Delapan

4.1K 581 86
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[8]

Suzy duduk di atas kloset yang tertutup sembari menyentuh bagian atas dadanya, mengelus dengan gerakan kecil berulang kali. "Sabar, belum saatnya membuat keributan." Ucap wanita itu pada dirinya sendiri dengan kedua mata yang tertutup rapat. Sejujurnya, Suzy bukanlah orang yang mudah terpancing kemarahannya karena perkataan seseorang. Selama ini banyak hal buruk yang orang lain katakan tentang dirinya dan juga keluarganya dan dia bisa menahan semua itu dengan baik. Tapi Jung Taekwoon, pria itu benar-benar selalu berhasil membuatnya naik darah.

Saat Suzy duduk di kloset duduk di dalam salah satu bilik toilet, Sang Hyuk kembali kekumpulan teman-temannya. Menangkap aura marah Taekwoon tapi dia hanya mengedikkan bahu. "Myung, ayo ke lantai dansa. Teman-teman menunggu, mereka akan memperkenalkanmu dengan seseorang."

"Aku tak mau." Myungsoo menghela napas, dia masih kesal dengan sikap terlewat batas yang Taekwoon lakukan.

"Ey, ayolah Myungsoo. Sudah lama tidak melihatmu di lantai dansa." Seorang pria yang tadinya datang menarik Sang Hyuk kini malah menarik Myungsoo, dibantu oleh Sang Hyuk yang memang sengaja ingin membawa Myungsoo menjauh dari Taekwoon. Karena nampaknya pria Jung tersebut sedang dalam mood yang buruk, dia seperti sedang perang tatap dengan Myungsoo. Woo Hyun mengangguk saat Sang Hyuk melirik padanya guna memperingatkan agar menenangkan Taekwoon.

"Jangan katakan apapun dan jangan lakukan apapun, diam saja seperti biasa." Taekwoon melirik Woo Hyun dengan ekor wajahnya, "kalau kau mengacaukan rencanaku, aku pastikan kau tidak bisa syuting besok karena wajahmu lebam." Menunjukkan kepalan tangannya ke arah Woo Hyun dan pria Nam tersebut sadar bahwa Taekwoon akan selalu melakukan ancamannya secara nyata. Woo Hyun tak ingin berkelahi dengan teman sendiri hanya karena seorang wanita, apa lagi wanita itu tak ia kenali sama sekali.

Suzy datang setelah itu, membuat Taekwoon cepat-cepat menghilangkan wajah mengancamnya yang ia tujukan pada Woo Hyun tadi dan berganti dengan senyuman kecil. "Toiletnya pasti nyaman sekali, kau cukup lama di sana." Sindirnya, meraih gelas bir miliknya sendiri dan meneguknya santai.

"Ya, aku suka berada di tempat seperti itu. Di sana rasanya lebih bersih dari pada di sini." Suzy menatap tak suka Taekwoon tapi dengan sudut bibir yang tertarik ke atas, menunjukkan senyuman miring andalannya. Taekwoon mengertakkan gigi, walaupun begitu ia tak menunjukkan kemarahan sama sekali karena dia sudah punya rencana lain untuk membalas wanita sok jual mahal bermarga Bae tersebut.

"Begitu ya." Taekwoon kembali meneguk gelas birnya yang sudah hampir habis, kemudian melirik Woo Hyun yang ternyata juga melirik ke arahnya. "Kau sepertinya juga harus minum bir di sini, rasanya enak." Ucap pria itu, masih menatap Woo Hyun lekat-lekat seakan memperingatkan pria itu agar tidak melakukan apapun guna menggagalkan rencananya.

"Bir di manapun rasanya selalu sama." Suzy menyentuh telinga ―gagang―  gelas bir miliknya sendiri yang seingatnya tadi ia ambil dari pelayan yang membawakan minuman menggunakan napan. "Aku tak pernah menganggap itu enak." Mengangkat gelas tersebut dan menghirup baunya, harum minuman itu sama dengan harum minuman alkohol lainnya.

"Aku yakin begitu. Kau pasti minum wine dengan Park Jaemin, dia bilang kalian minum bersama di Paris. Apa dia memberikanmu wine untuk dibawa pulang?"

Suzy tersenyum kecil, menganggukkan kepalanya lalu meneguk gelas yang sedari tadi dia pegang. Tidak sadar bahwa Woo Hyun langsung menahan napas saat dia menyesap minuman itu sedangkan Taekwoon tertawa keras dalam diamnya. Batin pria itu bersorak gembira, Bae Suzy telah masuk dalam perangkap yang ia buat.

Bad Reputation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang