Burung burung berterbangan dengan kicauannya yang bergerombol. Pagi itu matahari menyambut hangat. Bola bersinar yang panas itu bersinar terang di atas sana.Alma merekah melihat balasan dari Elang, dia segera membalas saat itu juga.
Mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.
Ingat jika dia kini ada janji dengan kakak kelas nya itu. Sepuluh menit berlalu, Alma keluar. Sudah siap dengan pakaiannya.
Suara klakson mobil yang terdengar dari bawah membuat ia langsung saja turun tanpa pamit pada siapapun. Karena memang di rumahnya sedang tidak ada orang.
Masuk kedalam mobil Devan yang sang empunya sudah tersenyum lebar.
Kini dia disini di pusat perbelanjaan yang terkenal di daerah ibu kota ini.
"Mau ke toko buku langsung apa mau ke Timezone?" tanya Devan.
Alma yang sedari tadi diam kini menoleh. "Toko buku aja deh, gue lagi enggak pengen kemana mana," Alma tersenyum dan berjalan lebih dahulu.
Ia tak tahu saja jika Devan di belakangnya tersenyum miris. Bagaimana ia akan. Jujur jika seperti ini.
"Kak Devan, ayo," panggil Alma.
Suara Alma yang keras membuat nya jadi tersadar dan mengangguk, berjalan bersisihan di sebelah Alma.
Tapi, baru saja mereka ingin berbelok menuju ke eskalator, tas Alma sudah di tarik tarik dari belakang.
Alma menoleh. Seorang anak laki laki yang sedang tersenyum lebar ke arah nya. Ah, Alma jadi ingat anak kecil yang bernama Lepan itu.
"Kakak, kakak inget aku?" tanyanya dengan menunjuk dirinya sendiri.
Alma mengerutkan kening, ia cukup familiar dengan wajah anak ini, seperti pernah bertemu tapi dimana.
"Aku Lepan kakak," jawab nya sendiri yang membuat Alma membulat kan mata. Ia berjongkok di depan anak laki laki itu.
"Ihhh. Kita ketemu lagi, kamu kok sendiri mama kamu kemana?" Tanya Alma lembut dengan mengusap rambut Lepan.
"Tadi aku dari sana terus liat kakak, jadi aku samperin aja. Hehe," karna gemas Alma jadi mencubit kedua pipi Lepan yang gembul dari sebelum nya.
Anak kecil yang bernama Lepan itu menelengkan kepala, melihat Devan yang kini menatapnya. Dengan tangan mungil nya, Lepan menunjuk Devan dan berbisik ke telinga Alma.
"Itu siapa?" tanya nya.
Alma menoleh menatap Devn yang jadi menaikan alisnya nya satu. Alma kembali menatap Lepan yang memandangnya dengan raut bingung.
Dia membisikan lagi ke telinga Alma. "Kakak yang ganteng kemana?"
"Itu temannya kakak ganteng, kakak ganteng lagi pergi," kata Alma penuh kelembutan.
Lepan mengangguk angguk saja, dia kini malah tersenyum lebar ke arah Devan, yang membuat pemuda itu bingung dan garuk garuk belakang kepala.
"Lepan."
Teriakan dari belakang membuat ketiganya menoleh, itu ibu ibu yang dahulu menyangka jika ia dan Elang adalah sepasang kekasih dan itu semua terwujud sekarang.
"Kamu kemana aja sih, mama nyariin," kata ibu ibu itu, lalu menatap nya dan tersenyum lebar. "Ah iya saya ingat, kamu yang dahulu menolong anak saya kan?"
Alma mengangguk dan ikut tersenyum. Kini ibu ibu menatap Devan yang ada di belakang nya yang membuat ia menautkan alisnya.
"Yasudah saya duluan ya, terimakasih sudah menemukan anak saya," pamit ibu ibu itu lalu pergi begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/168913266-288-k772210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [Selesai]
Novela JuvenilElang namanya, dingin orangnya. Irit bicara dan miskin ekspresi itulah dia ketua geng panco, orang yang di takuti sekaligus di kagumi karna ketampanannya ia tak suka diatur apalagi dengan perempuan, menurutnya itu terlalu repot. Namun tanggapan itu...