--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
[2]
Suzy tidak tahu sejak kapan Korea terasa sangat asing baginya, dia pikir dia mungkin akan biasa saja jika kembali ke negeri ginseng tersebut setelah sekian lama, tapi nyatanya begitu berbeda. Ada yang menganjal di dadanya seakan dia tak ingin lama menetap di sini. Dia tak benci Korea, sama sekali tidak karena memang tidak ada yang harus dia bencikan dari tempat indah tersebut.
"Kau sudah memilih gaunmu untuk pesta?" Sulli datang dengan napan berisi dua minuman serta dua burger. Suzy masih suka makan makanan seperti ini, walaupun Korea bisa saja menyajikan beragam makanan tradisional yang mengiurkan.
"Ya, aku memilihnya asal dalam lemari."
Sulli tergelak, Suzy kadang bisa menjadi orang yang teramat acuh tak acuh. Mungkin itu salahh satu pesonanya yang tak bisa ditolak karena Sulli akui dia suka Suzy yang begitu, karenanya mereka bisa menjadi teman dekat seperti sekarang.
"Hebat. Aku saja masih bingung akan gaun mana yang cocok untukku nanti malam. Akan ada banyak pengusaha muda dan pewaris perusahaan besar yang datang, setidaknya aku harus mengaet satu."
Suzy tersenyum miring, bukan jenis senyuman yang mengejek melainkan senyuman maklum. Tentu, kesempatan seperti ini tidak datang pada sembarangan orang. Hanya orang tertentu yang bisa menghadiri pesta para chaebol. Keduanya harus berterima kasih pada madam Ho yang mengutus mereka.
"Aku dengar cucu tuan Kim akan datang ke pesta itu, apa benar?"
"Tuan Kim?" Sulli mengangkat sebelah alisnya dengan saus tomat mengotori sudut bibir akibat burger.
"BR hotel." Black Rose hotel sering disingkat demikian, Suzy tahu banyak tentang hotel tersebut. Tidak secara keseluruhan memang. Tapi setidaknya dia lebih tahu tentang hotel itu dari pada usaha para chaebol lainnya.
"Ah, BR hotel. Cucu tuan Kim." Sulli mengangguk-anggukkan kepalanya, "aku dengar begitu, dia akan hadir. Kenapa? Kau mengincarnya?"
Suzy menyerumput minuman yang dia pesan dengan mata yang menerawang ke depan, incaran? Apakah itu pantas disebut demikian?
"Entahlah." Suzy mengangkat bahu acuh, menimbulkan senyuman kecil dari Sulli yang meneliti perubahan raut pada wajahnya.
***
Midi chiffon dress berwarna merah tersebut Suzy padukan dengan high heels berwarna senada membuat tampilannya sangat mencolok sekarang di depan cermin apartemen baru yang dia tempati, sebulan sebelum kembali ke Korea dia telah membeli tempat ini. Mengingat mungkin dia akan tinggal lama di Korea karena urusan pekerjaan.
Sulli bertepuk tangan saat melihat penampilan Suzy dari atas sampai bawah. Wanita Bae tersebut sengaja merubah belahan rambutnya dan tidak memakai aksesoris apapun pada lehernya membuat tulang selangka miliknya menjadi satu-satunya yang menarik untuk di pandang. Dia terlihat seksi dan juga manis di saat yang bersamaan.
"Kau yakin hanya memilih asal gaun ini?" Sulli menyelidik, masuk ke dalam mobil bersama dengan Suzy. Sulli sengaja memakai supir malam ini, lebih senang begitu memang.
"Kenapa?"
"Habisnya kau terlihat begitu maksimal, aku suka gaunmu babe."
Suzy tersenyum, sejujurnya dia memang asal memilih. Gaun dengan dada rendah dan lengan panjang yang transparan tersebut sudah lama dia beli tapi tak kunjung ia gunakan, dia pikir mungkin ini saat yang pas untuk memperagakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Reputation [END]
Hayran KurguI don't care. © LoveSooji | Published : 25 November 2018.