Amnesia?

1.2K 100 1
                                    

Laki laki ini memasuki ruangan yang bertuliskan ICU, memakai baju khusus dan mendekati brankar yang di tiduri oleh wanita cantik yang sedang lemah tak berdaya, banyak selang di mana mana di tubuhnya. Ya siapa lagi kalau bukan Iqbaal.

Iqbaal menghampiri (Namakamu) dengan mata dan hidung yang memerah.

Iqbaal Pov On.

Gue sekarang di samping wanita yang paling gue sayang, di samping semesta gue. Kenapa dia harus berbaring di brankar ini dengan lemah tak berdaya. Dia gadis gue yang kuat yang slalu ceria, tapi sekarang, dia disini, dan di tubuh dia banyak dipenuhi selang selang medis.Dia yang selama ini gue tunggu kepulangannya tapi pas dia pulang kenapa gini? Gue nggak kuat sumpah, dan cairan di mata gue lolos keluar.

"Kamu bangun (Nam)... Maafin akuu, aku nyesel, bangun (nam) hikss kalo kamu bangun hikss aku janji bakal turutin semua kamauan kamu tapi pliss hikss bangun semesta..." Lirih gue sambil nyatuin kening gue sama dia.

"Cabi... ada cajing disini... cabi boleh kok marahin cajing, pukul cajing, cabi boleh maki maki cajing, luapin unek unek cabi ke cajing, cajing bakal diem aja, semesta... bangun... Nggak kasian liat semua orang sedih nungguin kamu sadar? Kamu harus kuat, kamu pasti bisa ngelawan masa kritis kamu..."

Gue genggem tangan dia, gue cium kening dia berulang kali... mungkin ini beruntung bagi gue karna bisa sedekat ini sama dia. Karna kalo dia nggak gini belom tentu gue deket gini. Tapi gue juga sakit ngeliat dia disini.

*cklek* gue noleh tu siapa yang buka eh ternyata dokter sama suster 2.

"Permisi mas, boleh keluar sebentar? Pasien akan kami periksa dulu" Gue ngangguk aja, Eth dah ni dokter gue kan masih pengen lama lama sama semesta gue. Kayak gak pernah ngerti anak muda aja _-

Pas gue keluar terus nutup pintu, yakale aja nggak gue tutup:" Bunda bilang,

"Ale pulang yuk udah malem, kamu kan besok mau terbang" yee dikira gue burung punya sayap, eth dah bunda.

"Tapi bun..." gue nggak mau sumpah, masih pengen nemenin semesta gue...

"Nak Iqbaal, bener apa kata bunda kamu, kamu pulang aja dulu... besok kan mau kerja, ntar kalo udah selesai penerbangannya kamu boleh kok kesini lagi nemenin (Namakamu)" yahh camer gue udah mulai ikut ngomong, tapi bener juga sih gue kan besok ada jadwal penerbangan. Dan akhirnya gue ngangguk terus gue sama Bunda pamit pulang deh.

Author POV On.

Setelah Iqbaal dan Bunda pamit pulang Aldi dan Ojan juga berencana pulang.

"Kipe, Tante, Om kita pamit pulang ya..."

"Eh iya makasih yaa, kalian pulang hati hati, Salsha Nami juga pulang?" Tanya Mama Marissa.

"Namira pulang ya Ma, besok Nami kesini lagi..."

"Iya sayang makasih yaa..." Namira pun mengangguk dan tersenyum.

Salsha yang daritadi melamun tidak mendengar ucapan Mama. Seakan mengerti tatapan Mama Marissa,

"Salsha..." Panggil Namira menyadarkan Salsha.

"Eh iya" Salsha tersentak kaget. "Kenapa?" Tanya Salsha.

"Aku, Ojan, Namira mau pulang, kamu juga yuk pulang udah malem." Kata Aldi dengan penuh lembut. Mendengar ucapan Aldi, Salsha hanya menggeleng, Mama Marissa pun menghampiri Salsha dan mengelus rambut Salsha.

"Salsha pulang ya udah malem, nanti dicariin sama bunda lho... besok Salsha mau dateng pagi' kesini juga boleh ya sayang" dan dengan terpaksa Salsha menganggukkan kepalanya. 2 couple itu pun melangkahkan kaki meninggalkan ruang ICU, dan mereka sudah ditelan oleh lorong rumah sakit.

Because Love (IDR) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang