DuapuluhEmpat

7.9K 466 42
                                    






HALOOOOOOO
MOOD BANGET BUAT NULIS CERITA INI, AKU UP BUAT NEMENIN KALIAN YANG KINI LAGI MALAM TAKBIRANNYA DI RUMAH AJA










HAPPY READINGGGG







***

Malam ini Alma sedang duduk di sofa depan televisi. Sesekali tertawa karena adegan lucu yang di tayangkan.

Ponselnya bergetar di atas meja. Ada satu pesan dari Elang disana.


Elang : Lo lagi ngapain?

Alma : Lagi nonton tv

Alma : Kenapa?

Elang : Ada acara kah?

Alma : Enggak

Elang : Oke

Elang : Dua puluh menit lagi gue sampai

"HEH!"

Alma jadi mendelik kaget, melompat turun dan beranjak menuju kamar. Alam yang melihat itu jadi terheran, diam diam menyusul Alma.


Saat Alam menyembulkan kepalanya di sisi pintu, ia di kejutkan dengan lemparan baju. Kini kamar adiknya itu seperti kapal pecah.

Baju baju berserakan dimana mana, ada di kasur, di lantai bahkan di meja rias pun sudah ada tumpukan baju.

"Yaallah dek, elo kalo mau acak acakin kamar ajakin gue kenapa, gak seru kalo segini mah" Alam masuk kedalam, memunguti setiap baju yang ia lewati.

"Ah bacot lo."

"Mau ngapain si, elo nyari harta karun di situ?" Tanya Alam yang sudah geram melihat kelakuan adiknya ini.

"Buta mata lo."

"Yaudah biasa aja si," kata Alma jadi sebal. "Ini baju lo semua Alma, ngapain pake cari segala. Aishh, bego nih anak."

"Iya gua tau kalo itu baju gue, tapi enggak ada yang cocok ishhh," ia jadi mencak mencak sendiri.

"Mau kemana si lo, gaya amat. Pake keresek aja cocok elo mah."

"Berisik lo ah, bantuin gue kek."

Alam menghela nafas berat, ia menarik Alma kebelakang agar menjauh. Ia meletakan kembali baju baju itu dengan rapi. Memeberikan satu jeans panjang berwarna abu abu dan switer biru laut yang menjadi pelengkap.

"Dah tuh. Padahal baju lo banyak, bagus bagus juga."

Alma hanya menyengir. Ia mengambil handuk dan mencium pipi Alam.

"Makasihh Abangkuu, lo malem ini ganteng banget deh. Gue kok baru nyadar ya."

"Ya, ya, ya, kalo lagi kaya gini aja lo bilang gue ganteng. Nantinya mah ngatain gue buluk lah, dekil lah, jelek lah," Alma hanya terkekeh geli mendengar itu, segera masuk ke kamar mandi.

Beberapa saat setelahnya Alma keluar dengan pakaian yang sudah siap. Duduk di depan meja rias, memoles wajahnya tipis. Setelah itu ia mengambil dompet dan ponsel yang ia letakan kedalam tas kecil.

Dirasa semuanya siap ia berjalan turun. Bertepatan dengan sebuah klakson yang terdengar dari arah luar rumah.

Alma bergegas berjalan ke depan, yang diam diam di ikuti oleh Alam.

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang