13

7.3K 345 1
                                    

"Sayang, aku mau minta maaf nih." Tiba-tiba Adrian bersuara di antara keheningan dalam mobil. Aku yang hampir jatuh tertidur langsung membuka mata.

"Minta maaf soal apa?" Aku deg-degan menunggu jawabannya. Mungkinkah dia akan minta maaf soal perasaannya yang tidak bisa mencintaiku, atau minta maaf soal tingkahnya yang selama ini menyebalkan?

Dia berdehem sebelum menjawab pertanyaanku. "Aku minta maaf udah ganti lokasi bulan madu kita." Dia melirikku takut-takut.

"Maksudnya?" Aku masih kaget mendengar jawabannya yang di luar harapanku. Mengganti lokasi? Bukankah sekarang kami masih di jalur Jakarta-Bandung?

"Kemaren aku cek tempat yang kamu mau itu. Aku gak terlalu suka. Tapi tenang aja, kita pindah di lokasi yang sama persis seperti yang kamu mau kok." Adrian buru-buru menambahkan ketika melihat wajahku yang mulai kesal.

"Kemaren-kemaren kamu gak protes pas aku milih disitu."

"Iya, kemaren kan aku belum ngecek tempatnya kayak gimana."

"Memangnya apa yang gak kamu sukai?" Tanyaku penasaran. Kemaren aku memilih penginapan Sapulidi di Bandung. Aku ingin kami menghabiskan waktu di tempat yang tenang dan asri. Awalnya Adrian ingin di hotel saja, agar lebih praktis. Tapi aku langsung menolak karena tidak suka berlama-lama di hotel yang rasanya kaku dan dingin.

Makanya aku memilih Sapulidi yang ketika ku lihat foto-fotonya di internet terlihat asri dan indah. Apalagi ada pemandangan danau yang bisa kami nikmati.

Aku masih cemberut menunggu penjelasan Adrian lebih lanjut. Adrian masih menggenggam tanganku, dan tiba-tiba meremasnya kuat. Membuatku mengalihkan wajahku dari jendela mobil dan menatapnya.

"Aku gak suka danaunya." Katanya singkat.

Aku menunggu dia meneruskan kalimatnya. Namun beberapa menit kemudian, dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Hanya itu penjelasanny?

Aku jadi makin kesal. Tapi aku berusaha menahan emosiku dengan menarik nafas lebih panjang. "Jadi kita akan kemana?"

Adrian menoleh padaku dan tersenyum lebar. "Kita akan ke Kampung Sampireun."

"Hah?" Aku tentu saja langsung kaget. Dia tidak suka di Sapulidi karena danaunya. Tapi dia malah memilih Sampireun yang juga ada danaunya?

"Tadi katanya gak suka danaunya?" Tanyaku lagi.

"Tapi danau di Sampireun beda, Yang. Kalau di Sapulidi, rasanya airnya keruh gitu. Aku takut ada anacondanya. Kalau di Sampireun kan ikannya aja kelihatan."

Aku langsung tertawa mendengarkan penjelasannya. Adrian ini sudah dewasa tapi kelakuan masih kayak anak kecil. "Kamu kebanyakan nonton film. Masa danau bagus-bagus gitu dianggap ada anacondanya." Kataku disela-sela tawaku.

"Jadi, kamu gak marah?" Tanyanya memastikan.

Aku kembali cemberut menatapnya. "Aku kesal karena kamu gak ngomong dulu, tiba-tiba mutusin sendiri."

"Iya, maaf ya. Aku janji, lain kali kalau ada apa-apa lagi aku akan ngomong dulu ke kamu." Katanya sambil tersenyum. Dia membawa tanganku yang digenggamnya ke bibirnya dan menciumnya pelan. Membuatku salah tingkah.

***

Kami sampai di penginapan sudah lewat tengah malam. Begitu sampai, kami langsung di antar ke tempat kami. Aku agak kaget ketika kami di antar ke bungalow besar dekat danau, bukannya di cluster yang biasa.

Begitu pegawai penginapan yang mengantarkan kami keluar, aku langsung menghadang Adrian sambil berkacak pinggang.

"Kenapa, Yang?" Tanyanya heran.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang