Delapan Belas

3.9K 607 75
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[18]

Minum beberapa botol soju tidak membuat Suzy mabuk, tidak juga untuk kedua temannya yang mengajak malam ini― Sulli dan Hara. Mereka bertiga memutuskan untuk minum-minum malam ini karena memang sudah lama tidak melakukannya, berkumpul bertiga dan banyak bercerita tentang kejadian sehari-hari. Suzy lebih banyak mendengar dari pada bercerita karena begitulah dia.

"Aku membaca berita tadi siang, katanya Kim Myungsoo akan resmi diangkat bulan depan. Wow, tidakkah itu membuatmu gugup? Punya pacar sepertinya yang penuh kuasa." Hara mengedip-ngedipkan matanya ke arah Suzy, wanita Bae itu hanya mengerdikkan bahunya acuh. Malah mengisi gelas kosong di gelas lalu meneguk isinya dengan sekali tegukan.

Sulli terkekeh, melihat ponsel Suzy berdering dan menampilkan nama Myungsoo lengkap dengan marganya. Panjang umur pria itu, langsung muncul setelah namanya di sebut-sebut dalam pembicaraan mereka. Suzy melihat ke arah ponselnya malas, membiarkan benda itu bergetar begitu saja tanpa mengangkat panggilan dari Myungsoo.

"Kenapa tak diangkat?" Ucap Sulli dengan nada penuh godaan, jika dia mengingatnya lagi, Myungsoo terlalu sering menghubungi Suzy dan dia tahu Suzy tidak suka akan hal itu.

"Dia itu merepotkan." Desis Suzy, kembali mengabaikan panggilan Myungsoo yang kedua. Ini sudah jam sembilan malam lewat dan pria itu menghubunginya, bukankah dia seharusnya perngertian? Bahwa sekarang adalah saatnya bagi Suzy untuk istirahat.

Sulli dan Hara kompak saling pandang, mengulum senyum kemudian karena nada bicara Suzy yang benar-benar terganggu. Sepertinya wanita itu benar tidak tertarik dengan Kim Myungsoo, sikapnya sangat tidak bersahabat.

***

Saat itu jam sepuluh lewat, ketika Suzy keluar dari mobilnya yang terparkir rapi di bagian parkir bawah tanah milik gedung apartemen tempat ia tinggal. Wanita itu memijit kepalanya sedikit, alkohol mulai membuat kepalanya pusing tapi dia tak terlalu mabuk. Dia sepenuhnya masih sadar.

Bunyi bip panjang ketika dia menekan sederet angka di depan pintu apartemen membuatnya bergerak cepat memutar kenop pintu, memasuki unit tempat ia tinggal dan menanggalkan sepatu. Langkah kakinya berhenti sejenak, melihat ke arah rak sepatu lalu mengernyitkan kening dalam. Sepertinya rak itu jauh lebih berantakan dari tadi pagi saat dia pergi. Untuk sementara Suzy mengabaikan itu.

Dia pergi menuju dapur, membuka pintu kulkas guna mengambil sebotol air dingin lalu meneguknya perlahan. Sembari memasukkan cairan tersebut ke dalam tubuhnya, mata Suzy melirik ke arah tong sampah. Dia kembali mengernyitkan kening dalam, menjauhkan bibir botol dari mulutnya dan mendekati tong sampah tersebut. Melihat ke arah lantai di samping tong sampah kemudian, mendapati bagian itu agak kotor dan sedikit berair. Seperti ada orang yang mengeluarkan isi tong sampah di sana, setidaknya itulah yang Suzy pikirkan.

Suzy mengangkat kepalanya, memperhatikan rumahnya dengan seksama, menilai sudut demi sudut lalu dia memejamkan matanya dengan bulu kuduk yang berdiri. Entah kenapa Suzy merasa bahwa ada keberadaan orang lain di rumahnya, tempat beberapa barang miliknya sedikit berbeda dari yang dia ingat. Seperti ada orang yang memindahkan barang-barang itu untuk tujuan tertentu.

Pelan-pelan Suzy meletakkan botol minum ke atas meja pantry, melangkah mendekati kamarnya sembari memasang kuda-kuda. Dia siap menendang siapapun yang keluar dan mengagetkannya nanti, tidak mungkin Yoong Hoon bukan? Pria itu tidak sejahil ini.

Bad Reputation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang