14

1.2K 148 28
                                    



"Annyeong bibiiiiiii!!!"

Yuqi berlarian seperti anak kecil menghampiri Ny. Wong yang duduk di sofa.

"Yuqi! Aku merindukanmu sayang!"

"Aku jugaaaaa!"

Gadis cantik ini memeluk erat Ny. Wong, benar-benar seperti anak kecil.

Lucas yang melihat interaksi dua perempuan didepannya hanya mendecih bosan lalu berjalan ke kamarnya.

"Lu! Kau mau kemana?" Sembur Yuqi.

"Bukan urusanmu dasar cerewet!" Sahut Lucas tanpa menoleh.

Yuqi merengut mendengar jawaban dingin Lucas. Ia menghentak-hentakkan kakinya lalu bersedekap.

"Bibiiiiii! Lucas jahat!"

"Sudahlah sayang. Mungkin Lucas ada pekerjaan. Nanti juga dia turun. Sebaiknya sekarang kau makan ya! Aku akan memasakkan makanan kesukaanmu."

"Baiklah!" Yuqi mengangguk lesu menuruti Ny. Wong.





***





"HAHAHAHAHAHA!"

Suara tawa membahana di kamar inap Yewon. Yah beginilah jika para wanita berkumpul. Pasti mereka betah bergosip ria selama berjam-jam lamanya.

"Kau tau Sowon? Minhyun sewaktu kecil dulu pernah meminta kamar yang dipenuhi alat pembersih. Anak itu benar-benar maniak kebersihan, ia selalu jadi yang pertama mengomel jika ada hal kotor didepan matanya."

"Omooo! benarkah bibi? kupikir Minhyun  yang sekarang sudah parah, tapi ternyata masa kecilnya lebih parah lagi haha! Apa kebiasaannya yang mencari alat kebersihan setiap di mall sudah dari dulu juga bibi?"

"Tentu saja! Bahkan aku ingat dulu Minhyun kekeuh membawa pulang sebuah vacum cleaner otomatis. Minhyun benar-benar menyukainya, sampai-sampai ia memeluknya saat tidur."

"Hahahaha! Tak kusangka Direktur Hwang begitu. Andai saja Moonbin bisa seperti Direktur Hwang, aku tak perlu menyewa tukang bersih-bersih saat menikah nanti."

"Huuu! Dasar!" Eunha mencibir Sinb yang baru saja mengucapkan kata-kata nyeleneh.

"Apa Direktur Hwang masih menyimpan vacumnya sampai sekarang bibi?" Lanjut Eunha.

"Sayangnya tidak karena vacumnya sudah rusak gara-gara Hyunjin tak sengaja menginjaknya. Setelah itu Minhyun mendiami Hyunjin selama satu minggu penuh."

Dan semua kembali tertawa mendengar jawaban Ny. Hwang.

"Sepertinya aku benar-benar beruntung bibi mendapatkan Minhyun. Dia bisa bertanggung jawab dengan keadaan rumah nanti."

"Apa itu? Kalian sudah berencana menikah hemmmm?" Goda Sinb jahil.

"Ah eum ehm bu-bukan begitu ma-maksudku." Sowon langsung memerah dan merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya ia tidak sadar berbicara begitu di depan ibu kekasihnya sendiri. Kalau begini kan nanti dia bisa dikira terlalu agresif.

"Wae Sowon-ah! Kau tidak berniat menikah dengan putraku?" Ny. Hwang ikut-ikutan berpura-pura marah untuk menggoda Sowon.

"Bibi! Bukan begitu. A-aku kan malu."

Trust (Yewon-Hyunjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang