Dua puluh sembilan

4.3K 646 96
                                    

---------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[29]

Lee Tae Ri geleng-geleng kepala ketika dia melihat Suzy keluar dari ruangan Myungsoo sembari membanting pintu, ia beranjak dari kursi kerjanya menuju ruang kerja sang atasan. Saat dia sampai di depan pintu, Myungsoo keluar dan mereka berpapasan.

"Minggir!" Myungsoo mengerling marah pada Tae Ri yang menghalangi jalannya, dia ingin mengejar Suzy karena menurutnya mereka harus bicara dan wanita itu harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia lelah dan ingin mengakhiri hubungan mereka? Myungsoo sungguh tak habis pikir, kurang baik apa dia pada wanita itu.

"Biarkan saja dia sendiri terlebih dahulu." Tae Ri berucap, masih menghalangi jalan Myungsoo.

Pria Kim itu melotot, "apa maksudmu membiarkan dia sendiri dulu?"

"Wanita biasanya butuh waktu sendiri saat mereka sedang emosi, mereka akan sulit dikendalikan jika anda memaksanya bicara saat sedang demikian. Karenanya, berikan saja dia waktu sendiri terlebih dahulu. Setelah dia tenang baru ajak dia bicara lagi."

Myungsoo hanya mendengarkan sang sekretaris memberikan nasehat dengan suara yang stabil, sebenarnya itu ada benarnya juga. Hanya saja, Myungsoo tidak bisa mengontrol rasa penasarannya sekarang ini.

"Kau yakin dia akan mau bicara padaku setelah itu?" tanya Myungsoo, tampak lebih tenang dari pada yang sebelumnya.

Tae Ri mengangguk walaupun dia tak yakin. Meskipun demikian, Myungsoo tetap mendengarkan perkataannya dengan berucap, "baiklah." lalu masuk ke dalam ruangannya lagi dengan helaan napas lelah sedangkan Tae Ri tampak lega. Sebentar lagi akan ada rapat jadi dia senang Myungsoo tak melarikan diri demi mengurus masalah pribadi.

***

Bae Suzy tampak uring-uringan sampai Sulli pun enggan mau bicara padanya. Beberapa pegawai malah saling lirik dan bicara dengan menggunakan bibir, mood Suzy benar-benar hancur walaupun kadang bibirnya melemparkan senyum. Mengerikan melihat seseorang dengan aura membunuh tersenyum.

"Kau kenapa?" Sulli akhirnya berani bicara saat keduanya makan siang di salah satu kedai makan tidak jauh dari butik utama madam Ho. Suzy hanya menggeleng sembari mengunyah makanannya.

"Pasti ada sesuatu, kan? Ada apa?" desak Sulli lagi, dia jarang melihat Suzy uring-uringan seperti ini. Wanita Bae itu biasanya bisa mengendalikan emosi dan juga ekspresi dengan sangat baik.

"Sungguh tidak ada apa-apa." balas Suzy berbohong dan Sulli jelas tau itu. Karena tau makanya Sulli hanya mengangguk, tidak mau memaksa Suzy bercerita karena kalau dipaksa, Suzy bukannya bercerita malah akan makin uring-uringan.

***

Myungsoo menghubungi Suzy, tapi wanita itu tidak mengangkat. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Akhirnya pria itu menyerah, meletakkan ponselnya di atas meja lalu menghela napas.

"Masih tak diangkat?" tanya Woo Hyun yang saat itu menemani Myungsoo yang galau. Pria Kim itu menggeleng.

"Memangnya apa yang kau lakukan padanya sampai dia sangat marah?" tanya Woo Hyun lagi dan Myungsoo masih menggeleng tanda tak tau.

"Pasti ada alasannya, dia tak mungkin begitu kalau kau tak melakukan kesalahan." kesal Woo Hyun kemudian, Myungsoo yang hanya bisa menggeleng sedari tadi sungguh membuatnya kesal.

Bad Reputation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang