"Jae, samchon ingin ke kantin dulu untuk membeli makan malam kita. Kau ingin makan apa, nanti samchon belikan?" tanya Sehun sambil beranjak dari duduknya.
"Samakan dengan samchon saja, aku akan membangunkan Mark dulu" jawab Jaebum.
"Baiklah" kata Sehun lalu meninggalkan kamar rawat Mark. Sedangkan Jaebum berusaha membangunkan dongsaengnya, karena sebentar lagi perawat akan mengantarkan makan malam dongsaengnya.
"Saeng,,,,ayo bangun" ucap Jaebum sambil menepuk pelan pipi dongsaengnya. Dia menunggu beberapa saat, namun dongsaengnya itu tidak kunjung bangun juga.
"Markeu, ayo bangun saeng!. Waktunya makan malam" ucapnya lagi, kali ini sedikit lebih keras.
"Eungh...." lenguh Mark, lalu mengerjapkan kedua matanya.
"Ayo bangun saeng, saatnya makan malam".
"Tapi aku masih mengantuk hyung" ucap Mark lalu menutup matanya kembali.
"Kau bisa tidur lagi nanti, tapi sekarang kau harus makan saeng. Sebentar lagi Suho samchon akan memeriksa mu".
"Aku mau mandi dulu hyung, badan ku lengket semua".
"Kau tidak boleh mandi dulu, biar hyung yang membasuh tubuhmu?"
"Tapi hyung......"
"Tidak ada tapi-tapian Mark. Kau diam saja disini, hyung mau mengambil air dikamar mandi" setelah itu Jaebum pergi ke kamar mandi yang ada dipojok ruang rawat Mark, lalu dia keluar sambil membawa sebaskom air hangat untuk membersihkan tubuh adiknya.
"Sini saeng, hyung akan membersihkan tubuh mu" ucap Jaebum lalu mulai membasuh setiap anggota tubuh dongsaengnya dengan sangat lembut dan hati-hati agar tidak menyentuh peralatan medis yang digunakan oleh Mark.
Sedangkan Mark hanya diam saja, dia memperhatikan wajah hyungnya, betapa Mark mengagumi wajah itu. Wajah hyungnya begitu tampan seperti daddy nya, sorot matanya begitu teduh penuh ketulusan. Mark sangat bersyukur mempunyai hyung seperti Jaebum.
"Sudah saeng...." ucap Jaebum setelah menyelesaikan pekerjaan nya, dia kemudian membawa baskom air itu ke kamar mandi untuk membuang nya.
"Gomawo hyung..." ucap Mark.
Setelah selesai, Jaebum kembali duduk disamping Mark, mengambil bubur yang sudah disiapkan oleh perawat untuk dongsaengnya.
"Buka mulut mu saeng!" ucap Jaebum sambil memberikan sesendok bubur kepada Mark, yang langsung diterima oleh dongsaengnya itu tanpa protes, tumben sekali pikir Jaebum.
Walau sedikit heran dengan tingkah dongsaengnya, namun Jaebum tetap tersenyum melihat Mark mau memakan makananya.
"Hyung tidak makan?" tanya Mark.
"Nanti saeng, Sehun samchon masih membeli makanan di kantin.
"Kenapa hyung sudah pulang? Bukannya hyung seharusnya pulang dua hari lagi"
"Bagaimana hyung tidak pulang, setelah mengetahui kau dirawat disini".
"Lalu bagaimana dengan tugas hyung?"
"Kau tenang saja saeng, ada Jackson dan Jinyoung yang mengerjakanya. Lagian tugasnya tinggal sedikit lagi selesai"
"Pasti aku sangat merepotkan, kan hyung?" ucap Mark sambil menatap hyungnya sedih.
Jaebum terenyuh mendengar perkataan dongsaengnya itu apalagi melihat mata dongsaengnya yang menatap dirinya penuh kesedihan. Kenapa Mark selalu berpikir kalau dirinya itu menyusahkan, padahal tidak pernah terbesit sedikitpun dalam pikiran Jaebum kalau dia merasa kesusahan merawat adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family
Teen FictionSeorang anak yang menginginkan pengakuan dan kasih sayang daddy nya. Walaupun dia harus menukar seluruh waktu yang dia miliki untuk sebuah pelukan dari daddy nya dia rela.