Senja memudar. Meninggalkan semburat merah dikaki langit. Menandakan bahwa kehadirannya akan digantikan oleh sang malam. Hangatnya suasana senja, akan segera digantikan dengan suasana sunyi yang mencekam. Membuat siapa saja akan ketakutan menghadapi malam. Seakan hadirnya malam tak pernah diinginkan. Tapi, malam tak sendiri. Aku pun sama. Kehadiranku tak diinginkan. Bahkan dengan orang yang sangat kuinginkan. Aku menginginkan dia, dia segalanya bagiku. Tapi dimatanya, aku bukan apa-apa. Bukan siapa-siapa. Aku hanyalah seorang gadis yang kehadirannya tak pernah diinginkan. Hanya seorang gadis biasa dari semua gadis luar biasa yang menginginkannya. Dan aku sadar, dia tak pernah menganggapku—lebih dari seorang teman biasa. Atau kemungkinan terparah, dia tak pernah menganggapku ada.
Wonogiri, 17 Desember 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
In Silent
Short Story[one short-story] Segenggam perasaan yang tak sempat diucapkan oleh kata. Penyesalan. Kekecewaan. Kesedihan. Cerita ini didedikasikan untuk seseorang yang sampai saat ini masih terus mengisi hatiku.