11

1.2K 147 21
                                    


"Aw!"

Yewon sedikit kehilangan konsentrasi memasaknya gara-gara kejadian di supermarket tadi.

"Ada apa?" Hyunjin langsung datang begitu mendengar teriakan Yewon. Dilihatnya jari Yewon mengeluarkan darah.

"Kenapa kau selalu ceroboh?!" Hyunjin menarik tangan Yewon ke wastafel lalu membiarkan air mengaliri jari Yewon yang terluka. Setelahnya ia membawa jari mungil Yewon ke mulutnya. Menyesap sisa darah yang keluar. Tindakan Hyunjin membuat Yewon terpaku. Darahnya berdesir saat rasa hangat itu terasa di jari telunjuknya. Ia menatap Hyunjin yang ternyata juga menatap matanya.

Setelah beberapa detik mereka berdiam diri, Hyunjin melepaskan jari Yewon. Ia pergi sebentar lalu kembali dengan sebuah hansaplast di tangannya. Dengan telaten, Hyunjin membalut luka Yewon.

"Sudah! Hati-hati Yewon. Jangan melukai dirimu lagi." Hyunjin berkata lembut sambil mengusap rambut Yewon. Membuat Yewon salah tingkah sendiri dengan wajah memerah.

"Ehm terimakasih."

"Ngomong-ngomong Ye! Jarimu pedas."

Yewon cengo sesaat, lalu begitu tersadar ia tertawa terbahak-bahak.

"Hahahahahaha! Mian-mian. Aku sedang memotong cabai." Yewon masih tidak berhenti tertawa saat melihat Hyunjin yang kini sibuk meminum air putih banyak-banyak.

Hyunjin mendengus melihat Yewon yang asik mentertawainya. Ia juga sedikit kesal karena suasana romantisnya bersama Yewon hancur. Tapi setelahnya Hyunjin tersenyum lega.

Syukurlah kau tertawa lagi.

Hyunjin memperhatikan Yewon yang kembali berkutat dengan masakannya. Sudah sejak tadi Hyunjin khawatir sebenarnya. Yewon jadi banyak melamun dan tidak fokus saat diajak bicara semenjak pulang dari supermarket. Entah apa penyebabnya. Ia juga tidak berniat bertanya karena masih menghargai privasi Yewon. Setidaknya Hyunjin sekarang bersyukur karena Yewon bisa kembali tertawa.




"Kau suka bermain game Ye?" Hyunjin mendekati stik PS yang ada dibawah TV.

"Ah itu milik Moonbin dan Jungkook oppa! Kau taulah mereka semua tidak tau diri." Jawab Yewon yang kini menyandarkan tubuhnya di sofa. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam.

"Hahaha! meskipun begitu mereka temanmu kan." Hyunjin kembali duduk di sebelah Yewon.

"Iya sih haha!"

Keduanya kini duduk dalam diam. Hyunjin sibuk sendiri dengan pikirannya. Ia bingung antara menanyakan masalah Yewon atau tidak. Hyunjin benar-benar penasaran. Ia yakin yang dilihat Yewon di supermarket tadi bukan papan diskon. Tapi ia takut jika Yewon menganggapnya terlalu ikut campur sementara dirinya tidak ada hubungan apa-apa.

"Yewon-ah!" Panggil Hyunjin pelan.

"Hem?"

"Tadi saat di--"

Drrtt drrttt~~

Hyunjin berhenti bicara saat suara dering ponselnya menginterupsi.

"Ne hyung?"

"Aku masih di apartemen Yewon."

"Baiklah aku akan segera pulang."

Setelahnya Hyunjin menutup panggilan Minhyun.

"Yewon-ah! Maafkan aku harus kembali sekarang. Ada urusan kantor yang harus aku bicarakan dengan Minhyun hyung."

Hyunjin menatap Yewon dengan tatapan bersalah. Ia juga tidak rela sebenarnya jika harus meninggalkan Yewon. Kesimpulannya Hyunjin masih ingin menikmati waktunya bersama Yewon.

Trust (Yewon-Hyunjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang