Alma terbangun dari tidurnya, ia melirik jam yang ada di nakasnya.
Jam 21.00 WIB
Lumayan lama ia tidur, beranjak ke kamar mandi mencuci muka dan mengosok giginya tak ada niatan sama sekali untuk mandi. Sudah terlalu malam.
Ia turun ke bawah dan mendapati mamah nya sedang memasak untuk makan malam agaknya. Entah memang mendengar suara langkah Alma atau begaimana kini mamah nya menoleh dan tersenyum.
"Udah bangun Al?".
"Iyaa, kok mamah gak bangunin Alma kalau mau makan malam" kata Alma kesal.
"Ini juga mamah baru pulang, tadinya mau langsung tidur aja. Sayangnya perut mamah dari tadi bunyi terus" kata mamah nya dengan menyengir.
Alma duduk di meja dengan satu tangan yang dia letaknya di pipi dan bertumpu pada meja. Ia memperhatikan ke-lihai-an mamah nya yang bergelut dengan alat masak di dapur.
Tidak teriak teriak saat mendengar suara letupan minyak goreng ketika sudah panas. Tidak takut masakannya gosong atau tidak enak.
"Ma, gimana cara mamah masak sih? Al kok gak bisa bisa gitu, kok mamah gak teriak teriak pas liat minyak nya ada balonnya" kata Alma heran.
"Ya mamah kan sudah terbiasa, nak".
Nah benarkan, mamah tuh udah terbiasa. Tapi gimana bikin dia bisa terbiasa dengan suara suara yang hampir membuatnya jantungan.
"Kok bisa terbiasa?" Tanya Alma lagi penasaran.
"Nanti kamu bakal ngerasain kok, dan sekarang makan dulu".
Alma mengangguk dan menyendokan makannya ke piring. Makan dengan lahap sampai piringnya jadi licin.
"Kamu doyan apa laper?" Tanya mamahnya di susul kekehan.
Alma menyengir kuda, "dua-duanya, hehe".
Setelah membantu mamah mencuci piring kini dia duduk di ruang tengah dengan kripik singkong pedas favorit nya. Sudah di pastikan jika ada kakak nya itu pasti akan langsung di rebut.
Ia beranjak dari tempatnya kala makanan itu sudah habis, melihat stok kulkas yang benar benar sudah lenyap. Ia tahu siapa penyebabnya ini. Lihat saja jika nanti kakak nya pulang nanti dia akan memukul dan mengomelinya. Karena sudah berani beraninya mengambil stok camilan Alma.
Alma balik ke kamar untuk mengambil jaket, dompet, dan ponsel.
"Mah, Al mau ke supermarket depan ya" pamitnya.
Mamah terdiam sebentar. "Yaudah, hati-hati tapi ya. Jangan malam malam pulangnya".
Alma mengangguk lalu berjalan menelusuri trotoar menuju supermarket depan perumahan nya. Bersenandung kecil, menghilangkan rasa bosan.
Jalanan malam ini cukup ramai, banyak pengendara yang melintas dan ada juga beberapa pedagang yang lewat.
Baru akan masuk ke dalam supermarket, pandangan nya terkunci oleh seorang laki laki yang sedang duduk di salah satu kursi di depan teras supermarket.
![](https://img.wattpad.com/cover/168913266-288-k772210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [Selesai]
Teen FictionElang namanya, dingin orangnya. Irit bicara dan miskin ekspresi itulah dia ketua geng panco, orang yang di takuti sekaligus di kagumi karna ketampanannya ia tak suka diatur apalagi dengan perempuan, menurutnya itu terlalu repot. Namun tanggapan itu...