Empat Belas

4K 613 64
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[14]

Suzy berada di bar setelah pesta itu berakhir― sebenarnya belum berakhir sepenuhnya, hanya acara puncaknya saja yang telah selesai sedangkan pesta itu sendiri masih berlangsung entah sampai jam berapa. Tapi Suzy yang sudah kesal duluan dengan Kim Myungsoo memilih untuk melarikan diri, keluar dari ballroom kemudian berakhir di sini. Di salah satu bar hanya untuk minum sedikit minuman beralkohol.

"Wah, dia pikir dia siapa sampai mengasihaniku begitu." Wanita itu mendengkus, meriah gelas wine miliknya kemudian meneguk isi dengan wajah yang sedikit ia kernyitkan karena rasa pahit dari alkohol.

Suzy sebenarnya terkejut ada orang yang menawarinya sebuah perlindungan sejenis itu walaupun dia tak tahu pasti apa tujuan Kim Myungsoo sehingga mau bertindak demikian. Madam Ho, kakek Lee dan juga Hye Sung, ketiga orang itu adalah orang dewasa pertama yang mengulurkan tangan mereka kepada dirinya setelah kedua orangtuanya meninggal. Suzy mengerti kenapa ketiga orang itu peduli padanya, tapi Kim Myungsoo― Suzy tak menemukan alasan yang pasti kenapa pria itu harus peduli padanya.

"Bisa-bisanya dia menganggapku demikian. Lari dari kenyataan? Pura-pura kuat? Dasar pria brengsek, siapa dia berani menilaiku begitu. Menggelikan." Dengan napas menderu karena kesal Suzy menuangkan kembali wine ke dalam gelasnya, meneguk minuman tersebut lalu menghela napas lega. Banyak hal berhasil membuatnya emosi malam ini, Lee Mi Joo dan juga Kim Myungsoo.

"Sepertinya kau punya banyak keluhan, apakah aku akan mendengarkan banyak hal malam ini?"

Suzy memalingkan wajahnya ke samping, tersenyum kecut saat melihat orang yang dia kirimi pesan beberapa saat yang lalu datang dengan pakaian santai. Choi Sulli, wanita itu adalah orang yang Suzy hubungi tadi saat dia meninggalkan pesta ulang tahun BR hotel.

"Terima kasih karena sudah mau datang."

"Aku tahu kau akan mengomel besok kalau aku tidak datang, kemudian melampiaskannya pada pekerjaan. Aku juga yang ujung-ujungnya susah, lebih baik menurut bukan?"

Suzy terkekeh mendengar kalimat penuh sindirian yang Sulli ucapkan, "kau terlalu mengenal diriku teman."

"Tidak, aku tak mengenal kau dengan baik. Yang aku tahu hanya kulitnya saja." Sulli menarik kursi bar, mendudukkan dirinya di sana kemudian menunggu seorang pelayan dari balik meja bar memberinya sebuah gelas kosong.

Suzy lagi-lagi tekekeh, menuangkan wine ke gelas kosong Sulli kemudian mereka berdua bersulang. Sama-sama mempertemukan bibir gelas lalu meneguk isinya, mereka berdiam diri untuk sesaat sampai akhirnya Sulli membuka mulut dan berucap, "jadi? Apa yang menganggumu?"

Suzy memangku tangan, melihat barisan gelas yang terusun rapi dan juga cantik di hadapan. Wanita itu memiringkan kepalanya guna menatap Sulli, mulai bicara mengemukakan keheranan yang menderanya malam ini. Suzy biasanya tak bercerita masalah yang dia hadapi pada orang lain, tapi kalau hanya masalah seperti ini dia masih tidak keberatan untuk berbagi cerita.

"Yah, mungkin dia sudah gila makanya ingin menjadikanmu wanitanya."

"Teman sialan!"

"Aku serius." Sulli memasang raut wajah serius, "maksudku, dia bisa dapatkan wanita manapun dengan ketampanan dan kekayaan yang dia punya. Heol, dia itu penerus BR hotel. Kenapa juga mau terlibat denganmu."

Bad Reputation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang