[11] Our time.

3.6K 497 27
                                    

***

Prilly itu sangat penuh dengan kejutan. Ali sampai sulit membaca fikiran gadis itu. "Prill, lo sadar nggak mau ngapain?"

Prilly mengentikan langkahnya, sekedar menunggu Ali yang berlari kecil menyusul nya. "Sadar, kita mau bolos." jawabnya begitu Ali sudah berada di sampingnya.

Ali mendengus sebal. "Ini yang terakhir,"

Prilly menoleh sekilas pada kekasihnya itu, lalu melangkah ringan ke arah gerbang sekolah. Ali membulatkan mata nya panik, "Prilly!"

"Mau kemana kamu?"

Cewek itu menampakkan senyum lebarnya ke arah satpam sekolah yang berjaga di depan gerbang, "kami mau keluar sebentar, Pak."

"Mau kemana?" Prilly mengulum bibirnya terlihat berfikir, sebelum Ali menyela nya. "Mau nyari bahan buat prakarya dikelas!" seru nya tanpa berfikir. Prilly reflek mengangguk.

"Mata pelajaran siapa?"

Ali menggenggam tangan Prilly, lalu menggandeng nya keluar sambil berteriak, "Pak Harry!"

sang satpam terdiam sejenak, sebelum ahkirnya berteriak marah karna di bohongi. "Pak Harry lagi ambil cuit seminggu! Kalian mau kemana?!"

Prilly tak bisa mengelak, jantung nya berdetak cepat karena takut. Ini pertama kalinya ia berbuat nakal.

"Kenapa? Lo nyesel?" suara Ali kembali menyadarkan Prilly, cewek itu berhenti sejenak untuk mengatur nafas nya. "Sedikit,"

"Udah gue bilang, harusnya nggak usah ngelakuin ini."

Prilly menatap Ali kesal. "Tapi aku ngelakuin ini demi kamu!" serunya. Ali mengangkat sebelah alisnya bingung. "Gue?"

"Aku nggak mau kamu kepikiran sama yang kemarin," tutur Prilly sedih. "biarin buat kali ini, aku ngelakuin sesuatu buat kamu."

Sebenarnya Ali tidak butuh ini semua. Prilly belajar dengan baik di sekolah itu sudah cukup membuat nya merasa lebih baik, bagaimanapun masa depan gadis itu harus cerah. Tapi, Ali juga tidak mau membuat Prilly merasa tidak di hargai. "Besok jangan begini lagi.." gumam nya.

Prilly mengangguk mengiyakan, lalu menggandeng tangan Ali, mengajak cowok itu berjalan tanpa tujuan. Entahlah, kalau bersama Ali... semua nya terasa lebih menyenangkan dan ringan.

Prilly tidak bisa membayangkan bagaimana kalau suatu saat nanti ia tidak bisa bersama Ali lagi. Mungkin~ Prilly tidak mau hidup lagi.

***

"Biar gue aja yang manjat."

"T-tapi Li-"

Ali menggeleng cepat, membuat Prilly bungkam seketika. "Pagar nya berkawat, bahaya kalo lo ikut naik!" ucapnya. Cowok itu menaikan satu kaki nya, menatap kembali ke arah Prilly. "tunggu di sini, ya?"

Mau tidak mau Prilly mengangguk patuh. Ini sudah jam 3 sore, mereka bolos seharian. Pasti besok akan ada surat panggilan untuk nya dan Ali.

Cewek itu bersadar di dinding belakang sekolah menunggu Ali yang sedang mengambil tas mereka berdua. Prilly tersenyum kecil mengingat hal yang mereka lakukan seharian. Ini pertama kalinya ia bebas seharian bersama Ali, rasa nya menyenangkan sekali.

Walau hanya berjalan-jalan, lalu membeli susu nasional yang sedang berhenti di pinggir jalan, hingga berakhir menaiki bus random sampai sore, tapi itu sangat berarti bagi Prilly.

Persetan dengan besok yang mungkin akan menegangkan, yang penting sekarang Prilly senang.

"Prill, tangkap tas nya!"

Prilly langsung berdiri tegak, bersiap-siap menangkap lemparan Ali.

"Siap?" tanya Ali dari balik tembok sekolah.

"Lempar, Li!" jawab Prilly.

Bruk!

Prilly memeluk tas nya dan milik Ali, sambil menunggu cowok itu memanjat keluar.

"Jatoh ke tanah nggak?" tanya Ali begitu melompat dari tembok.

"Nggak, aku jago kalo kamu lupa." Ali mencubit pipi Prilly, gemas dengan cengiran gadis itu. "Baru bolos sekali langsung berasa jagoan, ya?"

Prilly tertawa lepas mendengar nya. "nggak begitu!"

"Jangan jadi jagoan!" Ali masih kekeuh menggoda nya. "tapi kalo masih mau jadi jagoan, di hati gue aja, ya?"

Prilly membalas rangkulan Ali, sambil tertawa kecil. "Aku mau jadi rumah di hati kamu aja."

"Kenapa rumah?" tanya Ali bingung.

"Tempat kamu pulang kalo kamu cape sama semua masalah kamu."

Ali tertawa kencang mendengar itu. Gadisnya sudah pandai menggombal rupanya~ "siapa yang ngajarin?!"

Prilly tertawa ketika merasa tubuh nya melayang. Ali menggendong nya!

Demi Tuhan, jika Prilly bisa mengatur jalan takdirnya, ia hanya ingin seperti ini. Berdua bersama Ali, tanpa ada pengganggu.

Selamanya~

***

Stay at home semua♥️
Maaf aku baru bisa update, next time akan aku usahakan update terus supaya kalian betah quarantine nya ya🥰

Sehat-sehat kalian!

Jay.

Love You, Nerd! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang