Berita buruk?

850 87 0
                                    

"Tunggu. Dia yg waktu kita SMA itu kan? Yg gue tanya dia cewe lo ato bukan?"

"Iya dia cewe gue. Dan gara gara lo dia ninggalin gue." Setelah mengucapkan itu Iqbaal pergi dengan (Namakamu) yg pingsan dan masih berada digendongannya sedangkan Steffi, menatap Iqbaal yg kini kian menjauh dengan tatapan bertanya, salah gue apa?

~~~

*tap tap tap*

"Baal gimana kondisi (Namakamu)?"
Tanya Pria yang baru datang tadi kepada seseorang yang dipanggil "Baal" dan pasti kalian tau kan? Iya. Iqbaal. Siapa lagi memangnya?😂

Baru saja Iqbaal ingin membuka mulutnya untuk menjawab namun ada suara yang mengalihkan perhatiannya:v

*ceklek*

Iqbaal dan pria itu menoleh ternyata dokter yang keluar langsung saja mereka menghampiri Dokter tersebut.

"Dok gimana keadaan adik saya?"
Ya Pria yang tadi dateng itu Kipe.

"Keadaan Adik Anda baik baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan" Jawab Dokter tersebut dengan senyum manisnya:v

"Alhamdulillah" Ucap Kipe dan Iqbaal serempak, raut wajah yang tadinya khawatir kini berubah menjadi berbinar karna kondisi (Namakamu) yang baik baik saja.

"Kita boleh masuk dok?" Tanya Iqbaal yang sepertinya tidak sabar melihat sang pujaan hati:v

"Boleh, tapi setelah dipindahin ke ruang inap ya, kalau gitu saya permisi dulu"

"Baik dok terimakasih" mendengar ucapan mereka sang dokter hanya tersenyum seraya menganggukkan kepalanya dan melenggang pergi:v

....

*ceklek*

Dua pria ini memasuki kamar inap bertuliskan VIP R.Mawar, siapa lagi kalo bukan Kipe dan Iqbaal. Mereka berjalan mendekati Brankar Rumah Sakit dan yang sudah kalian tau diatasnya ada (Namakamu).

"Dek.." lirih Kipe sambil tersenyum dan mengecup singkat kening adiknya itu. Iqbaal tersenyum melihay perilaku Kipe terhadap (Namakamu). Mempunyai kakak yang sangat sayang kepada diri kita itu memang mengasyikkan dan untungnya Iqbaal merasakan itu. Mempunyai Kakak perempuan dan Abang laki laki tentunya. Yang sangat sayang kepadanya meski mereka sering berdebat masalah sepele.

Iqbaal mengusap kepala (Namakamu) yang terbungkus dengan jilbab itu dengan pelan, supaya tidak mengusik (Namakamu) yang sepertinya sedang kelelahan karna dari tadi belum bangun.

*ceklek*

Mereka menatap heran wanita ber jas dokter yang baru masuk ini, bagaimana Ia bisa tau bahwa (Namakamu) ada disini? Bahkan orang tua Kipe dan (Namakamu) pun belum diberitahu.

"(Namakamu)" Ucap Wanita itu ketika sudah disamping brankar (Namakamu).

"Gimana lo bisa disini dek?" Tanya Kipe pelan.

"Tadi Danty liat kalian makanya langsung susulin" iya wanita tadi Danty:v

"(Namakamu) kenapa lagi A'? Tanya Dianty pelan sambil mengusap kepala (Namakamu).

"Baal?" Panggil Kipe dengan nada bertanya, seolah mengerti Iqbaal pun menceritakan kronologis yang terjadi di taman tadi. Mendengar ucapan Iqbaal muka Dianty yang tadinya memerah karna merasa sedih kini digantikan dengan menahan rasa amarah.

"Lo!" Ucap Dianty sambil menggepalkan tangannya di depan muka Iqbaal seakan merasa geram. Dan detik berikutnya Ia menurunkan tangannya kembali.

"Lo tau kan (Namakamu) itu lagi sakit! Lo harusnya bisa jagain (Namakamu)! Lo harusnya bisa nyegah (Namakamu) biar gak ketemu Cewek sialan itu! L~"

"Nama dia Steffi Dan!" Potong Iqbaal dengan nada yang sedikit Ia tinggikan. Melihat respon Iqbaal Dianty terkekeh sinis.

"Udah dek udah" Ucap Kipe dengan lembut seraya mengusap bahu Dianty, namun langsung ditepis. Melihat perilaku Dianty yang kasar kepadanya itu tidak masalah bagi Kipe karna Dianty sedang emosi.

"Peduli apa gue sama nama dia. Yang gue tau.dia itu cewe sialan yang udah ngerebut kebahagiaan sahabat gue."

