Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini Mark akan melakukan operasi pencangkokan ginjal untuk hyungnya. Dia sudah siap untuk melakukannya, Mark tidak peduli apa yang akan terjadi padanya nanti yang penting adalah hyungnya bisa sembuh kembali.
Saat ini Mark sudah ada di ruang operasi, tinggal menunggu kedatangan hyungnya, maka operasi ini akan segera dilakukan.
Tadi sang halmonie kembali membujuknya untuk membatalkan niatnya, namun Mark masih teguh dengan pendiriannya. Dia tidak mungkin membatalkan operasi ini, karena keselamatan hyungnya sedang dipertaruhkan saat ini.
Pintu ruang operasi terbuka, terlihat beberapa perawat mendorong brankar yang ada tubuh hyungnya diatasnya. Mark mencelos melihat keadaan hyungnya, dia tidak tega melihat keadaan hyungnya. Hyungnya yang selalu melindunginya kini tergolek lemah tak berdaya.
Tak lama kemudian Kim uisa masuk dengan pakaian hijau lengkap dengan peralatan nya. Kim uisa menghampiri ranjang Mark. "Apa kau sudah siap, Mark ssi?" tanya Kim uisa.
"Saya sudah siap uisa" jawab Mark dengan tegas. Setelah mendengar jawaban Mark, Kim uisa menyuruh salah satu perawat untuk memberikan suntikan bius pada Mark.
Perawat itu segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Kim uisa, setelah memberikan bius pada Mark, perawat itu juga memasangkan masker oksigen serta infus pada Mark.
Mark pun menutup matanya, namun sebelum kesadaranya hilang sepenuhnya, Mark berdoa kepada Tuhan agar memberikan kelancaran pada proses operasi ini, sehingga sang hyung bisa segera sembuh.
Operasi pun dimulai, Kim uisa mrlakukan tugasnya dengan sangat baik, dia sangat berhati-hati dalam melakukan operasi kali ini, Kim uisa tidak ingin melakukan kesalahan walau itu kesalahan kecil, karena itu dapat berakibat fatal bagi kedua pasiennya.
Skip.....
Sementara di dalam Kim uisa sedang berjuang untuk menyelamatkan kedua pasiennya, di depan ruang operasi Kris, Sehun, dan kedua orang tuannya sedang menunggu dengan perasaan cemas. Bila Kris hanya mencemaskan putranya, beda lagi dengan ketiga orang lainnya. Sehun dan kedua orang tuanya lebih mencemaskan keadaan Mark. Bukan berarti mereka tidak mencemaskan Jaebum, tapi melihat keadaan Mark yang jauh lebih parah dibanding Jaebum, membuat rasa khawatir mereka jauh lebih besar.
Kris tidak berhenti mondar mandir di depan ruang operasi, dia sangat memcemaskan keadaan putranya, tanpa Kris sadari, bukan hanya satu putranya yang berada dalam ruang operasi, tapi kedua putranya yang ada di dalam.
"Duduklah Kris, mommy pusing melihatmu mondar mandir daritadi" ucap Kibum, dia kesal melihat kelakukan putra sulungnya yang tidak bisa diam itu.
"Mianhae mom, aku sangat mengkhawatirkan putraku" jawab Kris lalu mendudukan dirinya disamping Sehun.
"Bukan hanya kau saja yang khawatir Kris, tapi kami juga sangat mengkhawatirkan Jaebum dan Mark".
"Tenanglah hyung, Jaebum pasti dapat melewati semua ini. Sebaiknya kau berdoa untuk kelancaran operasi nya" kata Sehun. "Dan aku juga berharap Markeu dapat melalui operasi ini, aku tidak ingin kehilangan nya" lanjut Sehun dalam hati.
"Ne Hun, semoga Bumie bisa melewati semua ini. Aku tidak ingin melihatnya kesakitan seperti ini lagi" jawab Kris.
"Seandainya kau tau hyung, kalau Jaebum bisa sembuh mungkin kau bisa kehilangan putramu yang lain" ucap Sehun dalam hati.
Waktu berjalan dengan sangat lambat bagi mereka, tiga jam berlalu namun belum ada tanda-tanda operasi nya akan selesai. Kecemasan semakin besar mereka rasakan.
Akhirnya lampu ruang operasi padam, artinya operasinya sudah selesai. Kris segera bergegas menghampiri Kim uisa yang baru keluar dari ruang operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family
Teen FictionSeorang anak yang menginginkan pengakuan dan kasih sayang daddy nya. Walaupun dia harus menukar seluruh waktu yang dia miliki untuk sebuah pelukan dari daddy nya dia rela.