"Lisa... apa kamu ikhlas nak?" ujar sang bunda yang kini menatap Lirih Lisa
"ibu... " rengek Lisa yang kinu merasakan sesosok tubuh yang mendekap tubuhnya perlahan
"Maafkan ibu sayang.. jujur, tak pernah selama ini ibu ingin menelantarkanmu. Ini memang salah ibu, ibu terlalu sibuk sampai kamu berfikir bahwa ibu tak memperdulikanmu. Ibu tak pernah sadar jika ibu selalu membanding bandingkanmu dengan Jennie. Bahkan, sampai ibu tak tahu jika kau tersakiti karna itu. Kamu adalah anak ibu yang mandiri sayang, terkadang, ibu melihatmu sangat berbeda" balas Nyonya Manoban sadar karena perbuatannya selama ini menyakiti putrinya, bahkan ia seolah olah buta karena tidak melihat Lisa yang sangat rapuh dibalik sifat angkuhnya.
"Ak.. aku juga minta maaf ibu, tak ada hal lagi yang ingin ku katakan kecuali kata maaf bu. Aku takut, kelak aku tak bisa mengucapkan hal ini lagi bun. Aku.. sayang kalian"Lirih Lisa, air matanya tak terbendung lagi,bahkan kini mengalir deras di pipi chubbynya.
Tak ada lagi rasa sesak yang kini ia rasakan, semuanya sangat melegakan. Akhirnya kebahagiaan yang Lisa impikan selama ini sudah ia temukan,sebuah kebahagiaan sederhana yang sudah lama ia tak rasakan, kebahagiaan sederhana yang ditukar dengan hidupnya. Lisa tak menyesal, setidaknya ia bahagia meski hanya sebentar.
Hari ini.
Adalah hari yang mungkin akan menjadi saksi bisu atas nasib dua gadis ini. Semua persiapan medis untuk operasi yang akan dilakukan sudah disiapkan. Lisa dan Jennie. kedua gadis ini terlihat sudah terbaring diatas ranjang dorong yang akan mengantarkan mereka oada ruangan operasi."Lisa, ayah bangga padamu nak" ucap Tuan Manoban seraya tersenyum lembut, tangannya mengelus pelan kepala Lisa yang kini berbaring di atas ranjang
"jangan menangis sayang, kalian akan baik baik saja" ujar Nyonya Manoban ketika melihat Lisa menangis,tangannya terulur untuk menghapus airmata putrinya
"hiks maafkan aku, aku sayang kalian hiks" balas Lisa menangis tersedu
"tenanglah sayang,jangan takut, ini hanya operasi kecil. kau dan Jennie akan baik baik saja, percayalah Lisa" ucap Nyonya Manoban menyemangati Lisa,mendukung Lisa untuk tak takut pada operasi yang akan dilakukan ini.
"ibumu benar Lis, jangan takut. Kami semua ada disini" ujar Jungkook lembut
Jennie hanya menatap atap rumah sakit dengan tatapan kosong. Ia sudah tersadar, namun entah kenapa ia hanya melirik sekilas kepada kakaknya yang berada disampingnya dengan wajah yang datar.
"Jennie apa yang kau pikirkan?" tanya Tuan Manoban ketika melihat Jennie yang melamun
Jennie menggeleng lemah,dan kembali menatap kosong kedepan. Pikirannya berkecamuk, mungkinkah?
"hiks aku.. aku minta maaf hiks" lisa terus menangis, menggumamkan kata maaf dan ungkapan kalau ia sangat mencintai keluarganya
Namun semuanya berfikir kalau lisa meminta maaf atas kesalahannya yang dulu, membuat mereka tak ambil pusing untuk menanggapi ucapan Lisa. yang mereka fikirkan itu hanya satu, Jennie sembuh.
"apa sudah siap? sebaiknya kita membawa pasian ke ruang operasi sekarang" ujar sang dokter
"sudah siap dok, toling lakukan yang terbaik untuk kedua putri kami" sahut Nyonya Manoban membiarkan kedua ranjang putrinya dibawa oleh para suster untuk menuju ruang operasinya.
Lisa terus menangis dalam diam, ia menutup matanya sebentar untuk terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini yang terbaik, untuk meyakinkan dirinya bahwa ini adalah keputusan yang tepat,untuk meyakinkan dirinya bahwa ia akan baik baik saja karena menyelamatkan Jennie, untuk meyakinkan dirinya supaya ia tak ragu dan ikhlas dengan hasil akhir hidupnyam
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny -Lalisa
Random"kenapa ?kenapa aku? kenapa harus aku? kenapa aku yang harus menerima semua ini?aku lelah! aku capek! aku letih! dan aku..... ingin menyerah"-Lalisa start 24Nov2018 end 30Des2018