"Dia gak salah Dan. Saat itu gue yang salah. Dia gak tau apa apa."

"Oh? Lo masih mau belain dia? Hah? Lo masih suka sama dia? Jawab gue baal! Kalo lo masih suka sama dia kenapa lo sekarang deketin (Namakamu)?! Mending lo kejer cewek sialan itu! Atau jangan jangan lo sengaja temuin (Namakamu) sama tu Cewe biar (Namakamu) sakit? Hah?!"

"Danty gue gak tau kalo ada dia. Gue gak tau. Kalaupun gue tau gue gak bakal setega itu..."

"Udah deh udah. Kalian gak kasian apa sama (Namakamu). Hah?. Ka~" Ucapan Kipe yang pelan namun penuh penekanan itu terpotong.

"Shh"

Mereka menoleh terdapat (Namakamu) yang mulai sadar

"Dek kamu gak apa apa kan?" (Namakamu) menganggukkan kepalanya seraya memengang tangan Kipe.

"(Nam)? Lo gak kenapa napa kan? Ato ada yang sakit? Kepala lo masih pusing?" Mendengar ribuan pertanyaan dari Dianty sontak saja membuat (Namakamu) dan Kipe tersenyum geli sedangkan Iqbaal hanya tersenyum tipis. Tapi sepertinya (Namakamu) belum menyadari akan kehadiran Iqbaal.

"Gue nggak papa kali Dan, udah deh lebay amat. Lagian gue gak sakit apa apa" Jawab (Namakamu) sembari tertawa namun ketawa nya memudar ketika melihat pria disamping kanannya. Seakan takut melihat Iqbaal, (Namakamu) menggeserkan kan badannya mendekat kearah Kipe, lalu memeluk erat tangan Kipe. Melihat tingkah (Namakamu) semuanya menatap heran.

"Kamu kenapa hey, aku fakhri" Tanya Iqbaal lembut dan tangannya yang Ia panjangkan ingin mengusap kepala (Namakamu) namun langsung ditepis oleh (Namakamu).

"Iqbaal! Gue gak mau ketemu sama lo! Lo pergi!" Mereka semua terkejut mendengar pernyataan (Namakamu). Ada perasaan Bahagia karna ingatan (Namakamu) sudah kembali, namun Iqbaal harus menerima dua rasa, yang pertama manis, bahagia karna (Namakamu) mengingat nya kembali dan termasuk kenangan kenangan mereka. Dan yang kedua pahit, sedih karna menerima fakta bahwa (Namakamu) masih belum memaafkan dan menerima dirinya kembali untuk memasuki ke hidupan (Namakamu).

"Sa..ya..yang a..aku" Ucap Iqbaal terbata bata karna sembari menahan rasa sesak di dadanya.

"Aa'... tolong usir dia... Dan... please..." Ucap (Namakamu) lirih sembari menatap Kipe dan Dianty bergantian.

"Baal, maaf tapi ini belum saatnya, gue mohon lo pulang"

"Tapi A'.."

"Lo denger gak sih? (Namakamu) gak mau ketemu sama lo, lo punya otak kan? Kalo udah diusir ya pergi!" Dan saat mendengar ucapan Dianty, Iqbaal melangkahkan kaki nya lunglai menuju pintu untuk keluar, namun sebelum itu

"Besok pagi jam 8 aku ada jadwal penerbangan, doain ya supaya aku bisa cepet pulang dan semoga bisa ketemu kamu lagi, I will miss you" dan setelah mengucapakan itu Iqbaal pergi dari ruangan itu, tersisa lah Kipe dan Dianty yang berusaha menenangkan (Namakamu).

~~~

Hari sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB, penghuni ruangan ini sedang berberes untuk kembali kerumah mereka. Setelah selesai mereka pun melangkahkan kaki menuju parkiran mobil.

"A' Mama sama Papa gak tau kalo adek disini?" Tanya (Namakamu) kepada Kipe disela sela perjalanan mereka. Sontak saja membuat Kipe menggeleng.

"Lho kenapa?" Tanya (Namakamu) heran.















~To Be Continue"












Halooo readerss, pada kangen aku gak? Eh cerita nya maksudnya hehehe , maaf yaaa buat kalian lama nunggu *emangadayangnungguin?:v dikarenakan otak ini belum ada inspirasinyaaa huuu sedih akutuu:"

Udah gitu ajaa jangan lupa vote nya readerss sayanggg kalo kalian comment ,terus like nya 20+. langsung aku kasih 1 part lagi 😚😚😙😍😍

#SalamPinkyy:*

Because Love (IDR) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang