Enam

14.6K 624 19
                                    


Pagi ini awan mendung, terlihat air yang rintik rintik jatuh dari langit. Menangisi bumi, hujan kembali datang. Sekarang cuacanya tak menentu, bukan musim hujan pun selalu saja datang hujan

Alma, gadis itu tengah duduk didekat jendela kamarnya. Menatap langit yang kian gelap, rasanya hujan akan awet.

"Al," suara dari balik pintu membuatnya kaget.

Alma menengok melihat siapa yang berada di pintu, pintu itu sudah terbuka menampakan sosok wanita paruh baya, yaa itu mamanya Alma.

"Kamu lagi ngapain?" tanya mama.

"Enggak, cuma liat hujan aja," mata Alma kembali pada pemandangan didepannya. Hanya melihat hujan.

"Sarapan sudah siap, kenapa tidak turun?" tanya mama kepada Alma karna sedari tadi anak ini hanya melamun.

"Nanti. Al belum lapar," Jawab Alma seadanya.

"Kenapa sama anak mama yang cantik ini hmm?" tanya mama dengan lembut.

"Enggak, ma akhir akhir ini Alma ngerasa aja kalo Alma enggak enak badan," Jawab Alma dengan lesu.

"Kamu sakit sayang" Mama langsung mengecek suhu alma, dengan meletakan tangannya di kening alma. Cukup panas, namun mungkin tidak sampai demam. "Badan kamu agak panas, mau kedokter."

Alma menggeleng, mungkin ini akibat hujan hujanan kemarin. Sekarang yang Alma inginkan hanya istirahat. "Alma hanya ingin istirahat ma."

"Yasudah istirahat lah, jika papa mu tahu mungkin kau sudah berada di rumah sakit sekarang. Jaga kesahatan mu Alma sekarang cuaca sudah tak menentu, kadang hujan datang, dan cepat sekali pergi," Mama mengusap kepala Alma dengan lembut sehingga ia menjadi nyaman.

"Balik lah kekasurmu, nanti mama suruh bi Dilah datang kesini membawakan bubur," Mama pergi, mungkin akan memulai sarapan.

Alma kembali melihat hujan, disaat saat seperti ini Alma jadi kalut sendiri. Ia malah memikirkan Elang, baru saja kemarin rasanya melihat Elang duduk di sampingnya yang membuat jatungnya berdegup kencang.

Ketukan pintu membuat lamunan Alma buyar, lagi.

"Masuk!" Teriak Alma dengan suara agak sedikit keras.

Terlihat bi Dilah yang sedang membawa nampan dengan isi bubur satu gelas air putih, "Ini non langsung dimakan."

Alma mengangguk, menyuruh Bi Dilah untuk menaruh saja diatas meja dekat pintu, setelah itu Bi Dilah pergi. Alma beranjak dari kasurnya kearah  meja tersebut mengambil bubur dan memakannya

"Al," suara berat nan serak berada dibalik pintu, pasti itu abangnya.

Alam masuk kedalam kamar Alma, dilihat dia sedang memakan bubur nya dengan lahap. "Kata mama lo sakit?"

"Hmm, agak capek aja si bang," Alma kembali melanjutkan makannya.

"Udah enakan belom, kalo udah kita beli sepatu yuu," ucap Alam.

Mata Alma langsung berbinar, ada sepatu yang ingin ia beli. Dan sekalian mampir dulu ketoko buku, Alma mengangguk dan menyudahi makannya, namun tangannya dicekal oleh Alam. "Habiskan dulu makanmu baru akan abang ajak pergi jalan jalan."

Alma menurut dan kembali melanjutkan makannya dengan kekuatan super. Alam saja sudah tertawa melihat Alma begitu antusias.

Alma selesai dengan makannya ia langsung menaruh mangkuk itu dimeja dan berlari kearah kamar mandi.

Alam hanya geleng geleng melihat kelakuan adiknya yang super konyol itu. Alam segera beranjak dari kamar Alma dengan membawa satu mangkok bubur dan satu gelas yang sudah kosong

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang