Chapter 10

813 58 0
                                        

Mark membuka matanya, dia silau dengan sinar mentari yang masuk ke kamarnya. Dia melihat ke arah jam dinding yang ada di kamarnya. Mark mendesah saat melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Pasti hyungnya sengaja tidak membangunkanya. Mark mencoba bangun dari tempat tidurnya, namun usahanya gagal saat sakit di kepalanya kembali menyerangnya.

"Akh..." rintih Mark

Mark berusaha bangkit lagi, walaupun tubuhnya lemas. Dia tidak ingin membuat hyungnya kesusahan bila melihat keadaan saat ini. Sudah cukup selama ini hyungnya merawat dirinya tanpa memperdulikan dirinya sendiri. Setelah berusaha sedikit keras akhirnya Mark berhasil membuat dirinya duduk di ranjangnya. Dia kemudian berusaha mengambil air minum yang ada di nakas samping ranjangnya. Namun sebelum tanganya sempat memegang nya gelas itu sudah jatuh lebih dulu dan memimbulkan suara pecahan kaca yang cukup keras.

Pyar.......

Mark mendesah lagi saat mendengar suara gelas dengan lantai yang cukup yakin. Dia yakin sebentar lagi pasti ada seseorang yang akan datang, saat mendengar suara pecahan gelas tadi.

Brak.....

Suara dobrakan pintu mengagetkan Mark, walaupun dia sudah bisa memperkirakan nya namun tetap saja membuat kaget.

"SAENG...." teriak Jaebum sambil membuka pintu kamar dongsaengnya dengan keras.

Mark melihat ke arah pintu, disana hyungnya membuka pintu kamarnya dengan sangat keras. Dia pasti membuat hyungnya khawatir lagi.

"Kau kenapa saeng?" tanya Jaebum saat melihat dongsaeng nya itu sedang duduk menyandar di kepala ranjang dengan pecahan gelas yang ada di sekeliling ranjang dongsaengnya.

"Mianhae hyung, aku tidak sengaja menyenggol gelas nya".

"Tidak apa-apa saeng, gelasnya tidak penting. Yang penting itu dirimu, apa kau terluka saeng?" kata Jaebum sambil memdekati ranjang dongsaengnya dengan hati-hati karena pecahan gelas masih berserakan di sekitarnya.

"Aku tidak apa-apa hyung, hyung tidak perlu khawatir" jawab Mark berusaha menenangkan hyungnya.

"Kenapa kau tidak memanggil hyung saeng, kalau kau terluka bagaimana?".

"Aku tidak ingin menyusahkanmu lagi hyung" jawab Mark lirih.

"Saeng lihat hyung!... Apa pernah hyung merasa disusahkan olehmu? Hyung ini hyung mu saeng. Hyung tidak pernah merasa kesusahan dalam merawatmu" ucap Jaebum tegas. Dia tidak ingin membuat dongsaengnya selalu merasa kalau dirinya itu menyusahkan dan menjadi beban untuk dirinya.

"Mianhae hyung"

"Kau tidak usah minta maaf saeng, hyung hanya tidak ingin kau mengatakan kalau dirimu itu menyusahkan. Hyung tidak suka mendengarnya".

"Ne hyung....Aku sangat bersyukur memiliki hyung seperti Bumie hyung, aku menyayangimu hyung" ucap Mark sambil memeluk hyungnya.

"Hyung juga sangat bersyukur memiliki dongsaeng sepertimu saeng. Hyung juga sangat menyayangi mu" jawab Jaebum sambil memeluk erat dongsaengnya.

"Bagaimana kondisimu sekarang saeng? Apa kepala mu sudah tidak sakit lagi?" tanya Jaebum setelah melepaskan pelukan mereka.

"Kepala ku sudah tidak sakit, jadi hyung tidak usah cemas lagi" jawab Mark bohong, karena nyatanya Mark masih merasakan sakit itu.

"Kita ke rumah sakit ya saeng!" ajak Jaebum.

"Kenapa kita harus kesana hyung" bingung Mark.

"Kata Suho samchon kau harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut, samchon takut kalau ada pendarahan dalam kepalamu" jelas Mark.

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang