Dua bulan berlalu. Hubungan Alma dan Elang sudah terjalin hampir setengah tahun.Hubungan yang semakin membaik dengan konflik yang tidak terlalu di besar besarkan.
Dua Minggu lagi acara The Camping akan di adakan. Semua kelas yang di pilih untuk ikut serta sudah mempersiapkan diri.
Dari meminta izin juga administrasi.
Alma jadi termenung, mengingat ucapan Elang semalam membuatnya jadi galau begini.
Sasa yang merasa ada yang tidak beres menepuk bahu Alma yang membuat gadis itu langsung terpenjat kaget.
"Kenapa sih lo, enggak fokus gitu?"
Alma hanya menipiskan bibir.
"Masalah apa lagi? Elang ya?" Tanya Sasa kepo.
Alma mengerucutkan bibirnya. "Dia mau ke Jepang."
Sasa menepuk bahu Alma pelan. "Kapan?"
"Lusa."
Sasa jadi terkekeh.
"Kok ketawa?" Kata Alma tak terima.
"Enggak, enggak. Lucu aja, dulu tuh cowok sama sekali enggak pedulian orangnya, eh sekarang. Ckckck."
"Masa?"
Sasa mengangguk. "Dia tuh orang nya emang pendiem dari lahir. Bahkan kata mamah nya, Elang enggak sama sekali nangis pas lahir, dokter sampai anggap dia udah gak ada, tau ga."
Alma jadi ikut terkekeh. "Terus, terus?"
"Dari kecil Elang emang udah di pisahin sama kakak nya. Jadi dia mungkin kesepian gitu. Tapi pas masuk TK, Kak Malam di suruh pulang lagi buat nemenin Elang, karena mamahnya sibuk kerja."
Alma mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti.
"Makannya gue sekarang agak kaget aja dia bisa umbar umbar senyum begitu."
Alma mengerutkan kening. "Apa enggak pernah senyum?"
"Kalo kita lagi kumpul kumpul, Elang lebih menghindar dan main PS sama kakak nya atau Kak Dolan," jelas Sasa menyebutkan nama kakak sepupunya itu.
Alma menganggukkan kepalanya mengerti.
Alma menghadap depan. Memperhatikan guru yang sedang menjelaskan mengarah ke papan tulis.
Pandangannya memang tertuju kearah sana, namun pikirannya melayang entah kemana.
Bel istirahat berbunyi. Alma masih berdiam diri di kelasnya. Dia tidak mau keluar kelas dan bertemu Elang, pokonya jangan sampai dia menangis saat berhadapan dengan pemuda itu.
Alma membuka kotak bekal yang sengaja dia bawa dari rumah. Memakannya dalam diam.
Saking fokus nya, dia saja sampai tidak sadar jika sedari tadi ada yang sudah duduk di sebelahnya sambil memperhatikan wajahnya.
Baru Alma akan menutup bekal itu, sampai di menoleh matanya membelak.
"Astaghfirullah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [Selesai]
Ficção AdolescenteElang namanya, dingin orangnya. Irit bicara dan miskin ekspresi itulah dia ketua geng panco, orang yang di takuti sekaligus di kagumi karna ketampanannya ia tak suka diatur apalagi dengan perempuan, menurutnya itu terlalu repot. Namun tanggapan itu...