28

930 119 30
                                    


"Hyunjin! Hyunjin!"

"Ah i-iya. Maaf maaf." Hyunjin gelagapan kala Minhyun memanggil namanya. Ia baru sadar sudah melamun di tengah-tengah meeting.

"Kuharap kau bisa fokus Hyunjin." Minhyun

"Maafkan aku Direktur." Jawab Hyunjin sambil membungkuk ke arah Minhyun dan semua karyawan di ruangan.

"Baik kita lanjutkan lagi." Tegas Minhyun.

Hyunjin menghela nafas. Entah kenapa perasaannya mendadak gelisah semenjak meeting dimulai.

"Kau tak apa Hyung?" Bisik Jeongin disampingnya.

"Ani. Aku tidak apa-apa. Hanya sedikit kelelahan." Balas Hyunjin pelan.

Jeongin hanya mengangguk singkat sebagai balasan lalu kembali fokus pada meeting. Sementara Hyunjin mencoba sekuat tenaga untuk menenangkan pikiran dan memperhatikan meeting.

Drrtt drrrtt~

Baru saja dirinya berkonsentrasi, suara ponselnya kembali menginterupsi keadaan. Ia melihat layar ponselnya menampilkan nama Sinb. Hyunjin mengernyit, tidak biasanya Sinb menelponnya di saat jam kerja seperti ini.

"Maaf Direktur, aku ijin mengangkat telpon dulu."

"Hem, keluarlah." Jawab Minhyun singkat.

"Hal---"

"Halo Hyunjin! Yewon hilang!"

"APAAA?! Apa yang terjadi Sinb?"

"Entahlah aku juga tidak tau. Aku sedang di mobil lalu tiba-tiba staff menghubungi ku kalau Yewon tidak ada di mana pun. Aku juga baru akan memastikan semuanya."

"Kalian di studio?"

"Ani. Kami sedang pemotretan di sebelah utara sungai Han."

"Aku akan kesana."

"Eoh. Hati-hati."

Tut~

Hyunjin segera melesat keluar gedung menuju mobilnya. Ia mencari salah satu nomor di ponselnya lalu memencet tombol dial.

"Jeongin, sampaikan maafku pada Minhyun hyung. Aku tidak bisa melanjutkan meeting karena Sinb baru saja menghubungi ku kalau Yewon hilang. Aku titip semua pekerjaan padamu."

Setelah menghubungi Jeongin, Hyunjin segera melajukan mobilnya menuju tempat pemotretan. Hyunjin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Perasaannya benar-benar kalut. Ia tau sekarang apa sebabnya hatinya terus gelisah sejak tadi. Segala macam pikiran buruk sudah berseliweran di kepalanya dan Hyunjin sudah bersumpah akan membunuh siapa pun yang sudah berani menyakiti Yewonnya.

Lima belas menit kemudian mobil Hyunjin sudah sampai di tempat pemotretan karena tingkahnya yang berkendara dengan ugal-ugalan. Ia melihat para staff sudah berkumpul dengan wajah panik. Hyunjin menghampiri Sinb yang mondar mandir dengan ponsel di tangannya.

"Sinb-ah!"

"Hyunjin!"

"Bagaimana?"

"Belum ketemu. Yewon tidak ada di mana pun. Bagaimana ini Hyunjin?!" Sinb merengek dengan raut wajah hampir menangis.

"Tenanglah dulu. Apa kalian sudah menghubungi polisi?" Hyunjin berusaha tenang menghadapi Sinb walaupun disini sebenarnya dirinya yang paling kalut.

"Sudah. Mungkin sebentar lagi mereka sampai."

Hyunjin mengangguk lemas. Pikirannya sudah kemana-mana sekarang. Ia hanya bisa berharap Yewon baik-baik saja.


Trust (Yewon-Hyunjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang