10

1.3K 155 29
                                    


"Makan pelan-pelan!"

Yewon mematung saat jemari Hyunjin mengusap bibirnya. Ia menatap Hyunjin dengan pipi mengembung dan mata berkedip lucu. Membuat Hyunjin tidak tahan untuk tertawa.

"Kau lucu sekali!"

Sementara Yewon hanya tersenyum malu.

Saat ini mereka sedang berada di salah satu restaurant kota Seoul. Hyunjin memenuhi ucapannya untuk menjemput Yewon. Dan siapa sangka, kedatangan Hyunjin membuat seisi studio gempar. Mungkin mulai sekarang Yewon harus bersiap mental menghadapi godaan para staf.

"Hyunjin-ah! Apa tidak masalah kau keluar kantor begini? Aku benar-benar tidak enak padamu." Rasanya Yewon ingin sekali meguliti Sinb karena sudah mengerjainya. Ia sungguh malu pada Hyunjin. Yah, walaupun hubungan keduanya kini sudah terlihat mulai akrab. Berterimakasihlah pada sifat keduanya yang mudah membaur.

"Tentu saja tidak! Aku baru masuk kantor. Jadi pekerjaan masih belum begitu banyak."

Yewon hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Hyunjin.

"Oh iya! Kudengar kau sebelumnya tinggal di Paris. Kau mengurus perusahaan keluargamu juga disana?"

"Benar! Aku harus mengurus ketidakstabilan perusahaan disana karena kepergian appa."

"Ah mianhae! Aku tidak bermaksud."

"Gwaenchana! Itu sudah kejadian lama. Delapan tahun lalu mungkin aku tidak bisa berkata begini. Saat itu aku masih begitu muda. Kepergian appa benar-benar membawa dampak besar dalam keluarga kami. Minhyun hyung harus memegang tanggung jawab perusahaan utama disini. Sementara aku yang masih sma, harus pindah ke Paris untuk mengurus cabang sekaligus menyelesaikan studi. Di awal-awal terasa sangat sulit. Meskipun dari kecil aku sudah  belajar mengenai bisnis, tapi tetap saja sulit jika dilakukan jika kita belum punya pengalaman. Tapi aku bersyukur karena ada teman appa disana yang membantuku. Eomma dan Minhyun hyung juga selalu menghubungi ku. Jadi aku bisa melewati semua dengan baik."

Hyunjin kaget saat Yewon memegang tangannya dengan pandangan berkaca-kaca. Membuat Hyunjin ingin tertawa sebenarnya karena wajah Yewon yang memelas terlihat  lucu.

"Hei kenapa malah kau yang menangis? Haha!"

"Kau pasti kesepian yah disana! Kau sudah melakukan yang terbaik Hyunjin."

Tawa Hyunjin terhenti. Ia menatap Yewon lama lalu tersenyum.

"Eh mianhae." Yewon melepaskan genggaman tangannya dari tangan Hyunjin dengan wajah memerah. Ia tidak sadar memegang tangan Hyunjin tadi. Sekarang Yewon kembali melanjutkan makannya demi menghindari tatapan Hyunjin.

Hyunjin terkekeh melihat tingkah laku Yewon. Ia malah meraih wajah Yewon lalu menepuk nepuk pelan pipi Yewon yang penuh makanan.

"Perasaan kita tidak memesan bakpao, kenapa bisa ada disini?"

"Yak! Hwang Hyunjin!"

"Iya sayang!"

"Ck! sayang apanya?! cepat habiskan makanmu!"

"Hahaha iya iya!"

Hyunjin benar-benar puas menggoda Yewon. Ia gemas dengan wajah lucu Yewon yang memerah. Sementara Yewon mati-matian menetralkan kondisi jantungnya dengan wajah yang semakin merah.




***




Yewonnie kau pulang jam berapa?

Trust (Yewon-Hyunjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang