeva membuka mata perlahan ketika sinar matahari mengenai matanya. Deeva terganggu dengan sinar itu. Matanya melirik alarm yang kebetulan belum dibanting dan menunjukkan pukul 06.55.

Cruel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang