Alma menjadi manusia paling paling ribet malam ini. Sudah dua jam dia di dalam kamar mandi. Melakukan aktivitas yang jarang ia lakukan.Luluran.
Ya, ini semua akibat Elang yang tiba tiba bilang jika ibunya akan bertemu dengan Alma besok.
Besok?
Iya, besok.
Kulit nya sudah keriput karena terlalu lama berendam di air. Keluar dari bak mandi dan mengambil handuk yang tergantung di pintu.
Alma berjalan ke luar kamar dan memakai piyama. Kini mengambil satu masker dan memakainya.
Ini kan hanya ke rumah Elang, mengapa seperti akan pergi ke acara penting?
Entah lah, dia juga bingung sendiri dengan dirinya.
Satu pesan muncul.
Elang : Keluar dong
Alma : Mau apa?
Elang : Aku di luar
Alma langsung melompat turun dengan tergesa gesa. Melihat kakak nya yang sudah mengelus dada.
"Lo biasa aja kenapa? Kaget gue liatnya?" Kata Alam dengan wajah yang tidak bisa di katakan santai.
Bagaimana tidak kaget, Alma memakai masker putih yang menutupi seluruh wajah nya kecuali mata dan mulut.
Belum lagi dengan piyama putih polos. Rambutnya di gerai dengan menutupi setengah wajah.
Kan bikin sawan.
Alma tak menghiraukan kakaknya itu. Membuka gerbang dan melihat Elang yang tersenyum di atas motornya.
"Kenapa pake kaya gitu?" Tanya Elang heran.
Alma menggeleng. Menatap pelastik putih yang di pegang pemuda itu.
Alma menyodorkan tangannya, meminta.
"Nih."
"Tumben," kata Alma pelan.
"Lewat aja tadi, eh keinget sama kamu."
Alma tersenyum tipis. "Makasih."
"Kok susah ngomong gitu? Lepas aja udah."
Alma menunjukan ke ke lima jarinya.
"Lima?"
Alma mengangguk. "Menit."
"Oh, yaudah kalau gitu aku pulang yaa. Jangan tidur malam malam," kata Elang mengusap rambut Alma lembut.
Alma lagi lagi mengangguk.
Elang melajukan motornya. Suara deruman motor itu semakin terdengar jauh.
Alma berbalik. Mengunci gerbang dan segera masuk. Dia ingin cepat cepat memakan martabak itu.
***
Esok harinya.
Jantung Alma berdegup kencang, bel pulang akan berbunyi dalam dua menit lagi. Mengapa hari ini terasa begitu cepat? Biasanya nungguin bel pulang sekolah itu kaya nungguin doi peka, lama kalo di nanti nanti.
Tapi kenapa ini malah kebalikannya?
Tepat. Bel pulang bunyi dengan sangat nyaring, membuat semua teman kelasnya langsung bernafas lega. Tapi enggak sama Alma.
Jantung nya kian menggila. Memasukan semua barang barangnya ke dalam tas.
"Suutt psstt suuttt."

KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [Selesai]
Teen FictionElang namanya, dingin orangnya. Irit bicara dan miskin ekspresi itulah dia ketua geng panco, orang yang di takuti sekaligus di kagumi karna ketampanannya ia tak suka diatur apalagi dengan perempuan, menurutnya itu terlalu repot. Namun tanggapan itu...