Dua puluh empat

4.1K 639 85
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[24]

"Apakah kau dan Myungsoo memutuskan untuk tinggal bersama?"

Suzy tersedak salivanya sendiri saat lagi-lagi Woo Hyun bertanya masalah pribadinya dengan santai dan tak terduga, sekarang dia dan pria Nam itu berada di dalam mobil. Woo Hyun akan mengantarkan Suzy ke apartemen wanita itu setelah sang wanita menghabiskan sarapannya. Myungsoo yang menyuruh Woo Hyun melakukan hal tersebut― mengantarkan Suzy dengan selamat. Terdengar berlebihan memang.

"Apakah kami terlihat seperti itu? Tinggal bersama?"

"Habisnya Myungsoo jadi jarang bisa berkumpul dengan kami. Selepas pulang kerja dia akan menjemputmu, kalian pergi makan malam bersama lalu istirahat. Dia terasa seperti suami orang, kami kadang tertawa keras saat mengejeknya demikian."

Suzy ikut tertawa kecil mendengar tawa dari pria yang berada di sampingnya sekarang, "kami tidak tinggal bersama. Tidak bisa juga sepertinya, kami selalu berdebat." Adu Suzy, jujur dengan apa yang terjadi pada dirinya dan Myungsoo.

"Myungsoo memang keras kepala."

"Aku juga keras kepala."

"Aku rasa semua manusia itu keras kepala."

Lalu keduanya kembali tertawa, sebenarnya tidak ada yang sepenuhnya lucu dalam pembicaraan keduanya. Hanya saja, Woo Hyun mudah tertawa membuat Suzy jadi tertular kegembiraan pria itu. Rasanya aneh.

***

Myungsoo baru keluar dari ruang rapat dengan kondisi perut yang masih kosong saat dia melihat ponselnya dan menemukan beberapa pesan, pesan pertama yang dia buka adalah dari Woo Hyun― karena pria Nam itu jarang mengiriminya pesan. Jadi kalau dia mengirimi pesan, pertanda penting.

Kekasihmu manis, boleh untukku saja?

Myungsoo membaca tulisan itu berulang kali, melihat nama pengirim lalu membaca sekali lagi pesan yang tertulis di layar ponsel. Nam Woo Hyun, itu memang pesan dari sang pria. Tapi isinya agak― "dia gila?" ketus Myungsoo, membuat Lee Tae Ri ―sang sekretaris― menatapnya heran.

"Anda bicara pada saya?" Tanya pria Lee itu, memajukan posisinya sedikit mendekati Myungsoo yang masih berdiri di koridor menuju ruang kerja pria Kim tersebut.

"Bukan kau."

Jawaban Myungsoo tersebut membuat Tae Ri kembali mundur selangkah, menjaga jarak agar Myungsoo tidak menuduhnya mengintip isi pesan yang pria itu amati sekarang. Dua pegawai lewat dan menunduk dalam tanda hormat pada Myungsoo tapi pria itu mengabaikan, Tae Ri hanya bisa mendengus dalam diam di posisinya.

Kau suka wanita yang banyak ber-aegyo bukan? Suzy tidak begitu, jadi cari yang lain saja.

Myungsoo menekan tombol kirim, buru-buru memasukkan ponselnya kembali dalam saku jas yang ia kenakan lalu melangkah maju menuju ruangannya. Dia masih heran dengan Woo Hyun, tak biasanya pria itu memuji wanita dengan sebutan manis. Biasanya dia hanya bilang― wanita itu seksi. Itu hanya pujian fisik semata, kalau dia sudah bilang manis― itu pertanda Woo Hyun suka dengan sifat orang yang ia katakan manis tersebut.

***

Suzy mentraktir Young Hoon banyak makanan enak siang itu sebagai usaha tutup mulut sang pria. Anak madam Ho itu mengancam dia akan mengadu pada ibunya bahwa Suzy beberapa malam terakhir ini tidak tidur di apartemen miliknya dan juga tidak mengangkat telepon.

Bad Reputation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang