5 tahun berikutnya...Seorang bocah berumur sekitar tiga tahun itu tengah memakan es krim yang di beli ibunya.
"Bunda aku mau yang rasa coklat," katanya dengan suara yang menggemaskan.
Bundanya mengangguk dan mengambilkan satu es krim lagi dan langsung dia berikan ke bocah laki laki tadi.
"Dede bayinya mau enggak bunda?" Tanya bocah kecil itu mengusap perut bundanya yang agak membuncit.
"Mau, tadi dia sudah makan sama bunda."
"Bunda ayah kapan pulang?"
"Nanti malam."
Bocah lelaki itu mengerucutkan bibirnya. "Lama, aku pingin sekarang aja."
Bundanya menggeleng. "Enggak bisa, nanti kerjaan ayah enggak selesai gimana?"
Lagi lagi dia mengerucutkan bibirnya. "Enggak mau."
Bundanya menghela nafas. Mengeluarkan ponsel dan mencari nomor suaminya di sana.
Satu kali panggilan tak di angkat, saat panggilan kedua barulah suara sambungan terdengar di sana.
"Halo."
"Ya, ada apa sayang?"
"Nih, anak kamu minta kesana."
Seseorang di sebrang sana terdiam sebentar. "Ya sudah, aku juga enggak terlalu sibuk."
"Yaudah, nanti aku kesanal dengan Ezkiel. Sekalian makan siang bareng."
"Iya, aku tutup ya mau ada meeting sebentar."
Tutt....
"Apa Bun kata ayah?" Tanya bocah kecil itu penasaran.
"Iya, kata Ayah boleh."
Dan dia langsung bersorak gembira.
***
Keduanya sampai di sebuah perusahaan yang nampak megah di tengah kota.
Seorang wanita dengan anak laki-laki yang berada di gendongannya keluar.
Sapaan terlontar saat dia masuk. Banyak karyawan yang menyapanya manis.
Tak sedikit yang membicarakan bocah laki laki yang terlihat menggemaskan di gendongannya.
"Siska bapak ada?" Tanya wanita itu saat sampai di depan ruangan yang paling besar di antara lainnya.
"Bapak sedang tidak ada Bu, dia sedang ada meeting. Namun sepertinya akan selesai sebentar lagi."
Wanita itu mengangguk. Langsung masuk ke ruangan yang ada di hadapannya ini tanpa permisi.
Duduk di sebuah sofa yang sudah ada di sana.
"Mana Bun, katanya Ayah ada di sini?" Tanya bocah laki laki itu.
"Sebentar ya, Ayah lagi kerja dulu. Nanti dia kesini."
Bocah kecil itu mengangguk. Memainkan robot nya yang sengaja dia bawa.
"Nanti kalo dedenya udah keluar bisa main sama aku ya Bun?" Tanya bocah itu yang masih asik dengan permainan nya.
Wanita itu mengangguk. "Iya, nanti kamu bisa main sama dedenya."
"Aku gak sabar Bun, buat liat dedenya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [Selesai]
JugendliteraturElang namanya, dingin orangnya. Irit bicara dan miskin ekspresi itulah dia ketua geng panco, orang yang di takuti sekaligus di kagumi karna ketampanannya ia tak suka diatur apalagi dengan perempuan, menurutnya itu terlalu repot. Namun tanggapan itu...