DuapuluhDua

8.1K 467 12
                                    

Terhitung sudah satu Minggu Elang dan Alma tak saling sapa. Ah ralat, Alma yang terus menghindar. Bila bertemu Elang dan kawan kawan di koridor maka dia akan berputar balik dan memilih mencari jalan lain.

Elang? Dia membiarkan saja. Mencoba mengerti, walau ini sudah di luar batas. Alma menghindari nya.

Berita tentang Alma yang menjadi pacar Elang sudah nyebar luas. Bahkan sampai ke sekolah sekolah luar.

Hari ini hari Senin, semua siswa siswi SMA Arwana harus berbaris di lapangan sesuai kelas masing masing, untuk mengikuti upacara bendera.

Alma mengeluarkan semua isi tasnya, tapi tidak menemukan benda yang di carinya. Mencoba mengingat ingat di mana kah terakhir kali ia menyimpan topinya.

Ah, ya. Di bawah buku absen ekskulnya dan itu ada di rumah. Mau beli di koperasi pun sudah percuma karena sudah banyak yang berbaris di lapangan.

Alma berjalan dengan gontai menghampiri Sasa, Akila dan Syila.

"Loh topi Lo mana?" Tanya Syila keheranan.

"Gak bawa," Alma memanyunkan bibirnya.

"Kok bisa?"

"Gue lupa tadi, kirain udah ada di tas. Eh ternyata ada di rumah," rengek nya merasa frustasi.

Ke-tiganya jadi menggeleng prihatin. Tapi itu tak berlangsung lama. Seseorang telah memakaikan Alma topi dengan telaten. Alma refleks mendongkak, melihat siapa sosok itu.

Alma jadi tertegun. Melihat cowok itu yang memakaikan topinya ke kepala Alma dan langsung berbalik pergi tanpa mengucapkan apapun.

Syila dan Akila jadi melongo dan Sasa menghela nafas pelan.

"HEI ITU YANG MASIH DI DEPAN KELAS!! CEPAT BARIS UPACARA SUDAH MAU DI MULAI!!"

Karena merasa seruan itu untuk mereka bertiga, kini jadi berlari menuju barisan.

Mata Alma diam diam jadi mengikuti kemana cowok itu berbaris. Berjalan dengan santay menuju ke barisan siswa siswi yang terlambat atau tidak memakai atribut lengkap, di sana pak Idris–guru kesiswaan langsung mengomel galak.

Alma tak menyangka Elang akan melakukan hal itu untuknya. Ia jadi merasa bersalah.

***

Terik nya matahari membuat beberapa orang yang sedang di hukum mengeluh panas. Ada yang sudah kipas-kipas, duduk duduk sampai ngacir ke kantin.

Elang masih tetap biasa saja. Padahal dia tidak memakai topi, untuk sekedar menutupi kepalanya. Menurutnya menjalankan hukuman seperti ini sudah biasa.

Di pinggir lapangan sudah ada teman temannya yang sedang duduk duduk di bawah pohon mangga dengan beberapa botol air.

Bahkan Roy sengaja meminum di depan beberapa siswa yang sedang menjalankan hukuman dengan gayanya yang alay, membuat mereka jadi ngiler, pengen juga.

Dari arah kantin datang seorang gadis dengan kacamata minusnya. Menghampiri sosok yang kini sedang menghormat ke arah bendera dengan khusyuk.

"ACIEEE, DI DATANGI PERMAISURI. EKHMM!!"

"WAHH RESEP NIH KEK NYA, BAKALAN ADA ADEGAN ROMANSA!!"

"LANG DAH SIAPIN MENTAL BELOM BUAT NGADEPIN BIDADARI!!"

"MASYAALLAH NENG! MUKA MU KOK MANIS BANGET!!"

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang