Tujuh

3.8K 555 76
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[7]

Myungsoo sangat yakin bahwa Taekwoon punya semacam rencana di dalam kepalanya saat mereka bertemu beberapa waktu lalu di tempat perkumpulan mereka yang biasanya, tapi Myungsoo sudah hampir lupa dengan itu sampai akhirnya dia bertemu dengan Suzy hari ini. Bertemu dengan wanita itu kembali membangkitkan ingatannya tentang rencana yang Taekwoon punya, walaupun itu belum sepenuhnya pasti.

Keduanya bertemu tidak dalam artian keduanya saling tatap satu sama lain sembari melemparkan senyum dan juga salam sapa, melainkan hanya Myungsoo yang melihat wanita itu. Mereka sama-sama berada disalah satu mini market yang berada cukup jauh dari kantor sang pria. Myungsoo sedang ada pertemuan dengan salah satu teman lamanya di restoran dekat sini, kemudian dia merasa butuh minuman dingin sehingga mampir sebentar ke mini market sekitar dan sekarang di sinilah ia berada― terdiam di bagian belakang rak-rak tersebut tak berani menyapa Suzy entah kenapa.

Wanita itu menggenakan dress pendek yang membungkus tubuhnya, rambut hitam itu ia biarkan tergerai kemudian ponsel menempel di daun telinga. Suzy sedang menelepon seseorang, dari tempatnya Myungsoo samar-samar mendengar. Entah kenapa pertemuan dia dan Suzy selalu saja dimulai dengan sesuatu seperti ini. Dia selalu menguping pembicaraan sang wanita dan entah kenapa pula itu terasa menyenangkan. Maksudnya― dia bisa tahu sesuatu tentang wanita itu tanpa perlu membayar orang untuk mencari tahu.

"Hara, aku tau bahwa kau menganggapku seperti adikmu sendiri. Tapi tidakkah menurutmu ini cukup keterlaluan?" Dengan tidak tahu malunya, Myungsoo memajukan posisinya satu langkah. Berpura-pura membaca segala macam kalimat yang ada di belakang bungkus popok bayi.

"Kau tidak malu?" Suzy tampak melipat tangan di dada dengan keranjang belanjaan berwarna merah di dekat kakinya, wanita itu menghadap ke arah salah satu rak dan terus bicara lewat telepon.

"Bagaimana bisa kau menyuruhku membeli pengaman? Suruh saja kekasihmu beli sendiri!"

"Dia sering lupa membawa itu kalau kami bertemu, tolonglah babe. Aku harus hati-hati kau tau, jadi aku harus ada persediaan sendiri. Waspada kalau dia juga lupa kali ini."

Suzy mendengkus, mengipasi wajahnya sendiri dengan tangan kiri. Goo Hara itu memang teman laknat, "pasangan gila!" hardik Suzy lagi, tidak terlalu keras tapi tetap membuat Myungsoo di belakang sana mengerutkan keningnya. Kedua wanita itu berbicara tentang pengaman lewat telepon, wow― pembicaraan yang menarik,. Myungsoo seketika membatin demikian.

"Tega sekali kau menyuruh teman perawanmu membeli pengaman, kau tidak tahu bahwa hatiku terluka sekarang?" Hara tertawa di seberang sana sedangkan Suzy memutar bola matanya jegah, jangan mengharapkan ada rasa iba dari wanita itu tentang sesuatu yang seperti ini karena dia tidak akan terpengaruh.

"Kau harus mulai berlatih membelinya sendiri mulai dari sekarang. Pilihkan aku pengaman terbaik babe, aku tunggu ya? Jangan mengecewakan."

"Tapi aku tidak tau― yak!" Panggilan terputus sepihak, Hara adalah pihak yang mematikan sambungan terlebih dahulu membuat Suzy mendengkus keras dengan wajah tak percaya.

"Wah! Dia sungguh tak punya rasa malu sama sekali. Bisa-bisanya dia menyuruhku membeli benda yang bahkan tak pernah aku lihat sebelumnya!" Suzy meraih beberapa kotak pengaman dari rak tersebut kemudian melemparnya kesal ke dalam keranjang belanjaannya yang berisikan roti, margarin krim, makanan instan serta cemilan lainnya. Hanya pengaman saja yang tidak ada dalam daftar belanjaan yang dia susun dalam kepalanya selama perjalanan tadi.

Bad Reputation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang