Setelah aku rombak tulis ulang lagi, rombak lagi, ngulang lagi dan jadilahhhh.Semoga enggak ngebosenin ya!!
1500+
Aku rasa ini adalah part terpanjang yang pernah aku tulis, ckckck.Happy reading!
***
"Diana!"
Suara itu membuat semua orang yang di sana menoleh. Ada Elang berjalan ke arah mereka. Disusul dua sosok lagi di belakang nya.
"Lepasin dia," kata Elang.
Gadis yang di panggil Diana itu menggeleng. "Kalau aku gak bisa jadi milik kamu, maka enggak ada yang bisa sama kamu."
Elang menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Lepasin atau gue bakal telpon polisi."
Diana tertawa lebar. "Silahkan, aku enggak perduli. Tapi sebelum polisi datang, akan aku pastikan gadis ini sudah terjatuh ke bawah sana."
Salah satu yang tadi mengikuti Elang maju. Rey menatap Diana dengan pandangannya yang meneliti.
Rey memberi kode ke arah Elang lewat matanya. Elang yang mengerti mengangguk.
Saat gadis itu lengah, barulah Elang memegang tangan Diana dan Rey langsung menarik Alma agar menjauh.
Rencana itu berhasil. Diana meronta ronta minta di lepaskan.
"Lepasin aku Elang! Aku mau kasih pelajaran sama cewek jalang itu!"
Elang mendorong Diana kuat hingga terjungkal ke depan. "Sadar diri! Siapa disini jalang sebenarnya!"
Diana yang tidak terima di bilang seperti itu mendorong Elang, membuat pemuda itu kini kehilangan keseimbangan dan langsung terperosok jatuh ke tebing.
"ELANGG!"
Semua terbelalak melihat itu. Teriakan Alma yang sangat keras.
Devan-yang tadi mengikuti Elang melongok kebawah. Masih ada Elang disana. Dia sedang berpegangan kuat pada akar pohon yang kokoh itu.
"Lang, pegang tangan gue," titah Devan yang di lakukan oleh Elang.
Alma menghampiri Devan. Menghela nafas lega saat melihat Elang yang berpegangan pada akar pohon yang kokoh.
Devan menarik tangan Elang untuk di bawa ke atas. Saat Devan berdiri, sebuah balok kayu kini menimpa punggung nya yang membuat dia juga hampir kehilangan keseimbangan.
Devan masih menahan tangan Elang dengan tangannya dan menahan tubuhnya dengan kedua kaki, menarik tangan pemuda di bawahnya itu dengan sekuat tenaga.
Alma ikut membantu, menarik tangan Elang yang satunya. "Ayo Elang."
Satu hantaman lagi mengenai punggung Devan. Alma berteriak, menatap wajah seseorang sebagai pelaku dengan garang.
"Mati aja sekalian!" Suara Diana terdengar di alih alih ketegangan ini.
Rey maju, memegangi Diana dengan kuat. Agar gadis itu tidak kemana mana dan merecoki semuanya.
"LEPASIN GUEE!!"
Tangan Alma jadi berkeringat, dia sendiri sudah sangat takut.
Takut jika Elang..... Ah membayangkannya saja sudah membuat dia bergidik ngeri.
"Ayo Lang," instruksi Devan.
Elang di bawa sana mengangguk.
Devan terus menarik Elang, namun entah apa yang kini membuatnya jadi berhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [Selesai]
Dla nastolatkówElang namanya, dingin orangnya. Irit bicara dan miskin ekspresi itulah dia ketua geng panco, orang yang di takuti sekaligus di kagumi karna ketampanannya ia tak suka diatur apalagi dengan perempuan, menurutnya itu terlalu repot. Namun tanggapan itu...