Chapter 25

775 58 2
                                    

Sehun melepaskan genggamanya pada tangan Mark, Lalu beranjak dari duduknya. Setelah memastikan Mark masih nyenyak dalam tidurnya, dia meninggalkan Mark sendirian. Sehun ingin melihat kondisi Jaebum.

Dia keluar dari ruangan Mark, Sehun pergi ke kamar rawat Jaebum yang hanya berjarak beberapa kamar saja dari ruangan Mark. Jadi Sehun bisa sedikit lebih tenang untuk meninggalkan Mark.

Tanpa Sehun sadari, Mark yang dia pikir masih tidur, ternyata sudah bangun dari tidurnya. Dia mencabut jarum infus yang ada dipergelangan tanganya. Mark mendesis saat rasa perih dia rasakan ketika infus itu sudah tercabut.

Dengan perlahan Mark bangun dari tidurnya, dengan sangat perlahan Mark mulai melangkahkan kakinya menuju pintu. Dia ingin menemui hyungnya, walaupun tubuhnya masih terasa lemas namun Mark tidak memperdulikanya.

Mark berjalan dengan sangat pelan, dia tidak ingin sampai samchonnya menyadari keberadaanya. Sesekali Mark berhenti untuk sekedar mengatur nafasnya, dadanya kembali terasa sesak. Setelah merasa lebih baik, Mark kembali melanjutkan langkahnya. Tinggal beberapa kamar lagi dia sampai di kamar hyungnya.

Setelah tidak melihat samchonnya lagi, Mark segera mempercepat langkahnya. Dia sudah tidak sabar untuk menemui hyungnya. Mark yakin disana pasti ada daddynya, entah apa yang akan daddynya lakukan padanya lagi nanti.

Mark membuka pintu ruangan hyungnya dengan perlahan, disana dia melihat daddy dan samchonnya sedang membicarakan sesuatu. Dia semakin mendekat untuk mendengarkan percakapan daddy dan samchonnya.

Skip......

Sehun segera masuk ke dalam ruangan Jaebum, dia ingin melihat keadaan keponakan sulungnya itu. Dia melihat hyungnya sudah ada disana dengan mengenggam tangan Jaebum.

"Hyung......"panggilnya.

Kris menoleh saat mendengar sesorang memanggilnya. Dia melihat dongsaengnya sudah ada dibelakangnya. Kapan Sehun masuk kemari?, pikir Kris. "Kapan kau datang Hun?" tanyanya.

"Baru saja hyung, setelah menemani Mark dan bertemu dengan Suho hyung aku langsung kesini" jawab Sehun.

"Kenapa kau masih saja mengurusi anak sialan itu. Karena dia putraku jadi seperti ini".

"Mark juga putra mu hyung, dia juga sedang sakit sekarang. Apa kau tidak mengkhawatirkannya?".

"aku tidak peduli, walau dia sakit atau mati sekalipun aku tidak akan pernah peduli padanya" jawaban Kris membuat Sehun terdiam. Dia menatap sendu kearah hyungnya. Andai kau tau hyung, putra bungsumu itu sedang sakit parah sekarang. Dia juga membutuhkanmu, aku tidak ingin kau menyesal hyung.

"Kenapa kau jadi diam sekarang" tanya Kris saat tidak mendapat respon dari Sehun, dongsaengnya itu malah terdiam sambil menatap dalam kearahnya.

"Tidak hyung, bagaimana kondisi Jaebum sekarang?".

"Kata uisa keadaan Jaebum sangat kritis sekarang, benturan keras yang dialaminya membuat kedua ginjalnya hancur. Kita harus segera mencari donor untuk menyelamatkannya" jelas Kris sedih.

"Ya Tuhan.........Kenapa bisa semua ini terjadi, hyung?".

"Seandainya saja Jaebum tidak menemui anak sial itu, mungkin dia tidak akan terbaring disini".

"Kenapa kau selalu menyalahkan Mark, hyung? Ini takdir hyung, Mark bahkan kita semua juga tidak menginginkan hal ini terjadi pada Jaebum" kesal Sehun.

"Kau selalu membela anak itu".

"Aku tidak membelanya hyung, semua ini memang terjadi karena takdir Tuhan. Bukan karena Mark atau yang lainnya".

"Terserah kau saja Hun, hyung lelah berdebat denganmu".

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang