Dua puluh delapan

4.9K 665 133
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[28]

Bagi Bae Suzy, pernikahan itu merepotkan. Dia harus menceritakan tentang dirinya sendiri dan bersikap apa adanya, pernikahan juga merupakan penggabungan dua keluarga lalu saling menerima satu sama lain. Suzy tidak suka terikat, dia tidak bisa membereskan rumah, memasak, membesarkan anak-anak. Karena itulah pernikahan merepotkan untuknya, dia tidak berencana untuk terikat dengan sesuatu yang seperti itu.

Yang pernah Suzy rencanakan hanyalah― mengadopsi beberapa orang anak lalu membesarkan mereka dengan baik. Memberikan mereka fasilitas yang mendukung lalu membiayai hidup mereka sampai jenjang pendidikan yang tertinggi. Baginya, tidak peduli itu anak kandung, anak angkat, anak tiri― pada akhirnya anak-anak akan meninggalkan orangtua mereka, menyusuri jalan takdir masing-masing.

Pada akhirnya, manusia akan mati sendiri.

"Myungsoo." Sentuhan lidah Myungsoo pada cuping telinganya membuat Suzy kegelian, kedua bibir pria itu bahkan bermain di sana cukup lama hingga ia mengerang frustasi.

Tidak ada salahnya melakukan itu dengannya, kau juga tidak akan menikah setelah itu― di tengah itu semua, Suzy mengingat kembali apa yang pernah Hara sampaikan padanya, saat wanita Goo itu menyuruhnya untuk tidur bersama dengan Myungsoo. Suzy pikir, mungkin benar tidak ada salahnya melakukan semua ini dengan Myungsoo― dia setidaknya harus pernah merasakannya sekali walaupun memutuskan untuk tidak menikah.

Myungsoo semakin menurunkan gaun tidur Suzy beserta dengan jubahnya, membawa wajahnya ke tengah dada Suzy dan membenamkan wajah di sana dengan helaan napas hangat. Suzy menggeliat, merasakan rasa dingin dan hangat menguasai tubuhnya. Ia merasakan gaun tidurnya semakin turun menuju perut, Myungsoo beruntung karena Suzy tidak menggunakan bra di balik gaun tidur bertali satu yang terbungkus jubah tersebut. Suzy memang selalu begitu, jauh lebih nyaman.

Suzy menolak bahu Myungsoo agar menjauh saat mulut pria itu berhenti di salah satu payudaranya, bermain di sana menggunakan bibir, lidah bahkan gigi. Suzy menggelinjang dengan erangan tertahan, menolak bahu Myungsoo sekali lagi tapi pria itu malah semakin membenamkan wajahnya di sana. Dengan kakinya, Myungsoo menuntun kedua kaki Suzy terbuka lebar membuat wanita itu memekik tertahan lalu menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Myungsoo menarik lengan Suzy, menjauhkan telapak tangan wanita itu dari mulut kemudian mengganti telapak tangan itu dengan bibir miliknya untuk membungkam mulut Suzy. Ciuman kembali terjadi, kali ini jauh lebih liar dan Suzy cukup lumayan bisa mengimbanginya. Dia cepat belajar, entah itu hal yang baik entah tidak karena nyatanya Myungsoo mengerang dalam ciuman hebat mereka.

"Kau handal." Puji Myungsoo setelah ciuman mereka terputus. Sembari mengatur napasnya sendiri, Suzy tersenyum kecil― berharap pujian itu tidak membuatnya besar kepala.

"Kau― shit!"

Myungsoo tak memberi izin Suzy untuk membalas pujiannya karena pria itu langsung membawa tangannya ke bawah dan merasakan betapa basahnya wanita itu. Suzy mengumpat, memejamkan matanya erat dan berusaha menutup kedua pahanya tapi gagal karena kedua kaki Myungsoo lebih dulu menahan.

"Aku mau lihat, sejauh mana kau bisa mengumpat?" Seringai Myungsoo, menyentuh bagian paling sensitif wanita itu yang basah tanpa melepaskan pembungkus tipis berenda yang melindungi. Wajah Suzy merah padam, bibir bawahnya masih ia gigit dan matanya terpejam. Wanita itu tak fokus mendengarkan apa yang Myungsoo katakan karena dia fokus dengan apa yang tangan pria itu lakukan di bawah sana.

Bad Reputation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang