Enambelas

9.6K 587 15
                                    

WAAWWW!!!
AKU KIRA GAK AKAN SAMPAI SATU HARI DAN TERNYATA SAMPEEE.
UWUUU😙😙

JADIII

SESUAI JANJI

HAPPY READINGGGG!!

****

"Iya gue mau ikut."

Anka tersenyum lagi dan lagi, pantas saja Elang ada memilih gadis di hadapannya ini menjadi pacarnya. Gadis itu mempunyai daya tarik yang membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh.

"Iyaudah nanti pulang sekolah, gue tunggu di parkiran," Alma mengangguk mendengar itu lalu pamit berlalu pergi menuju kelasnya.

***

Elang terbaring di kasurnya, sesekali mengusap hidung nya yang gatal. Sejak semalam badan nya demam, Bi Idah saja tadi sampai panik saat melihat Elang muntah-muntah.

Suara ketukan pintu terdengar, di susul oleh suara Bi Idah. "Den ini bibi buatkan wedang."

"Masuk aja Bu. Enggak di kunci," Elang kembali bersin bersin. Sangat tak nyaman dengan keadaan nya yang seperti ini.

Bi Idah meletakan telapak tangannya di dahi Elang, sudah lumayan turun demam nya.

"Buu, kepala aku pusing," Bi Idah tersenyum kecil, beginilah sikap Elang jika sedang sakit. Manja.

"Yaudah di minum dulu wedang-nya biar enakan. Nanti Bibi kompres lagi yaa," Elang mengangguk, meminum wedangnya.

Bi Idah yang tadi pamit ke dapur kini sudah kembali dengan satu baskom dan handuk kecil kering. Mencelupkan handuk kering itu kedalam baskom yang berisi air dingin. Sedikit di peras lalu di letakan di dahi Elang yang kini mulai terlelap.

***

Bel tanda pelajaran telah usai berbunyi, dengan tergesa Alma berlari keluar kelas dan menuju parkiran, menghiraukan panggilan dari teman temanya, takut takut jika lama dia di tinggalkan oleh Anka untuk ke rumah Elang.

Sedangkan di parkiran Anka masih duduk di motornya dengan anteng, tumben. Biasanya akan ada celetukan yang membuat teman temannya kesal, Rio menatap itu jadi curiga. Pasalnya Anka terus saja tersenyum, tanpa merasa pipi nya pegal pegal.

"Napa lo, kerasukan?" ceplos Ali kejam.

Anka mencebikan bibirnya. "Cewek nya Elang mau ikut jenguk."

Hening.

Tak ada yang berbicara setelah itu, semuanya melongo. Tak percaya atas apa yang di ucapkan oleh laki-laki yang tingkat kewarasannya harus di pertanyakan.

"Gue gak percaya," Rio berucap dengan menyipitkan mata sinis.

"Terserah, sebentar lagi juga bakal dateng."

Tak lama dari itu juga, dari ujung koridor ada seorang gadis yang sedang berlari.

Menghampiri mereka dengan nafas yang ter-engah-engah. "So-sorry ta-tadi Pak-Toto lama ke-luarnya."

Gadis yang tak lain adalah Alma itu kini meraup banyak banyak oksigen. Berdiri kembali dengan tegak dan menatap teman teman Elang yang kini sedang memperhatikan dirinya.

Alma meringis kecil, agak sedikit canggung. "Gue udah buat kalian nunggu lama ya? Sorry."

Semuanya menggeleng kuat kuat, tak menyangka jika dari sedekat ini Alma bisa secantik ini. Namun lamunan mereka tersadar saat ucapan Rey masuk ke pendengaran mereka masing masing.

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang